Hanya bisa batuk-batuk saja saat ini. Riau khususnya Pekanbaru, tempat saia lahir dan tinggal selalu digambarkan seperti roti sosis. Bawah minyak dan atas minyak (sawit). Dan saia seperti sosis, supaya sosis dapat dinikmati alias dimakan, terlebih dahulu digoreng dengan minyak seulas, sekejab. Dan tarra....dari waktu ke waktu begitulah cara menyajikan sosis dengan 2 tangkup roti....begitu juga dengan saia yang dari waktu kuliah ampe udah beranjak nenek-nenek, saia adalah sosis diasapi mulu...."udah mirip ikan salai dedek, bang " huahahahaha.....ngak sosis lagi hehehehe....
Sepertinya saia lebih baik seperti kebanyakan orang Pekanbaru bertahan hidup masing-masing dengan mengantisipasi memakai masker, minum air putih yang banyak dan nonton tipi, mana tahu ada pemimpin daerah ini yang masih mau membuat gebrakan "sejuta salai" lagi atau menjadi pendobrak "STOP ACOK ASOK"...
Hukhukhuk...dari zaman saia SMA, kuliah ampe sekarang....., asap tetap ada dan hilang selanjutnya muncul lagi, hilang......, seperti kata pepatah "ngak ada api, maka ngak ada asap".....atau "ngak ada asap kalau ngak ada api..."
Atau ada yang "bermain api" makanya berasap...hehehehe...Peraturan tertinggi ampe terendah tentang hutan, pembukaan lahan, perlindungan de el el ama sanksi-sanksi lengkap. Atau mungkin terlalu banyak kalimat "barangsiapa" dalam penjatuhan sanksi tersebut dalam peraturan yang dibuat, makanya ngak mempan kaleeee....emang dia barang ????
Barangsiapa bla..bla...bla...bla .......atau terkesan seperti alat vital yang impoten kaleee..."barangsiapa heheheehehe..."
Barang babang, keleee heheheehehe...