Mengapa anda membenci agama saya ?
Malam ini sehabis hujan mengguyur Kota Pekanbaru dan gua udah nyampe di rumah dari acara hurr herrr hurr herrr cari inspirasi dan tak lupa tadi sore menyempatkan menikmati segelas es cendol. Hmmm...apa yang dicari dan apa yang didengar kayaknya malam ini klop. Gua resah dan gelisah mirip Obbie Mesakh, penyanyi 80-an yang resah dan gelisah menunggu si pacar sampai malu sama semut merah yang berbaris di dinding. Gua ??? Resah dan gelisah menunggu giliran kapan gua bahagia, eleh ! Soalnya akhir-akhir ini masalah demi masalah beruntun menghampiri gua dan gua merasa udah terlalu lebai menjalani penderitaan ini tapi kok ada orang yang ngak merasa lebai semena-mena ke gua. Dari zaman dulu doi terus yang menjadi peran utama antagonis dalam hidup gua, hhhh....pegal hati, pegal otak dan pegal semua-muanya....
Ketika menjelang magrib gua menyusuri jalan pulang ke rumah, gua mendengar siaran radio dan satu ayat ini terasa pas buat gua hari ini.....
Bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa
Si penyiar mengutip terjemahan Surat Al Baqarah ayat 177 selesai azan magrib berkumandang di radio tersebut dan selama perjalanan menuju ke rumah, tiba-tiba gua jadi orang yang bertakwa, hahhhhhh...hahahahaha, ngaklah, sekedar "siraman air hujan" yang menyejukkan di hati gua yang gersang, tandus, penuh pu'un kaktus dengan beberapa unta menghiasi halamannya. Udah mirip padang pasir hati dedek, bang. Hehehehe....lebai ah...., "dikit-dikit ngutip ayat," kata Jeng Kelin. "Mentang-mentang ditebak aplikasi efbi, kalau situ mirip Mamah Dedeh..." sambung Jeng Kelin lagi dan lagi-lagi buat jengkel. Maaf ya panggilan unyu-unyu gua..."Dedek" bukan "Dedeh".
Btw busway....setandus-tandus, segersang-gersangnya hati gua, ternyata mendengar kutipan surat Quran yang ngak sengaja gua dengar melalui radio buat hati gua sedikit adem, apalagi membaca statusmu tentang damai di langit dan bumi serta segala isinya... Hati gua makin terasa sejukkkkk. Tidak seperti kemarin, memojokin agama orang mulu tanpa mengukur sudah seberapa baikkah anda menjalani agamamu sendiri tanpa mencampuri agama orang lain, mulai dari cara beribadah dengan alam semestanya... Apakah kamu penjelmaan
Snouck Hurgronje ????
-------------------------------------------------------
Snouck Hurgronje, Islam, dan Aceh
Sumber : http://aceh.tribunnews.com/2015/03/06/snouck-hurgronje-islam-dan-aceh
Snouck Hurgronje (1857-1936) adalah seorang ilmuan
Belanda yang diakui sebagai pelaku dan pencatat sejarah yang telah memberikan
sumbangan paling berharga dalam memahami lika-liku politik pemerintahan Hindia
Belanda di Indonesia. Di lain sisi, orang sampai hari ini masih mencaci-maki
Snouck karena dianggap ia telah mempermainkan agama Islam untuk kepentingan
politik Kolonial Belanda di Indonesia termasuk di Aceh.
Karena itulah Snouck Hurgronje dianggap
sebagai biang dari munculnya konflik-konflik pemahaman Islam di Indonesia.
Snouck Hurgronje dilahirkan di Oosterhout pada 8 Februari 1857 dan meninggal di Leiden 15 Juni 1936. la dibesarkan di tengah keluarga
pendeta terkemuka Protestan yang sangat konvensional dan ortodok. Snouck
belajar di Leiden yang lingkungannya saat itu sudah sangat liberal.
Karena pengaruh itu, agama Islam dianggap
sebagai suatu bentuk degenerasi kebudayaan yang oleh kalangan Kristiani di
Leiden (tempat Snouck belajar) dianggap sebagai “hukuman Tuhan” atas segala
dosa kaum Nasrani. Artinya, agama dan budaya Eropa dalam pemahaman mereka lebih
unggul dari pada agama budaya yang berkembang di dunia Timur (oriental).
Sebagai sarjana dan pakar Islamologi, Snouck
pada 1894 mendapatkan semacam tugas dari Kementerian Urusan Jajahan Negeri
Belanda untuk belajar bahasa Melayu ke Arab. Selama di Arab, enam bulan pertama
Snouck tinggal di Jeddah, la berhasil bergaul dengan ulama-ulama asal Nusantara
(Indonesia) sambil terus belajar bahasa Melayu. Seorang ulama Nusantara yang
paling dekat dengan Snouck di Jeddah waktu itu adalah Reden Aboe Bakar
Djajadiningrat asal Priangan, Jawa Barat. Malah atas saran dan bujukan Aboe
Bakar ini Snouck Hurgronjen kemudian masuk agama Islam di rumah Aboe Bakar di
Jeddah pada 4 Januari 1885. Dan bahkan yang memberikan nama Abdul Ghafar untuk
Snouck Hurgronje setelah masuk agama Islam ialah Raden Aboe Bakar itu.
Berita Snouck masuk Islam di Arab yang
berganti nama Abdul Ghafar menjadi berita santer di kalangan orientalis dunia.
Mereka seakan tak percaya kalau Snouck Hurgronje telah masuk Islam secara
terang-terangan. Sebab mereka (para orientalis) ini belum menemukan dukumen
resmi pengukuhan Snouck masuk Islam. Karena yang mereka tahu Snouck pergi ke
Arab (Mekkah) bukan untuk masuk Islam, melainkan untuk belajar agama Islam.
----------------------------------------------------------------------------
Apakah kamu
Snouck
Hurgronje era modern ?? Seluas matamu memandang tersirat seperti gaya Snouck Hurgronje ! Baper atau lucunya sebuah agama, surga atau neraka yang menjadi tujuan, negara aja menjamin penduduknya bebas merdeka menjalankan ibadahnya sesuai agamanya, kamu kok ngak menjamin dirimu untuk tidak ikut mencampuri ibadah/agama orang lain !!! Jangan-jangan hasil penelitian ini agak meleset................
---------------------------------------------------------------------------
SURVEI : GENERASI INDONESIA PALING BAHAGIA
Sumber : https://cantik.tempo.co/read/news/2017/02/10/330845296/survei-generasi-muda-indonesia-paling-bahagia
Anak muda di Indonesia termasuk yang paling bahagia di dunia
menurut sebuah survei yang dilakukan organisasi Inggris Varkey Foundation.
Dengan skor umum mencapai 90 persen maka kaum muda di Indonesia menempati
posisi teratas sebagaimana dikutip BBC.com, Jumat, 10
Februari 2017.
Parameter kebahagiaan itu antara lain mengukur tentang kepuasaan terhadap hidup
yang dialami atau dihadapi saat ini. Angka 90 persen tersebut bermakna bahwa
anak-anak muda di Indonesia merasa paling bahagia di bandingkan anak-anak muda
di 19 negara lain yang disurvei. Posisi kedua ditempati kaum muda di Nigeria,
disusul Israel, India, Argentina, dan Amerika Serikat.
"Anak-anak muda di Indonesia mencatat level tertinggi untuk kebahagiaan
dengan skor bersih 90 persen, disusul kemudian oleh Nigeria, Israel, dan India.
Ini mungkin menunjukkan bahwa tinggal di negara yang relatif makmur dan maju
secara ekonomi tak serta merta menjamin kebahagiaan," begiu menurut tim
peneliti Varkey Foundation.
Para peneliti juga melakukan kajian lebih jauh dengan bertanya faktor yang
mendorong kebahagiaan dan pada level global. Ternyata faktor tertinggi yang
menyebabkan kebahagiaan adalah kesehatan fisik dan mental.
Untuk Indonesia, komitmen terhadap agama adalah penyebab utama
kebahagiaan. Hal yang sama terlihat di Nigeria, Turki, Cina, dan Brasil.
Anak-anak muda di Indonesia juga mengaku memiliki kesehatan emosional yang
baik, dan 40 persen dari mereka menyatakan tak merasa cemas, tidak di-bully, dan tidak kesepian.
Para peneliti Varkey Foundation melakukan survei pada September-Oktober 2016 di
20 negara dengan responden anak-anak muda yang lahir pada periode 1995-2001,
yang juga dikenal dengan Generation Z. Mereka mendapat pertanyaan soal tingkat
optimisme, kepercayaan diri, dan perasaan dicintai.
Selain Indonesia, negara yang disurvei adalah Nigeria, Israel, India,
Argentina, Amerika Serikat, Cina, Rusia, Kanada, Brasil, Afrika Selatan,
Jerman, Italia, Inggris, Prancis, Australia, Selandia Baru, Turki, Korea
Selatan, dan Jepang dengan jumlah responden sekitar 20.000 orang.
Di Inggris, anak-anak muda yang disurvei mengaku memiliki kesehatan mental yang
rendah, hanya 15 persen yang mengatakan punya waktu yang cukup untuk istirahat
dan berolahraga.
Sama halnya dengan mayoritas negara yang diteliti, anak-anak muda di Inggris
mengatakan mereka pesimistis dengan masa depan mereka. Indonesia, Cina, dan
India termasuk tiga negara yang tidak mengikuti tren ini.
Bagi anak-anak muda di Indonesia, optimisme masa depan disebabkan oleh adanya
nilai-nilai yang mendukung perdamaian yang dipegang anak-anak muda. Sementara
kekhawatiran terbesar di masa depan adalah konflik dan perang.
--------------------------------------------------------------------------