Subuh menjelang pagi..., seorang lelaki tua berjalan sendiri, gerak badannya tidak selincah masa muda dulu. Balutan training olah raga warna bitu muda dan sepatu kets putih memperlihatkan lelaki tua itu sedang olahraga, jalan pagi. Dia masih melemparkan senyum segaris kecil tatkala kuperpapasan dengannya. Aku mengenal dia dan dia pasti tidak. Lelaki tua itu mengingatkanku pada masa kecil, saat SD. Zaman dimana dia memegang kejayaan. Salah satu pertanda kecilnya adalah namanya selalu dinomorsatukan dalam acara apapun di mesjid tempatku dulu sholat tarawih, tempat aku mencatat ceramah ustad saat Bulan Ramadhan. Orang-orang akan menundukkan sedikit badannya untuk mempersilahkan dia mengisi saf sholat paling depan dibelakang imam. Garis wajahnya selalu serius, jarang menampakkan muka bersahabat atau dia sedang serius memerankan tokoh pimpinan di instansi yang dipimpinnya dulu dan terbawa-bawa ketika berbaur dengan masyarakat. Entahlah...tanyakan saja pada netizen. Aku kecil hanya tahu dia orang penting, tapi bukan di kehidupan orang kecil sepertiku. Lelaki tua itu sama seperti para jemaah lain yang sedang sholat tarawih di mesjid itu dulu, tidak lebih. Kalaupun mau melebihkan, orang-orang yang berkepentingan sama dia yang menganggap dia memang penting. Buktinya...mobil silih berganti mengirim parcel tiap menjelang hari idul fitri ke rumahnya dan aku melihat ketika mengelilingi komplek itu dengan sepeda miniku. Enaknya jadi orang penting dikasih parcel yang didalamnya ada makanan kesukaanku, chiki. Tapi kemasan Chikinya dalam bentuk kaleng, tidak seperti Chiki bungkusan yang suka kubeli dulu. Dan rasanya pun seperti yang kusuka, rasa keju karena aku mendekati mobil pick up yan mengantar parcel itu. Diatas mobil pick up itu masih ada beberapa parcel, sepertinya akan diantar ke beberapa orang penting lainnya. Andai ortuku orang penting, pasti nyasar satu ke rumahku. Tapi ortuku orang ngak penting kenapa aku kecil penting memikirkan terlalu jauh parcel itu akan sampai ke rumahku. Baiknya kukayuh sepeda miniku mengelilingi komplek pemda tersebut, tempat itu sangat aman untuk bermain sepeda dulu. Ditempatku terlalu ramai sama teman-teman sebayaku yang lagi asyik main cakbur, main tali, main kelereng atau mainan lainnya di tanah lapang sebelah rumahku. Tapi kalau di komplek itu terasa sepi dan kutahu ada beberapa anak-anak yang sebaya denganku tinggal di sana malah satu sekolah denganku walau lain kelas. Kemana mereka ?? Apakah facebook sudah ditemukan oleh mereka saat itu, sehingga mereka terkurung dirumah besar dan cantik ?? Yang kuingat wajah-wajah anak-anak yang tinggal di komplek itu terlihat dingin dan sangat canggung untuk berbaur sama penduduk kelas dua sepertiku. Warga pinggiran kompleks :)
Dulu saat main sepeda di komplek itu, kuingat supir lelaki tua itu selalu setia mengantarkan kemana dia pergi dan pelayanan seperti para raja, membukakan pintu mobil untuk lelaki tua itu bila masuk atau keluar mobil.
Waktu pun bergerak dan akupun merasakan perubahan itu, aku kecil menjelma menjadi wanita setengah tua namun yang tidak berubah dari saat kecil, saat sekolah dulu hanyalah..., aku masih punya pr yang mesti kukerjakan hingga kini. Sebenarnya bukan pr tapi tuntutan peran menjadi anak bawang yang menyibukkan atau sok sibuk ??? di dunia yang sudah tercipta ribuan tahun lalu. Jadwal shootingku hanya mengisi bagian-bagian kecil di kehidupan orang, tepatnya aku pemain figuran hehehehehehe. Numpang lewat beberapa bulan, setelah itu peran utama filmku berganti.
Dan ketika pagi itu aku melihat laki-laki itu, akupun tahu waktu juga merubahnya.....tidak ada lagi orang yang menyapa hangat atau pura-pura hangat berbasa-basi dengannya, orang-orang yang selalu bicara sambil menundukkan sedikit badannya jika berhadapan sama dirinya, orang-orang yang selalu mengawal dia kesana-kemari, tidak ada lagi orang-orang yang menyerukan namanya untuk memberikan kata sambutan diacara penting di daerahku seperti acara 17 an atau kata sambutan saat acara di mesjid tahun lalu, tidak ada lagi orang yang menyelonong minta berjabat tangan dengannya saat keluar mesjid seperti saat aku kecil dulu. Tidak ada ! Dia sendirian menyusuri jalanan samping rumahku pagi itu. Aku masih memandang punggungnya yang hilang ditikungan jalan depan.
Pertanyaan yang mengusik aku manakala si Baper menyodokku dengan kata sombong ! Ingin sekali dia kuseret-seret ke masa kecilku itu, andai ada mesin waktu yang membawaku kesana akan kuperlihatkan arti sombong yang sesungguhnya. Akan kuperlihatkan kepadanya ! Biar dia tidak menyesali dan menghayati terlalu dalam perannya sebagai gadis manja yang paling menderita sejagat maya. Sudahlah......memang paling enak menunjuk mukaku sebagai si sombong karena tampilanku memang seperti freezer dua pintu. Sedikit nduut, pendiam dan bisa membekukan suasana. Orangtuaku terutama alm. bapakku memang bukan orang penting tapi ada nasehat pentingnya yang membuat aku penting mengingatnya....."kau boleh berteman dengan bandit sekalipun tapi jangan jadi bandit." Apakah alm. Bapakku terlalu sombong menurunkan ilmu pengalaman hidupnya. Ataukan orangtuamu terlupa memberi nasehat seperti alm. Bapakku bilang...."kalau senang itu tidak perlu diajarkan, perlu itu belajar susah !"
Hari udah larut malam...pr-ku masih belum selesai tapi aku sudah menyelesaikan pr-ku terhadapmu :)) Kuharap waktu akan merubah aku untuk lebih baik dari diriku yang lalu dan kamu ???? Terserah dirimu.
Lagu yang menemaniku malam ini......
Shake it off - Taylor Swift
I stay up too late
Aku begadang hingga terlalu larut
Got nothing in my brain
Tidak punya apa-apa di otak ku
That's what people say
Itulah apa yang orang katakan
That's what people say
Itulah apa yang orang katakan
I go on too many dates
Aku terlalu sering jalan
But I can't make them stay
Tapi aku tidak bisa mempertahankan mereka
At least that's what people say
Setidaknya itulah yang dikatakan orang
That's what people say
Itulah apa yang orang katakan
But I keep cruising
Tapi aku terus berjelajah
Can't stop, won't stop moving
Tidak bisa berhenti, tidak akan berhenti bergerak
It's like I got this music
Ini seperti Aku punya musik ini
In my mind, saying it's gonna be alright
Dalam pikiran ku, mengatakan itu akan baik-baik saja
Cause the players gonna play, play, play
Karena para pemain akan bermain, bermain, bermain
And the haters gonna hate, hate, hate
Dan para pembenci akan membenci, membenci, membenci
Baby I'm just gonna shake, shake, shake
Kasih, kan kuacuhkan
Shake it off
Acuhkan saja
Heartbreakers gonna break, break, break
Mata keranjang kan patah hati, patah hati, patah hati
And I think it's gonna fake, fake, fake
Dan kurasa itu kan pura-pura
Baby I'm just gonna shake, shake, shake
Sayang akan kuacuhkan, kuacuhkan, kuacuhkan
Shake it off, Shake it off
Acuhkan saja, Acuhkan saja
I never miss a beat
Aku Tidak pernah kulewatkan nada
I'm lighting up my feet
Kuringankan langkah kakiku
And that's what they don't see
Dan itulah yang mereka tidak lihat
That's what they don't see
Itulah yang mereka tidak lihat
I'm dancing on my own
Aku menari sendiri
I make the moves as I go
Kubergoyang saat aku bergerak
And that's what they don't know
Dan itulah yang mereka tidak tahu
That's what they don't know
Itulah yang mereka tidak tahu
Hey, hey, hey
Just think while you been getting down and out about the liars
Hanya berpikirlah saat kamu sudah tak berdaya dengan para pendusta
And the dirty dirty cheats of the world
Dan para penipu kotor di dunia
You could have been getting down to this sick beat
Kamu bisa saja mendapatkan sakit nyanyian lagu ini
My ex man brought his new girlfriend
Mantanku membawa pacar barunya
She's like oh my god
Dia seperti oh Tuhan
But I'm just gonna shake
Tapi hanya akan kuacuhkan
And to the fella over there with the hella good hair
Dan bagi kawan di sana yang berambut bagus
Won't you come on over baby we could shake, shake
Tidak maukah kamu ke sini beb, bodo amat, bodo amat, bodo amat
Shake it off
Acuhkan saja