Wednesday, February 24, 2016

Cerita Dikit....(Part 1)



Cerita Dikit....(Part 1)
 
Selamat malam ? Apakabar ? Baik ajalah ya, soale kalau kamu mengeluh sakit hatipun sama gua, gua udah lama berhenti jadi juru rawat hati yang luka cie..cie..cie. Gua baru baca sekilas blog tetangga, ternyata membangkitkan motivasi gua untuk "berperang" melawan kebodohan gua.
Gua comot motto si tetangga sebelah.... "Kekecewaan itu terbatas, namun harapan tidak terbatas…" – Martin Luther King, Jr. 
So, malam ini gua cerita dikit tentang...dari mana mulainya ya...hmmmm...hmmmm. Tahu jamsostek ??? Dulu waktu gua kerja di sebuah perusahaan swasta di Jalan A. Yani, gua menangani masalah jamsostek. Kebetulan perusahaan gua masuk sebagai anggota Jamsostek. Jadi masing-masing karyawan dipotong kalau ngak salah 2 % dari gaji pokoknya dan 3,7 % ditanggung oleh perusahaan. Jadi setiap bulan gua buat rekap laporan pembayaran jamsostek yang disetor ke kas Jamsostek yang kantornya di Jalan T. Zainal Abidin. Dan yang paling ngeyel dan nyinyirin soal pemotongan iuran jamsostek dari gaji pokok, tak lain tak bukan adalah salah seorang satpam perusahaan. Gua maklum kalee mungkin potongan uang Rp. 20.000 dari gajinya, kalau orang model dia pasti mikirnya "pasti dikorupsi, coba dihitung-hitung 50 orang karyawan dipotong  Rp. 20.000 setiap bulannya, udah berapa ????"
Gua ngak suuzon tapi si satpam pernah lho menanyakan, dan gua jelasin bahwa dengan mengikuti program jamsostek, apa aja gunanya untuk si bapak, ya salah satunya kalau sakit bisa di rujuk ya ke balai pengobatan atau rumah sakit yang dekat tempat tinggalnya.
Emang dasar ngak mau rugi, dia mencoba sakit hehehehehe...Soale kurang yakin kalee dengan penjelasan gua karena besoknya dia ngeluh ke gua..."Bapak udah berobat darma, masak obatnya obat generik lagipula bapak bla..bla...bla.."
Pokoke si satpam tuh kurang puas melulu dengan pelayanan rumah sakit rujukan. Mungkin rugi banyak dengan potongan Rp. 20.000. Padahal dengan adanya jaminan kesehatan kayak gitu setidaknya karyawan tersebut ngak khawatir kalau mendadak sakit (emang elu bisa jadwalin sakit ??? ckckck), ngak perlu bongkar celengan ataupun pinjam uang tetangga. Pokoknya sakit...ya segera meluncur ke rumah sakit, setidaknya pertolongan pertama ditangani yang berwenang alias tenaga medis. Ngak mesti ke dukun minta jampi-jampi air putih dan bayar juga kan ??? 
So, perusahaan juga ngak ikut-ikutan pusing saat karyawan ngeluh sakit atau kecelakaan kerja, mau ngeluh sakit, berobat. Anehnya si Satpam, ehhhh ujung-ujungnya keenakan pergi berobat, sakit pala dikit aja...pergi meluncur ke balai pengobatan...soale dia ndiri cerita.Gua kalau dia cerita paling didengerin soale umurnya lebih banyak diatas gua, kalau dibawah gua udah gua omelin......"kemarin katanya inilah itulah..."
Jadi bagi gua, jamsostek itu ada manfaatnya apalagi setelah berhenti bekerja, gua ngak langsung ambil uang JHT alias Jaminan Hari Tua, gua endapin selama 5 tahunan dan setelah diklaim uang JHT nya lumayan juga hehehehe. 

Apakah Jamsostek itu ???  Nyimak gan :)

Sehubungan dengan amanat ini, sesuai dengan UU No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dibentuk dua BPJS yaitu BPJS Kesehatan yang melaksanakan jaminan kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang menyelenggarakan jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. BPJS Kesehatan merupakan transformasi dari PT. Askes (Persero) dan beroperasi mulai tanggal 1 Januari 2014. Sedangkan BPJS Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari PT. Jamsostek (Persero). Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014, PT. Jamsostek (Persero) berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan namun tetap melaksanakan program-program yang selama ini diselenggarakan oleh PT. Jamsostek (Persero) selain jaminan pemeliharaan kesehatan yang telah diserahkan ke BPJS Kesehatan. Selanjutnya, paling lambat 1 Juli 2015, BPJS Ketenagakerjaan akan beroperasi sepenuhnya menyelenggarakan empat program jaminan sosial. (Sumber : http://kanwil-djpbjabar.net/index.php/profil-kantor/sejarah/14-berita)


Jadi Jamsostek itu bertransformasi dari Jamsostek menjadi BPJS. Sederhananya elu berubah dari anak-anak menjadi gadis remaja. Nahhhhh…., kemarin ada berita “Ganyang BPJS”
Pasti yang suka pembubaran BPJS mungkin salah satu orang kaya raya yang ngak pernah sakit atau salah satu agen asuransi, soale lahan asuransi juga itu hehehehehe. Kalau orang kecil kayak gua, kayaknya ada juga manfaatnya…siapa yang tahu si sakit datang ??? Ya kan ??? Tapi kalau elu mengeluh antrian panjang dan segala macamnya…, harap maklum. 
Karena dulu lebih baik menahan sakit daripada berobat karena biaya rumah sakit yang “rada-rada” tergantung rumah sakit dan kelasnya juga. Asal jangan kayak si satpam dulu, ngomel melulu diawal-awal ehhh tahunya paling rajin berobat (emang sih itu udah haknya), sakit pala dikit aja ke balai pengobatan/rumah sakit rujukan jamsostek dulu. Lagipula kalau elu sehat atau ada jaminan kesehatan, kan ngak khawatir mau bekerja. Urusan sakit datang, setidaknya ada solusinya segera !   
Tapi kalau protes masalah gaji direktur BPJS yang melangit, ya…jangan bakar rumahnya sekalian dong. Cukup elu protes masalah personalnya aja. Kalau sampai membubarkan BPJS, Hello ???  Kalau elu merasa dengan pembayaran atau iuran BPJS ngak sesuai yang diharapkan, banyak kok agen asuransi yang bersedia menawari produk asuransi kesehatan tok atau sekalian berinvestasi. Minimal bayar Rp. 500.000 perbulan, jutaan ada juga. Kalau mau ??  




 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....💘💗💖💕