Saturday, February 27, 2016

NARKOBA





Narkoba, penyebab, ciri-ciri, pencegahan dan pengobatan


COBA deh kita tongkrongi acara televisi satu hari full, pasti banyak banget kasus-kasus narkoba yang bisa kita lihat. Ada mahasiswa yang ditangkap karena pake putauw, sampai satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan menantu yang juga jualan narkoba. Serem banget.


SEBENARNYA, apa sih yang dimaksud dengan narkoba? Narkoba adalah zat-zat kimiawi yang kalau dimasukkan ke dalam tubuh manusia-baik secara oral atau lewat mulut, dihirup atau suntik (istilah kerennya intravena)-dapat mengubah pikiran, suasana hati, atau perasaan dan perilaku seseorang. Ada banyak jenis zat dan masing-masing zat mempunyai pengaruh yang berlainan bagi tubuh.

Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Penyalahgunaan narkoba adalah pemakaian obat dan zat-zat berbahaya lain dengan maksud bukan untuk tujuan pengobatan dan/atau penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan serta dosis yang benar. Penggunaan terus-menerus dan berlanjut akan mengakibatkan ketergantungan atau dependensi. Istilah lama yang digunakan adalah kecanduan.


Mengapa orang menyalahgunakan narkoba?


Banyak penyebab kita dapat menyalahgunakan obat-obatan terlarang. Banyak kasus kita mencoba menggunakan obat terlarang karena ditawari dan mendapat tekanan dari teman sebaya. Atau, kita menggunakannya untuk menghindari atau melupakan masalah dan konflik yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.


Ada banyak faktor yang saling berinteraksi yang mendorong kita untuk menyalahgunakan obat terlarang. Beberapa di antaranya adalah:
1.         Faktor Individu. Penyalahgunaan obat dipengaruhi oleh: keadaan mental, fisik, dan psikologis seseorang. Kondisi mental seperti gangguan kepribadian, depresi, dan gangguan mental dapat memperbesar kecenderungan seseorang untuk menyalahgunakan narkotika. Faktor individu pada umumnya ditentukan oleh dua aspek, yaitu:
               a.            Aspek Biologis: Menurut Schuchettada, bukti menunjukkan bahwa faktor genetik berperan pada alkoholisme serta beberapa bentuk perilaku yang menyimpang, termasuk penyalahgunaan zat.
              b.            Aspek Psikologis: Sebagian besar penyalahgunaan obat dimulai pada masa remaja. Beberapa ciri perkembangan masa remaja dapat mendorong seseorang untuk menyalahgunakan obat terlarang, yaitu: kepercayaan diri kurang atau kurang PD, ketidakmampuan mengelola stres atau masalah yang dihadapi, coba-coba dan berpeluang untuk memperoleh pengalaman baru yang semua itu dapat menyebabkan seorang remaja terjerumus ke penyalahgunaan obat terlarang. Pada sebagian remaja, penyalahgunaan obat merupakan alat interaksi sosial, yaitu agar diterima oleh teman sebaya atau merupakan perwujudan dari penentangan terhadap orangtua dalam rangka membentuk identitas diri dan supaya dianggap sudah dewasa. Ada seorang pakar Nurco yang mengemukakan ada 5 faktor (yang dapat berdiri sendiri atau bergabung satu sama lain) untuk menjelaskan mengapa seseorang bisa menjadi penyalah guna obat terlarang, sedang orang lain tidak ?
(1).    Kebutuhan untuk menekan frustrasi dan dorongan agresif serta ketidakmampuan menunda kepuasan.
(2).    Tidak ada identifikasi seksual yang jelas.
(3).    Kurang kesadaran dan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan yang bisa diterima secara sosial.
(4).    Menggunakan perilaku yang menyerempet bahaya untuk menunjukkan kemampuan diri.
(5).    Menekan rasa bosan.
2.         Faktor Obatnya/Zat
                a.         Adanya perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan zaman sehubungan dengan arti dan alasan penggunaan zat-zat psikoaktiva. Obat tidur, misalnya, sekarang banyak digunakan tanpa resep dokter untuk membantu seseorang yang kesulitan tidur.
               b.         Dalam kenyataannya ada beberapa jenis obat yang digunakan sebagai tolok ukur status sosial tertentu. Dengan demikian, mereka yang tidak menggunakan akan mengalami tekanan sosial yang kuat (biasanya dari teman sebaya) untuk mencoba dan memakainya.
                c.         Adanya keyakinan bahwa obat dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi beban masalah yang sedang dihadapi.
               d.         Sifat dari obat golongan narkotika dan psikotropika adalah adiksi dan toleransi.
                e.         Peredaran makin banyak dan lebih gampang didapat.

3.         Faktor Lingkungan. Beberapa faktor sosiologis yang dianggap dapat menyebabkan penyalahgunaan obat/zat, antara lain:
                a.         Hubungan Keluarga: Biasanya keluarga yang tidak harmonis mempunyai masalah dengan penyalahgunaan obat/zat, misalnya ibu terlalu dominan, overprotektif, ayah yang otoriter atau yang acuh tak acuh dengan keluarga. Atau orangtua yang memaksakan kehendak pada anak yang mendorong anak melarikan diri ke alam impian melalui obat. Kualitas hubungan keluarga yang buruk dapat menyebabkan penyalahgunaan obat/zat terlarang meningkat. Penyalahgunaan obat/zat terlarang juga dipengaruhi oleh kebiasaan anggota keluarga yang lain, seperti orangtua dan kakak yang juga menggunakan obat/zat terlarang tersebut.
               b.         Pengaruh Teman: Pengaruh teman bagi terjadinya penyalahgunaan obat/zat terlarang ini sangat besar. Hukuman oleh kelompok teman sebaya, terutama pengucilan bagi mereka yang mencoba berhenti, dirasakan lebih berat dari penggunaan obat itu sendiri (50 hypnotized.
Apakah semua jenis narkoba berbahaya bagi tubuh kita? Semua obat dan zat dapat membahayakan tubuh kalau dikonsumsi tidak sesuai aturan pemakaian. Seberapa besar efeknya bagi tubuh tergantung jenis obat yang digunakan, berapa banyak dan sering menggunakannya, bagaimana cara memakai, dan apakah digunakan bersamaan dengan obat lain. Efek obat terhadap tubuh manusia juga tergantung dari berbagai faktor psikologis, misalnya kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai, dan faktor biologis seperti berat badan serta kecenderungan alergi. Secara fisiologis, organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem saraf pusat (SSP: otak dan sumsum tulang belakang), organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) panca indera karena yang dipengaruhi adalah SSP. Kata para ahli, penggunaan obat di Indonesia ini bersifat multidrug use. Artinya, beberapa jenis obat dipakai sekaligus atau bergantian. Pemakaian dengan cara seperti ini akibatnya lebih fatal.
Ciri-ciri remaja yang kecil kemungkinannya pakai narkoba:
            1.      Sehat secara fisik maupun mental.
            2.      Mempunyai kemampuan adaptasi sosial yang baik.
            3.      Memiliki sifat jujur dan bertanggung jawab.
            4.      Mempunyai cita-cita yang rasional.
            5.      Dapat mengisi waktu senggang secara positif.

Ciri-ciri remaja yang potensial berisiko menyalahgunakan narkoba:
            1.        Mempunyai sifat mudah kecewa dan untuk mengatasi rasa kecewa cenderung agresif dan destruktif/merusak.
            2.        Kalo punya keinginan tidak bisa menunggu, harus dipenuhi segera.
            3.        Pembosan, sering meras, tertekan, murung, merasa tidak mampu berbuat sesuatu yang berguna dalam hidup sehari-hari.
            4.        Suka mencari sensasi, melakukan hal-hal yang berbahaya atau mengandung risiko.
            5.        Kurang dorongan untuk berhasil dalam pendidikan, pekerjaan, atau kegiatan lain, prestasi belajar buruk, partisipasi dalam kegiatan-kegiatan di luar sekolah kurang, kurang olahraga, dan cenderung makan berlebihan.
            6.        Kurang PD atau rendah diri, selalu cemas, apatis, menarik diri dari pergaulan, depresi, dan kurang mampu menghadapi stres.

Tanda-Tanda Kemungkinan Penyalahgunaan Narkotika dan Zat adiktif
        1.            Fisik

·         Berat badan turun drastis
·         Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman
·         Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan
ada tanda bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat
bekas suntikan
·         Buang air besar dan kecil kurang lancer
·         Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas
        2.            Emosi

·         Sangat sensitif dan cepat bosan
·         Bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang
·         Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar
terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya
·         Nafsu makan tidak menentu
        3.            Perilaku

·         Malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya
·         Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga
·         Sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit
dan pulang lewat tengah malam
·         Suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan menggadaikan
barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barang-barang berharga
miliknya, banyak yang hilang
·         Selalu kehabisan uang
·         Waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang
gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya
·         Takut akan air. Jika terkena akan terasa sakit ? karena itu mereka jadi malas mandi
·         Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala putus zat
·         Sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya,
seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan
·         Mengalami jantung berdebar-debar
·         Sering menguap
·         Mengeluarkan air mata berlebihan
·         Mengeluarkan keringat berlebihan
·         Sering mengalami mimpi buruk
·         Mengalami nyeri kepala
·         Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi

Dr. Hassan Syamsi Pasya dalam bukunya yang berjudul Hamasa fi Udzun Syรขb (Bisikan Pada Pemuda) menjelaskan bahwa jenis narkoba yang paling berbahaya adalah jenis narkotika yang menyebabkan ketagihan mental maupun organik, seperti opium dan derivasi turunannya. Nama-nama dan jenis narkoba serta bahayanya antara lain:
        1.            Opium. Opium adalah jenis narkotika yang paling berbahaya. Dikonsumsi dengan cara ditelan langsung atau diminum bersama teh, kopi atau dihisap bersama rokok atau syisya (rokok ala Timur Tengah). Opium diperoleh dari buah pohon opium yang belum matang dengan cara menyayatnya hingga mengeluarkan getah putih yang lengket. Pada mulanya, pengonsumsi opium akan merasa segar bugar dan mampu berimajinasi dan berbicara, namun hal ini tidak bertahan lama. Tak lama kemudian kondisi kejiwaannya akan mengalami gangguan dan berakhir dengan tidur pulas bahkan koma.
Jika seseorang ketagihan, maka opium akan menjadi bagian dari hidupnya. Tubuhnya tidak akan mampu lagi menjalankan fungsi-fungsinya tanpa mengonsumsi opium dalam dosis yang biasanya. Dia akan merasakan sakit yang luar biasa jika tidak bisa memperolehnya. Kesehatannya akan menurun drastis. Otot-otot si pecandu akan layu, ingatannya melemah dan nafsu makannya menurun. Kedua matanya mengalami sianosis dan berat badannya terus menyusut.
        2.            Morphine. Orang yang mengonsumsi morphine akan merasakan keringanan (kegesitan) dan kebugaran yang berkembang menjadi hasrat kuat untuk terus mengonsumsinya. Dari sini, dosis pemakaian pun terus ditambah untuk memperoleh ekstase (kenikmatan) yang sama. Kecanduan bahan narkotika ini akan menyebabkan pendarahan hidung (mimisan) dan muntah berulang-ulang. Pecandu juga akan mengalami kelemahan seluruh tubuh, gangguan memahami sesuatu dan kekeringan mulut. Penambahan dosis akan menimbulkan frustasi pada pusat pernafasan dan penurunan tekanan darah. Kondisi ini bisa menyebabkan koma yang berujung pada kematian.
        3.            Heroin. Bahan narkotika ini berbentuk bubuk kristal berwarna putih yang dihasilkan dari penyulingan morphine. Menjadi bahan narkotika yang paling mahal harganya, paling kuat dalam menciptakan ketagihan (ketergantungan) dan paling berbahaya bagi kesehatan secara umum. Penikmatnya mula-mula akan merasa segar, ringan dan ceria. Dia akan mengalami ketagihan seiring dengan konsumsi secara berulang-ulang. Jika demikian, maka dia akan selalu membutuhkan dosis yang lebih besar untuk menciptakan ekstase yang sama. Karena itu, dia pun harus megap-megap untuk mendapatkannya, hingga tidak ada lagi keriangan maupun keceriaan. Keinginannya hanya satu, memperoleh dosis yang lebih banyak untuk melepaskan diri dari rasa sakit yang tak tertahankan dan pengerasan otot akibat penghentian pemakaian. Pecandu heroin lambat laun akan mengalami kelemahan fisik yang cukup parah, kehilangan nafsu makan, insomnia (tidak bisa tidur) dan terus dihantui mimpi buruk. Selain itu, para pecandu heroin juga menghadapi sejumlah masalah seksual, seperti impotensi dan lemah syahwat. Sebuah data statistik menyebutkan, angka penderita impotensi di kalangan pecandu heroin mencapai 40%.
        4.            Codeine. Codeine mengandung opium dalam kadar yang sedikit. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan obat batuk dan pereda sakit (nyeri). Perusahaan-perusahaan farmasi telah bertekad mengurangi penggunaan codeine pada obat batuk dan obat-obat pereda nyeri. Karena dalam beberapa kasus, meski jarang, codeine bisa menimbulkan kecanduan.
        5.            Kokain. Kokain disuling dari tumbuhan koka yang tumbuh dan berkembang di pegunungan Indis di Amerika Selatan (Latin) sejak 100 tahun silam. Kokain dikonsumsi dengan cara dihirup, sehingga terserap ke dalam selaput-selaput lendir hidung kemudian langsung menuju darah. Karena itu, penciuman kokain berkali-kali bisa menyebabkan pemborokan pada selaput lendir hidung, bahkan terkadang bisa menyebabkan tembusnya dinding antara kedua cuping hidung.
Problem kecanduan kokain terjadi di Amerika Serikat, karena faktor kedekatan geografis dengan sumber produksinya. Dengan proses sederhana, yakni menambahkan alkaline pada krak, maka pengaruh kokain bisa berubah menjadi sangat aktif. Jika heroin merupakan zat adiktif yang paling banyak menyebabkan ketagihan fisik, maka kokain merupakan zat adiktif yang paling bayak menyebabkan ketagihan psikis.
Setiap tahun, Amerika Serikat membelanjakan anggaran 30 miliar dollar untuk kokain dan krak. Tak kurang dari 10 juta warga Amerika mengonsumsi kokain secara semi-rutin. Pemakaian kokain dalam jangka pendek mendatangkan perasaan riang-gembira dan segar-bugar. Namun beberapa waktu kemudian muncul perasaan gelisah dan takut, hingga halusinasi.
Penggunaan kokain dalam dosis tinggi menyebabkan insomnia (sulit tidur), gemetar dan kejang-kejang (kram). Di sini, pecandu merasa ada serangga yang merayap di bawah kulitnya. Pencernaannya pun terganggu, biji matanya melebar, dan tekanan darahnya naik. Bahkan terkadang bisa menyebabkan kematian mendadak.


Narkoba benar-benar menyia-nyiakan waktu, menghilangkan akal sehat dan memasukkan pelakunya dalam kondisi ketidaksadaran yang menghalanginya untuk melaksanakan shalat dan ibadah lainnya. Bahkan terkadang menyeretnya untuk melakukan berbagai tindak kejahatan dan hal-hal yang diharamkan.

 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....๐Ÿ’˜๐Ÿ’—๐Ÿ’–๐Ÿ’•