Dapat pisang seperti ini aja rasanya bahagia, harganya murah ! |
Alhamdullillah hari ini ya, terimakasih Ya Allah..... malam ini ditemani pisang goreng yang baru beberapa menit selesai digoreng dan ditaburi meses, hmmm...yummy. Sudah tiga hari ini, kalau lagi kepengen ngemil dan paling praktisnya menggoreng pisang. Ternyata bahagia hari kemarin sederhana aja. Minggu kemarin beli pisang batu alias pisang kepok dan kemarin dikasih harga sebiji seribu rupiah. Saat itu hujan lagi deras-derasnya membasahi Kota Pekanbaru, terlintas dingin-dingin seperti itu menyantap yang hangat semisal pisang goreng. Diputuskan beli langsung di grosir pisang yang ada di Pasar Pagi. Bapak penjual pisang lagi sibuk menyortir pisang yang baru datang, ketika ditanya tentang pisang kepok atau batu, tanpa beranjak dari tempatnya duduk, Bapak tersebut menunjuk bak mobil yang ada di samping saia berdiri..."Tinggal yang ada di bak mobil itu aja, kak. Ambillah satu sisir sepuluh ribu," kata Bapak penjual pisang.
Gorengan kemarin ππ Rasanya.....seperti rasa pisang |
Dengan sigap saia melihat isi bak mobil yang hanya bersi 3 atau empat sisir pisang kepok dan satu sisir pisang kepok yang tampak istimewa itu berada diantara pisang kepok yang terlihat sudah sangat matang dan enaknya dibuat godok pisang daripada digoreng. Satu sisir pisang kepok pilihan saia itu berisi 20 buah pisang, dapat harga murah dan kondisi pisang yang sangat oke, terbayang saia menjadi seperti ibu saia dulu kalau ada pisang kepok, kalau ngak digoreng, paling sering direbus aja. Hampir setiap sore di rumah selalu ada cemilan karena ibu saia termasuk orang yang hobi ngemil juga suka masak, terlebih mengingat saia bersaudara cukup banyak, ada 7 orang. Ibu saia lebih suka buat kue sendiri, kalau beli makanan paling roti.
Gorengan malamini ππ Rasanya.....seperti rasa pisang juga |
Dulu teringat ibu saia buat martabak mesir, sore-sore sehabis mandi, saia dan adik saia mengunyah martabak mesir itu dan bergabung main dengan teman-teman sebaya sekitar rumah di tanah lapang, samping rumah saia. Salah seorang teman saia malah minta tambah ketika ikut mencoba martabak mesir itu. Ogah ah, balik ke rumah, berarti saia siap disuruh-suruh ibu saia, itu aja untung ibu saia lagi sibuk-sibuknya menyiapkan kulit martabak di teflon dibantu adik ibu saia yang dulu tinggal di rumah. Ibu saia kalau lagi sibuk masak, bawaannya nyuruh πππ Walau menyuruh yang kecil-kecil aja, misalnya ambilkan garam, ambil piring dan lain sebagainya karena ibu saia lagi serius di depan kompor.
Dulu teringatnya ibu saia suka mempraktekkan masakan dari buku resep, saia ingat beliau mencoba resep daging digulung telur dadar lalu dimasak kecap, rasanya sampai sekarang yummmy πππDaging gulung telur itu dipotong sehingga terlihat cantik gulungan daging dan telur dengan kuah rasa-rasa kuah semur, tapi lebih kental lagi dari kuah semur dan lebih beraroma semerbak.
Dulu mungkin karena bahan pembuatannya rada mehong, ibu saia jarang membuatnya. Dulu pernah saia request bikin daging gulung telur itu, karena buku resepnya sudah hilang, ibu saia hanya membuat berdasarkan ingatannya aja, jadinya.....ngak terasa seenak dulu. Kalau di resto, daging gulung telur itu seperti Cordon Bleu, pernah coba Cordon bleu di sebuah resto, rasanya,...hmmmm tidak seenak buatan ibu saia.
Malam ini icip-icip pisang goreng........