Laksamana Mengamuk
Yup. Laksamana mengamuk itu bukanlah nama seseorang melainkan minuman segar khas dari Riau dengan bahan buah kuini yang dicacah dicampur dengan "kuah" yang terbuat dari rebusan santan dan gula selanjutnya disantap dingin dengan ditambah potongan es batu. Antara kuini dan mangga, saia dapat membedakan rasanya, kalau mangga citarasanya lebih manis dibanding kuini dan jika dikunyah terasa lembut sedangkan kuini jika dikunyah terasa berserabut atau ada seratnya. Walaupun begitu kalau soal wangi, saia suka wangi kuini....Dan tadi sempat icip-icip Laksmana Mengamuk dan ditambah ketan dalam penyajiannya, mirip ketan mangga atau Mango Sticky Rice ala-ala Thailand. Menyegarkan walaupun bukan cacahan kuini dalam minuman Laksamana Mengamuk yang dipesan melainkan cacahan buah mangga, Laksamana Mengamuk tetap bernama hehehehehe. Dulu saia penasaran siapa atau bagaimana bentuk Laksamana Mengamuk, dan ternyata ketika tadi mencoba kembali gantian saya yang mengamuk, ini mangga bukan kuini huhuhuhu.. Lebay ahh...beti pun rasanya alias beda tipis.
So, minuman mengamuk saja, saia sanggup menikmati rasa dan segarnya apalagi cuma bubur ayam. Ya ngak ??? Bubur ayam adalah makanan yang diperkenalkan teman SMA dulu, kami menyantapkan di sebuah tempat makan di Pasar Bawah. Sebelum memakannya, si teman langsung mengaduk-aduk bubur, ayam yang disuir-suir dan cakwe serta taburan kacang goreng. Setekah diaduk-aduk si teman dengan lahap memakan, tinggallah saia dengan kegelian menatap makanan yang juga saia aduk dengan cara teman tersebut, dicoba seujung sendok aja, langsung hueekkkk... Saia ngak fokus melihat antara bubur ayam atau.......
Pengalaman kedua pun sama dan cara makannya tetap sama, saia mengaduk-aduk semuanya dan setelah diaduk.... Yacchhh. "Ada aqua ???"
Dari dua pengalaman tersebut saia yakin bubur ayam adalah makanan terenak yang tidak bisa saia telan. Dan tadi pagi ketika iseng lewat di Jalan Melur, dimana mangkal sebuah gerobak bubur ayam yang tiap pagi selalu ramai dan banyak yang antri untuk beli. Tumben ketika jam 9 pagi lewat di sana, tidak seramai biasanya. Beli..ngak..beli....ngak...beli...ngak.... Sumpah saia penasaran dengan bubur ayam ini dari dulu, mungkin salah satunya karena ramainya pembeli. Godaan setan untuk mencoba bubur ayampun terlalu kuat sehingga sudah berdiri di depan gerobak bubur ayam dan memesannya. Kenapa godaan setan ??? Karena ini akan mubazir dan setan mubazir pun tersenyum dan berkata "Darma, bubur ayamnya enakkkkk, tidak seperti bubur ayam lainnya....liat orang yang antri untuk beli....."
Ahhh...lebai deh eike, masa beli bubur ayam saja adalah godaan setan, ya ngak ? Makan ya makan, mari memulai makan bubur ayam, saia merubah cara makannya supaya lewat di tenggorokan, saia tidak mengaduk-aduknya sekaligus seperti dulu. Pertama saia makan cakwe sedikit buburnya, suiran ayam ditambah sedikit buburnya, macaroni goreng sedikit buburnya...Alhamdullillah lewat semua, pokoknya bagian atas alias toppingnya udah selesai saia makan dan ketika tinggal buburnya.... Diicip seujung sendok sambil melihat bubur ayam..... Lama-lama saia gagal fokus seperti dulu, ini...ini....seperti ....muntahan. Yacckkk dan selesai. Ujung-ujung mubazir seperti dulu. So, bubur ayam ???..... Pass dulu lah 😎😎😎😎