Wednesday, May 6, 2020

Ini tahun 2020 ???

Ternyata betul seperti prakiraan cuaca hari ini, tamu bulanan datang. Wassalamualaikum.......
Untunglah datangnya sesudah buka puasa. Malam-malam begini, enaknya melihat facebeauty, sebelum mengerjakan tugas babu.  Hmmm....berjumpa kembali dengan kenangan lama itu. Kok bisa sama ya, apakah yang saia rasakan dulu, rerata orang yang seangkatan sama saia merasakan hal yang sama ???  

Zaman SD, fasilitas umum yang sering dijahilin adalah ini, telpon umum. Kotak telpon ini terletak di depan Puskesmas Jalan Melur, searah jalan pulang ke rumah. Dulu telpon umumnya pakai ruang kaca sehingga dapat meredam sedikit suara bising dari lalu lintas jalan raya, apalagi Jalan Melur, sampai kini pun. 
Dulu sempat berencana "jahat" sama teman saat pulang sekolah, untuk menelpon pemadam kebakaran..."Nanti kalau diangkat, kita bilang ada kebakaran. Kalau ditanya dimana kebakarannya, kita jawab di tong sampah. Lalu kita tutup..." 
Begitu ajaran teman tersebut sambil semuanya ketawa ngakak-ngikik. Bukannya puas mengerjain orang sampai disitu saja, tapi telpon umum itu sering dimainkan, tempat cantelan telponnya diturunkan lalu dinaikkan, turunkan lagi lalu naikkan lagi. Untuk apa coba ???? Mana tahu uang koin yang didalamnya keluar, sekali pernah coba, keluar cuma seratus perak.....Lumayan hehehehehehehe. Maafkan saia yang tak tahu apa-apa dulu ya, telpon umum. Sekarang di Pekanbaru, semua telpon umum yang berbentuk kotak ini sudah almarhum dan almarhumah semua, kuburannya entah dimana kini. Pengen ziarah, merasa berdosa eh.


Dulu zaman SD juga, tukang minyak, tukang roti, tukang botol, tukang kasur sampai tukang sol sepatu suka keliling wilayah sekitar rumah saia sambil membawa dagangannya. Dan teriak-teriak tentunya sesuai jualan masing-masing. Kalau tukang minyak, pasti keliling dengan berteriak "Minyak ! Minyak ! Minyak..."
Tukang kasur pun begitu, teriak : "Kasur !! Kasur !! Kasur !!"
Tukang botol juga begitu : Botol !!! Botol !! Botol !!
Biasanya kalau mau beli, pembeli berteriak saja memanggil tukang apa yang diinginkan. Kalau perlu beli minyak dan kebetulan di depan rumah lewat tukang minyak, panggil aja..."Minyak !!"
Si bapak tukang minyak pasti berhenti dan terjadilah acara jual beli. Ini juga sering diusilin sama teman-teman dulu.
Saat saia dan teman-teman lagi asyik main ludo diteras rumah teman, siang-siang saat bulan puasa, misalnya. Lewat tukang botol..."Botol !" Botol !! 
Kami sering buat games hahaha. Caranya ??? Sebelum bapak tukang botol teriak lagi, kami suka kasih pertanyaan yang hanya didengar oleh kami yang lagi asyik main ludo. 
"Pak, burung bapak sebesar apa ???" tanya teman sambil cekikikan. 
Dari arah jalan terdengar suara tukang botol teriak : Botol !! Botol !!! 
Semua ketawa ngakak. Kemudian giliran teman bertanya, "Pak, istri bapak seperti apa ??". 
Dari arah jalan terdengar suara tukang botol teriak : Botol !!  
Begitulah pertanyaan apapun, jawabannnya botol. Makanya kalau kasih pertanyaannya yang sadis, misalnya lagi..."Mulut bapak seperti apa ???"
Lantas lewat tukang kasur, dikasih juga pertanyaan lain lagi..."Pak, bapak kalau wikwik dimana ? Dari arah jalan terdengar suara tukang kasur teriak : Kasur !! Kasur !!! 
Semua ketawa ngakak. Kemudian giliran teman bertanya, "Pak, istri bapak sebesar apa ??". 




Zaman saia SD sampai SMA, facebook ala-ala sudah ada, tapi nyampai pesan perkenalanya memakan waktu, lamaaaaaa, bisa lebih dua mingguan. Kalau sekarang kalau mau berteman melalui facebook, tinggal add aja, ngak perlu seperti facebook ala-ala dulu. 
Biasanya di majalah anak-anak atau remaja dulu, ada rublik namanya "Sahabat Pena"...
Terpampanglah dirublik tersebut foto-foto ala pas photo masing-masing pengisi rublik "Sahabat Pena" ini, lengkap dari nama, tempat tanggal lahir, hobi dan tidak lupa alamat rumah mereka. Pengisinya dari Sabang sampai Merauke. 
Tinggal pilih siapa yang mau ditambah sebagai Sahabat Pena. Caranya mengirim surat dengan kalimat perkenalan basa-basi dan dikirim ke alamat seseorang yang mau dijadikan Sahabat Pena tersebut, alamatnya musti kudu jelas ditulis biar tidak nyasar, bisa-bisa balik lagi ke pengirimnya, lantas surat bisa dikirim melalui kantor pos atau Kotak Pos yang dulu ada di depan SD saia. Tunggu beberapa hari balasan surat dari Sahabat Pena tersebut yang juga penuh dengan basa-basi diawal perkenalan via surat-menyurat ini. Kalau nyambung, bisa berlanjut lama dan kalau mau nambah sahabat lagi, tinggal pilih saja nama yang ada di rublik itu. Dulu saia sekali menggunakan fasilitas sahabat pena eh 2 kali kayaknya, karena ya itu, cuma pengen tahu aja. Ternyata seperti itu caranya berteman via facebook eh pos......

Seandainya dulu tahun 2020 zaman saia SD, dimana facebook, IG, sampai email sudah ditemukan. Kira-kira model berteman masa depan itu seperti apa lagi ya. Coba berkhayal dulu......

  1. Saia pengen chat teman tapi lagi mengetik. Saia pencet alat, pantulkan sinarnya ke di dinding yang jaraknya 5 meter dari tempat saia mengetik di depan komputer sekarang. Kalau mau video call, saia tinggal pilih video call pada alat canggih di depan saia, tinggal pencet, muka teman itu muncul di dinding rumah saia. Jadi ngak perlu megang hape lagi. Kalau malas lihat mukanya, saia tinggal bersuara sama alat itu dan berkata...."Assalamualaikum, dek kemarin ada beberapa yang harus saia tambhakan lagi di tugas babu tersebut, saia selesaikan dulu, baru saia kirim balik ya...." Tinggal bersuara saja di depan alat tersebut, di dinding rumah saia terketik pesan sesuai suara itu. Tinggal pencet kirim. Mirip cara kerja mini proyektor. Eh sudah ada ya.... 
  2. Pengen fotocopi, tukang fotocopi kalau lagi ramai suka belagulah. Oh ya, ada alat yang sudah ditemukan, sebesar HP android, tinggal hidupkan dan ada sinar lampunya, tinggal jalankan ke dokumen yang mau difotocopi, sret...sret, dipindai dan disave ke alat. Hubungkan alat tersebut dengan kabel USB ke printer, dokumen yang tersave, bisa diprint melalui printer atau bisa disambungkan ke mesin copier. Jadi ngak perlu tukang fotocopi kerjanya lama, masukkan per halama ke mesin forocopi,. selesai fotocopi, data bisa di delete.
  3. Pembajakan buku-buku rentan terjadi ???? Buku-buku diproteksi dengan barcode supaya tidak bisa dipindai semua halaman full, cuma seperti sistem stabilo aja, hanya beberapa baris kalimat aja. Bolehlah...boleh yaaa...., yaaa.... Atau setiap dipindai bisa berbayar ke penulis bukunya langsung, sistem pindai berbayarlah ecek-eceknya, bayarannay langsung masuk rekening penulis.
  4. Aplikasi pustaka digital. Semua penulis buku atau jurnal dimasukkan ke aplikasi, jadi setiap penulis punya rak buku masing-masing, kalau mau beli buku digital, baca atau pinjam buku, prosesnya bisa langsung ke penulisnya, berbayar setiap buka rak buku, terlebih beli buku digitalnya atau sekedar baca. Uang langsung masuk ke rekening penulis. Ngak perlu lagi menenteng buku-buku, pun cetak buku kayaknya ngak perlulah, cukup ada aplikasi untuk diterjemahan ke Bahasa Inggris atau kalau perlu seluruh Bahasa yang ada di dunia, jadi menjangkau seluruh pembaca dunia. Seandainya ya....
  5. Baca buku pun ngak perlu buka per halaman, sistemnya cuma buku ditaruh dialat yang belum ada itu ???, Alat tersebut yang buka tutup halamannya. Halaman buku yang mau dibaca tertera  di dinding, jadi mata ngak pedih lagi lihat huruf-hurug yang ada di buku, dari jarak lima meter sudah bisa baca buku sambil duduk santai, model proyektor... 
  6. Seandainya ............................
       


  



 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....💘💗💖💕