...................................
...................................
Pak ketipak ketipung
Suara gendang bertalu-talu
Serentak hati bingung
Dalam hati siapa tahu
...................................
..................................
Salah satu lagu Melayu dulu yang gua suka adalah lagu diatas...."pak ketipak tipung, suara gendang bertalu-talu lalalalala lalalalalalala lalalalalala ......" dan satu lagi lagu Melayu yang gua suka adalah ng...ng...ng.....ehem..."alah emak kawinkan aku"... hehehehehe. Salah satu yang khas tinggal di Homeland of Melayu khususnya di Pekanbaru adalah kata-kata yang nge-Pekanbaru seperti kata mengkek yang artinya belagu/sok. Zaman gua kecil udah biasa dengar kata-kata mentel, cop, mada, terantuk, lantak, bele, bongak, tengak, ndak asi, dan ada banyak lagi kata-kata yang diucapkan terasa nge-Pekanbaru terlebih untuk kalimat atau kata-kata tertentu ditambahi akhiran "do", bukan re atau mi apalagi fa terlebih sol bahkan la, sukak hati kami dang ! hehehehe. Ndak asih bingik hehehehehe.
Ndak boleh gitu, do ! Jadi orang jangan bingik apalagi mengkek terlebih mentel sudah tu bele pulak, tapi lantaklah situ. Ndak asih marah kalau aku menulis macam gini. Cop..cop, siapa yang marah kakinya tengkak atau kakinya terantuk batu biar jatuh. Cop, aku duduk disini duluan. Kalau masih ada juga yang mengambil tempak dudukku, dasar mada ! Issh..ishhh...ishhh, palak aku dibuatnya. Daripada pening lihat kelakuan si Mada, bagusan aku raun-raun, mau ikut raun-raun ? Kemana kita raun-raun ? Nggg....gimana kalau kita raun-raun naik oplet. Biar duduk penuh sesak di oplet tapi full musik, serasa diskotik berjalan apalagi opletnya pakai kaca film, alamat banyak pencopet pura-pura merapat/mepet ketika supir oplet mengerem mendadak. Alamak.....dompet ikutan lesap juga ditambah gaek yang duduk depanku suka senyum-senyum minta dilempar duit seribu, nampak kali gaek mentel. Daripada naik oplet, kita pinjam honda si Colak aja, biar bisa kita raun-raun sepuas-puasnya. Sudah tu nanti kita singgah ke kodim, ke toko buku. Aku mau beli peruncing, pelipus dan anak pensil. Nggg....sekalian pena karena penaku macet. Macet ???? Jalan raya kali hehehehehehe.
See, itu baru sebagian bahasa nge-Pekanbaru belum dicampur pakai bahasa Minang.
Kalau nakhoda kuranglah paham
Alamatlah kapal akan tenggelam,
Lancang kuning berlayar malam du..du..du..du..du...
Oi berlayar malam.....