Voila :)
Akhirnya pr gua yang satu itu udah selesai, istirahat kejap mendinginkan kincir-kincir otak gua yang kepanasan apalagi tadi PLN baru hidup. Hmmmm....gua pernah ketemu saudara/saudari, ngggg...nggg...ada lebih dari satu orang sih yang kayaknya merasa gua suka membahasakan diri pakai "gua" daripada aku dan saya dalam tulisan gua atau status gua di Face Beauty. Sebenarnya gua itu terinspirasi dari beberapa orang yang membahasakan dirinya "wa" misalnya "wa telpon aja ya..." atau "emailnya udah wa kirim..." Sebenarnya kalau membahasakan diri pake "wa", gua takut alif marah hahahahahaha... Kidding :) Dan lebih parah lagi kalau gua tiba-tiba gagap...enak ngak sih dengar..."wa..wa..wa...wawa..." Jadi wawa wiwi dengernya. Jadi bukan terinspirasi dari "gue" nya orang Jakarta, supaya dibilang metropolitan. Sumpah...ngak :) Lagipula gua itu nama panggilan gua, namanya panjang gua adalah Iguanawatiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii. Puas lu ?? Isshhh becanda lagi, mana mungkin ortu gua ngasih nama Iguanawati, paling Iguana aja hehehehehe. Baiklah menimbang dan mengingat kalau membahasakan diri menggunakan "gua", terkesan agak begini mukanya.....
mirip....
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam si riang-riang
Menangis lho teman gua itu dalam kubur
Bentar ya...gua dengar Face Reality-nya Enava...ho..hoo..hoo....ho....Lagipula biar terkesan gua emang menulis cerpen alias cerita pendek, bukannya curpen alias curhat pendek. Malam ini gua membahasakan diri menjadi Bella atau Clara. Apa ??? Kamu ngak suka ??? Ng..nggg..nggg gimana kalau Louisa, atau Annisa atau Fatima atau Cindy....Gimana ??? Kamu ngak setuju juga. Nggg...ngggg pake nama Darma ya. Ishhhh dengerinnya aja gua udah berasa menyebutkan organisasi kewanitaan atau nama perusahaan....PT. Darma Jaya, gua pengen sesuatu yang balu. Jadi gua bisa ayak-ayak semua cerita-cerita menarik di belantara dunia Face Beauty. Nggg...aha, face beauty sekarang rada-rada galau gitu, banyak yang galau kayak gua...makanya ada teman di Face Beauty yang menganjurkan gua minum jamu, biar kuat menerima kenyataan hidup hahahahaha. Ah becanda beib :) Maksudnya beibirmu, ehak ! :) Lu kira apaan hehehehehe. Voila :) ...gua menamakan diri gua Nyonya Meneer aja...., soalnya status gua ama si Nyonya sama-sama perkasa, tahan berdiri dari berjuta-juta tahun hehehehehehe. Eitttsss gua takut kena somasi ama Nyonya Meneer. Hmmmmm....Juga gua menghindari kesebelan seseorang atas penggunaan merek dagang "GUA" hahahaha, terhitung hari ini gua mengakuisisi merek dagang "GUA" menjadi "IGUANA"...dengan panggilan "Gua".
"Kok ngak ada perubahan ???? Sebanyak ini kata-kata dari atas sampai bawah ini, kamu masih pakai gua, sadar ngak sih kamu itu cocoknya membahasakan diri kalau ngak suka menggunakan aku atau saya, kenapa ngak butet aja..." kata Dara Juwita Julang Juling sewot separuh mampus, separuhnya lagi masih hidup.
Butet ??? Kau pikir apa ngak satu Sumut sewot ke gua kalau gua cerita-cerita yang ngak-ngak. Apalagi ntar ketemu Siantarmen...dengan moto "kami anak Siantar, jangan lantam, bisa retak-retak dadamu."
Danger kan ??? Ampun bang, saia hanya numpang jalan, ini udah ngesot dahhhhhhh hhiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Udahlah kenapa juga mensewoti atau mensebeli (Polisi Bahasa udah nunggu di depan jalan hehehehehe), saia menggunakan "Gua" terserah......
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam si riang-riang
Menangis doi, gua tetap senang .......
Makanya kalau minum jamu, jangan minum wedang jahe mulu...., minum Jamu Sambiloto, jadi tahu mana yang lebih pahit hehehehehehe....
--------------------------------------
Sekilas info : Jamu Sambiloto
Sumber : http://www.sehatraga.com/mengenal-jamu-pahitan-sambiloto/
Pernahkah Anda meminum jamu pahitan dari tukang jamu gendong? Biasanya warnanya terlihat hitam gelap. Dan rasanya seperti namanya, pahit luar biasa. Sambiloto merupakan bahan utama pembuatnya. Meski pun sangat pahit, jamu pahitan terus ada, karena diyakini banyak khasiatnya. Bagi yang tidak biasa minum jamu pahitan, mungkin akan terkejut dengan rasa pahitnya saat pertama kali mencoba. Dengan rasa pahit yang nyaris tidak tertahankan, pantaslah bila sambiloto sebagai bahan utama jamu pahitan, sampai dijuluki “King of Bitter” alias si Raja Pahit atau biangnya pahit. Jamu pahit (dalam bahasa Jawa disebut juga paitan) hampir selalu ada pada penjual jamu gendong atau tukang jamu keliling. Meski rasanya pahit, banyak konsumen yang mencarinya sehingga jamu ini hampir selalu disediakan oleh tukang jamu keliling. Ada beberapa upaya yang dilakukan orang untuk mengurangi rasa pahit ramuan sambiloto. Rasa pahit jamu ini tidak bisa ditawarkan dengan menambahkan gula, karena tidak banyak bedanya. Ada yang berupaya memadukan jamu sambiloto dengan pemanis yang sangat tinggi kadar manisnya, seperti stevia. Namun saat ini sudah banyak yang memproduksi kapsul sambiloto sehingga konsumen dapat memetik manfaatnya namun terhindar dari merasakan pahit yang luar biasa. Beberapa jenis tanaman obat lainnya yang ditambahkan untuk membuat jamu pahitan antara lain brotowali, bidara laut, adas, dan banyak lagi. Terkadang ditambah temu-temuan.
Berbagai Khasiat Jamu Pahitan
Jamu
pahitan yang berbahan sambiloto diyakini memiliki banyak khasiat.
Antara lain sebagai obat tradisional untuk menstabilkan gula darah para penderita diabetes,
membersihkan darah kotor yang menyebabkan penyakit kulit seperti
gatal-gatal. Jamu pahitan sambiloto juga dimanfaatkan untuk mengatasi
perut kembung, pegal-pegal, dan pusing. Jamu pahitan juga diyakini
berkhasiat untuk menjaga kesehatan di bagian perut dan pencernaan.
Selain itu, jamu pahitan juga berguna untuk menambah nafsu makan,
mengatasi bau badan, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Salah
satu khasiat jamu pahitan yang banyak diyakini orang adalah untuk
mencegah jerawat. Ramuan pahit ini diyakini bisa membersihkan darah,
sehingga bermanfaat untuk mencegah munculnya jerawat dari dalam. Selain
itu, ramuan pahit ini diyakini bermanfaat juga untuk mencerahkan kulit.
Ramuan
tradisional pahitan ini bukan hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga
di dalam sistem pengobatan tradisional Ayurveda di India. Di sana,
ramuan sambiloto digunakan untuk berbagai macam penyakit. Terkadang
bukan hanya daunnya yang digunakan, tetapi keseluruhan tanaman termasuk
akarnya. Untuk mengatasi sembelit, perut kembung dan banyak gas, sambiloto dicampur dengan buah cerme.
Jamu
pahitan bisa dibuat dengan cara yang sederhana. Daun sambiloto dan
bahan-bahan lain direbus dalam periuk tanah (bukan logam) sampai air
rebusan tinggal setengah. Ramuan kemudian disaring dan diminum pada pagi
dan sore hari. Untuk menetralkan rasa pahitnya, tidak disarankan untuk
menambahkan gula karena tidak membantu. Biasanya untuk mengurangi rasa
pahit yang tertinggal di lidah, bisa disusul dengan minum air jahe
manis, atau jamu lain yang lebih enak seperti kunyit asam dan beras
kencur.