Tuesday, November 14, 2017

Are you smarter than a 5th grader ?

Berhubung gua pernah merasakan menjadi murid dari TK sampai kuliah juga pernah sepukul menjadi guru di salah satu SD negeri, gua tahu emang ngak semua guru itu berperilaku seperti malaikat tapi ngak semua juga seperti setan mentang-mentang salah satu oknum diduga seorang guru memukul/menampar atau melakukan kekerasan fisik lainnya terhadap murid-muridnya. Jika lagu dapat menyatakan "preman juga manusia" maka "guru juga manusia" yang tidak luput dari dosa dan salah. Guru itu emang orang yang digugu dan ditiru alias orang yang dipercaya dan diikuti tapi satu kesalahan seorang oknum yang dipersangka seorang guru melakukan tindakan kekerasan terhadap muridnya, semua guru dianggap sama terlebih bagi pernah merasakan hal yang serupa, pernah dipukul, dimarahi atau dicubit sama guru. 

Selama memerankan jadi murid, saia juga pernah dimarahi guru..ya karena ketahuan bawa majalah atau buku komik saaat belajar atau guru lagi menerangkan di depan, saia menerangkan juga di belakang alias meribut, pada dasarnya saia yang cari gara-gara duluan, guru saia bukan tipikal Mak Lampir sehingga mempunyai dendam kesumat sama murid-murid sehingga episode kalau guru mengajar selalu dipenuhi amukan dan amarah mirip serial radio Dendam Mak Lampir hihihihi. Coba jujur sama diri sendiri, cukup sama dirimu aja jujur, sama saia ngak perlu. Kalau sama dirimu saja kamu ngak bisa jujur, saia cuma bilang..."caper dehhhh" hehehehehe. Pertanyaan saia cuma satu, saat dipukul atau dimarahi guru, kamu merasa marah dan benci setengah mampus, sebelumnya di kelas saat belajar kamu dalam posisi :

a.   Mendengarkan penjelasan guru

b.   Aktif dalam proses mengajar dan belajar, suka bertanya dan menjawab pertanyaan 

      seputar pelajaran yang diberikan 

b.   Meribut, bercerita/menggosip dengan teman

c.   Keluar masuk kelas

d.  Membawa atribut lain seperti bawa mainan dan saat guru menerangkan di depan, 

      kamu main ludo di belakang  

e.   Kamu tertidur di kelas 

f.   ................................. (isi sendiri)


Sebenarnya guru dalam hati kecilnya berniat tulus membantu anak didikan menjadi orang-orang yang pandai minimal pandai dalam memahami pelajaran yang diberikan, jadilah. Kalau ngak pandai, maka pandai-pandailah membawa diri dalam kelas, cukup diam dan perhatikan. Guru juga paham dan sangat paham, dari 40 orang kepala di kelas yang diajarkannya tidak semua memiliki kemampuan yang sama, rambut boleh sama pirang hehehehe tapi kepandaian bisa beti seincek atau bahkan bagai langit dan bumi. Kalau semua murid yang diajarkan pandai semua, itu merupakan berkah bagi seorang guru. Ngak perlu berbuih-buih memberi penjelasan secara rinci, cukup menerangkan bahan pelajaran 15 - 20 menit, murid-murid mengerti baik pelajarannya maupun instruksi soal latihan hanya dengan membaca buku tanpa perlu penjelasan tambahan dari guru. Ngak ada pertanyaan bertele-tele dan semua fokus mengerjakan soal latihan. Ribut sedang-sedang aja ngak masalah misalnya pinjam-meminjam peralatan sekolah dan ketika dilihat langsung ke bangkunya, si murid memang sedang mengerjakan soal, bukan pura-pura atau seakan-akan mengerjakan soal latihan. 

Kamu pikir jadi guru itu gampang ?? Sudah dibantu dari dasar belajar membaca, menulis, berhitung dan pelajaran lainnya, masih juga kasak-kusuk membantai profesi guru. Lebih besar gajimu dibandingkan upah guru horor dulu, saking horornya saia sanggupnya hanya satu semester dan sampai kini saia sangat respect terhadap profesi guru bukan pernah mengalami sendiri dan menganggap seolah-olah guru itu seorang malaikat yang putih suci tanpa dosa. Selama memerankan menjadi guru, saia juga pernah marah sama murid-murid dan saia sadar memarahi murid-murid karena : 

  1. Meribut, sudah diperingati 2 atau 3 kali
  2. Mondar-mandir dalam kelas saat belajar, pokoke tebar-tebar pesona ke segala penjuru kelas bahkan rutenya udah sampai keluar kelas bahkan cabut
Sejujurnya dulu saat memerankan guru, saia tahu siapa-siapa murid yang pandai dan yang bodoh bahkan terbodoh. Terkadang bukannya guru berniat pilih kasih, anak-anak berkemampuan sangat baik, baik, cukup baik dalam belajar membantu kelancaran transfer ilmu, diperhatikan tentunya tapi perhatian yang paling utama adalah terhadap anak-anak yang berkemampuan kurang baik bahkan sangat tidak baik. Begini jadinya kenapa dulu saia marah saat memerankan jadi guru : 

Sudahlah pelajaran yang diberikan belum mengerti, sebut saja namanya "Bunga" meribut bahkan tatapan segarang singa kalau diberitahu baik-baik. Jika dipilihkan untuk keluar kelas supaya puas main-main diluar dan tidak menganggu murid yang lain, tapi Bunga tetap kekeuh duduk di kelas dan bersikap semaunya seperti kelas itu punya bapaknya. Apa iya kamu sebaik yang kamu sangka waktu di kelas saat guru mengajar ????  Or are you smarter than a 5th grader ?? Jujur saja pada dirimu ! 💗💗💗 

 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....💘💗💖💕