PENJAJAHAN
KEMBALI EKONOMI INDONESIA
Oleh: Prof. Dr.
Mubyarto -- Guru Besar FE-UGM Yogyakarta, Kepala Pusat Studi
Ekonomi Pancasila UGM
Sumber : http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sembul28.htm
Intisari
Meskipun banyak orang dengan yakin menyatakan bahwa kondisi ekonomi dan politik global dewasa ini sudah jauh berbeda dengan kondisi 50 tahun lalu, tokh amat sulit membantah kebenaran pernyataan Soekarno, Presiden RI pertama dan Ko-Proklamator kemerdekaan Indonesia, bahwa “musuh” bangsa Asia-Afrika tidak pernah berubah yaitu kolonialisme. Di hadapan delegasi negara-negara Asia Afrika tahun 1955, Soekarno berkata bahwa: “colonialism has also its modern dress, in the form of economic control, (and) actual physical control by a small but alien community within a nation”. Namun yang mungkin tak diduga Soekarno, “alien community” yang waktu itu yaitu kapitalis asing, kini 50 tahun kemudian, adalah warga bangsa Indonesia sendiri. Indonesia setelah 60 tahun merdeka kini terbagi dalam 2 kelompok “kepentingan ekonomi”, yang selalu berseberangan, yaitu kelompok ekonomi rakyat (civil economy) dan kelompok pengusaha-konglomerat. Sayangnya pemerintah hampir selalu berpihak pada kepentingan pengusaha yang kebanyakan sudah menyatu (bersekongkol) dengan pengusaha-pengusaha asing. Di Indonesia masalahnya kini menjadi jauh lebih berat karena pemerintah yang dipilih secara demokratis didominasi kepentingan pengusaha-pengusaha kuat, yang kepentingan ekonominya bertolak belakang dengan kepentingan ekonomi rakyat.