Kecuali zaman Soekarno, saia sudah melewati semua zaman presiden RI, saia tidak pernah merasakan zaman Soekarno tapi guru-guru saia adalah orang-orang yang hidup di zaman tersebut, penggambaran mereka zaman di awal kemerdekaan itu seperti ........
"Kamu tahu kerupuk ganepo ??? Kamu tahu kenapa dikatakan nama itu ?" tanya guru saia kepada kami semua di kelas dulu.....
Guru saia menceritakan saat pesta olahraga negara-negara berkembang (Games of The New Emerging Forces/GANEFO) tahun 1963 yang dilaksanakan di Jakarta dan keadaan rakyat yang prihatin.....(menurut versi guru saia) dan kerupuk itu tercipta saat perhelatan pesta olahraga tersebut, makanya dinamakan kerupuk Ganefo, lama-lama dilafalkan menjadi ganepo. Kerupuk Ganepo itu adalah singkong yang dipotong dadu, direbus sebentar kemudian digoreng. Kalau dapat kerupuk Ganefo yang diolah oke, rasa maupun "kerasnya" sangat bersahabat di gigi, kerupuk itu terasa yummy, Tapi kalau diolah tanpa trik supaya lembut/lunak, alamat saat memakan kerupuk Ganepo seperti memakan kerikil, bisa terkilir gigi dibuatnya 😃😃 Apakah penggambaran guru saia itu benar atau salah namun setelah ditelusuri di "Sejarah Moneter Periode 1959-1966" dari Bank Indonesia (https://www.bi.go.id)
--------------------------------------------
Pada periode 1960-1965, perekonomian Indonesia menghadapi masalah yang berat
sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan kepentingan
politik. Doktrin ekonomi terpimpin telah menguras hampir seluruh potensi ekonomi
Indonesia akibat membiayai proyek-proyek politik pemerintah. Sehingga tidak
mengherankan, jika pada periode ini pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
sangat rendah, laju inflasi sangat tinggi hingga mencapai 635% pada 1966, dan
investasi merosot tajam.
Pada masa demokrasi terpimpin, politik luar negeri Indonesia lebih cenderung
berpihak kepada blok timur. Kedekatan Indonesia dengan Cina dan Rusia
menyebabkan renggangnya hubungan Indonesia dengan negara-negara blok barat.
Kemudian, dengan alasan semangat revolusi dan berdikari, pada tanggal 17 Agustus
1965, pemerintah memutuskan untuk menarik diri dari keanggotaan IMF, Bank
Dunia, dan PBB. Dengan penarikan diri tersebut, rencana-rencana pengembalian
utang atas Outstanding Drawing -sesuai dengan jadwal yang telah disepakati diganti dengan persetujuan Settlement of Account. Utang kepada IMF sejumlah USD
61,9 juta menjadi USD 63,5 juta. Jumlah tersebut, termasuk bunga utang yang akan
dilunasi dalam 10 kali angsuran per 6 bulan, terhitung sejak tanggal 17 Februari
1966. Keadaan ekonomi yang semakin tak menentu pada periode ekonomi terpimpin
mendorong pemerintah untuk melarang penerbitan Laporan Tahunan Bank Indonesia
dan Statistik Moneter. Larangan penerbitan tersebut dilakukan demi menjaga
stabilitas perekonomian Indonesia.
--------------------------------------------
Apakah guru-guru saia mencela Soekarno ??? Tidak ! Mereka tidak pernah mencelanya walaupun melewati zaman itu serba serbu alias ngantri beras dan minyak tanah. Sepenggal kisah guru saia yang bercerita dengan berkaca-kaca mengenang zaman itu. Hiks hiks......
"Kenangan zaman", melalui saja karena semua zaman penuh warna......#kerupuk ganefo
"Kenangan zaman", melalui saja karena semua zaman penuh warna......#kerupuk ganefo