Cerita Dikit....(Part 1)
Selamat malam ?
Apakabar ? Baik ajalah ya, soale kalau kamu mengeluh sakit hatipun sama gua,
gua udah lama berhenti jadi juru rawat hati yang luka cie..cie..cie. Gua baru
baca sekilas blog tetangga, ternyata membangkitkan motivasi gua untuk
"berperang" melawan kebodohan gua.
Gua comot motto si
tetangga sebelah.... "Kekecewaan itu terbatas, namun harapan tidak
terbatas…" – Martin Luther King, Jr.
So, malam ini gua
cerita dikit tentang...dari mana mulainya ya...hmmmm...hmmmm. Tahu jamsostek
??? Dulu waktu gua kerja di sebuah perusahaan swasta di Jalan A. Yani, gua
menangani masalah jamsostek. Kebetulan perusahaan gua masuk sebagai anggota
Jamsostek. Jadi masing-masing karyawan dipotong kalau ngak salah 2 % dari gaji
pokoknya dan 3,7 % ditanggung oleh perusahaan. Jadi setiap bulan gua buat rekap
laporan pembayaran jamsostek yang disetor ke kas Jamsostek yang kantornya di
Jalan T. Zainal Abidin. Dan yang paling ngeyel dan nyinyirin soal pemotongan
iuran jamsostek dari gaji pokok, tak lain tak bukan adalah salah seorang satpam
perusahaan. Gua maklum kalee mungkin potongan uang Rp. 20.000 dari gajinya,
kalau orang model dia pasti mikirnya "pasti dikorupsi, coba
dihitung-hitung 50 orang karyawan dipotong Rp. 20.000 setiap bulannya,
udah berapa ????"
Gua ngak suuzon
tapi si satpam pernah lho menanyakan, dan gua jelasin bahwa dengan mengikuti
program jamsostek, apa aja gunanya untuk si bapak, ya salah satunya kalau sakit
bisa di rujuk ya ke balai pengobatan atau rumah sakit yang dekat tempat
tinggalnya.
Emang dasar ngak
mau rugi, dia mencoba sakit hehehehehe...Soale kurang yakin kalee dengan
penjelasan gua karena besoknya dia ngeluh ke gua..."Bapak udah berobat
darma, masak obatnya obat generik lagipula bapak bla..bla...bla.."
Pokoke si satpam
tuh kurang puas melulu dengan pelayanan rumah sakit rujukan. Mungkin rugi banyak
dengan potongan Rp. 20.000. Padahal dengan adanya jaminan kesehatan kayak
gitu setidaknya karyawan tersebut ngak khawatir kalau mendadak sakit (emang elu
bisa jadwalin sakit ??? ckckck), ngak perlu bongkar celengan ataupun pinjam
uang tetangga. Pokoknya sakit...ya segera meluncur ke rumah sakit, setidaknya
pertolongan pertama ditangani yang berwenang alias tenaga medis. Ngak mesti ke
dukun minta jampi-jampi air putih dan bayar juga kan ???
So, perusahaan juga
ngak ikut-ikutan pusing saat karyawan ngeluh sakit atau kecelakaan kerja, mau
ngeluh sakit, berobat. Anehnya si Satpam, ehhhh ujung-ujungnya keenakan pergi
berobat, sakit pala dikit aja...pergi meluncur ke balai pengobatan...soale dia
ndiri cerita.Gua kalau dia cerita paling didengerin soale umurnya lebih banyak
diatas gua, kalau dibawah gua udah gua omelin......"kemarin katanya inilah
itulah..."
Jadi bagi gua,
jamsostek itu ada manfaatnya apalagi setelah berhenti bekerja, gua ngak
langsung ambil uang JHT alias Jaminan Hari Tua, gua endapin selama 5 tahunan
dan setelah diklaim uang JHT nya lumayan juga hehehehe.
Apakah Jamsostek
itu ??? Nyimak gan :)
Sehubungan
dengan amanat ini, sesuai dengan UU No. 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dibentuk dua BPJS yaitu BPJS Kesehatan yang
melaksanakan jaminan kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang menyelenggarakan
jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan
kematian. BPJS Kesehatan merupakan transformasi dari PT. Askes (Persero) dan
beroperasi mulai tanggal 1 Januari 2014. Sedangkan BPJS Ketenagakerjaan
merupakan transformasi dari PT. Jamsostek (Persero). Terhitung mulai tanggal 1
Januari 2014, PT. Jamsostek (Persero) berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan
namun tetap melaksanakan program-program yang selama ini diselenggarakan oleh
PT. Jamsostek (Persero) selain jaminan pemeliharaan kesehatan yang telah
diserahkan ke BPJS Kesehatan. Selanjutnya, paling lambat 1 Juli 2015, BPJS
Ketenagakerjaan akan beroperasi sepenuhnya menyelenggarakan empat program jaminan
sosial. (Sumber : http://kanwil-djpbjabar.net/index.php/profil-kantor/sejarah/14-berita)
Jadi
Jamsostek itu bertransformasi dari Jamsostek menjadi BPJS. Sederhananya elu
berubah dari anak-anak menjadi gadis remaja. Nahhhhh…., kemarin ada berita
“Ganyang BPJS”
Pasti yang
suka pembubaran BPJS mungkin salah satu orang kaya raya yang ngak pernah sakit
atau salah satu agen asuransi, soale lahan asuransi juga itu hehehehehe. Kalau orang
kecil kayak gua, kayaknya ada juga manfaatnya…siapa yang tahu si sakit datang
??? Ya kan ??? Tapi kalau elu mengeluh antrian panjang dan segala macamnya…,
harap maklum.
Karena dulu lebih
baik menahan sakit daripada berobat karena biaya rumah sakit yang “rada-rada”
tergantung rumah sakit dan kelasnya juga. Asal jangan kayak si satpam dulu,
ngomel melulu diawal-awal ehhh tahunya paling rajin berobat (emang sih itu udah
haknya), sakit pala dikit aja ke balai pengobatan/rumah sakit rujukan jamsostek
dulu. Lagipula kalau elu sehat atau ada jaminan kesehatan, kan ngak khawatir
mau bekerja. Urusan sakit datang, setidaknya ada solusinya segera !
Tapi kalau protes masalah gaji direktur BPJS
yang melangit, ya…jangan bakar rumahnya sekalian dong. Cukup elu protes masalah
personalnya aja. Kalau sampai membubarkan BPJS, Hello ??? Kalau elu merasa dengan pembayaran atau iuran
BPJS ngak sesuai yang diharapkan, banyak kok agen asuransi yang bersedia
menawari produk asuransi kesehatan tok atau sekalian berinvestasi. Minimal
bayar Rp. 500.000 perbulan, jutaan ada juga. Kalau mau ??