Kalau gua bilang ini azab, gua dijitak ama dia. Balas jitak dong ????
AZAB lahhhhhhh....
Sumber : https://naifu.wordpress.com/2010/07/08/azab-dalam-perspektif-al-qur%E2%80%99an/
I. Definisi Azab
Secara Etimologis
· Azab menurut bahasa Arab ‘aqoba-yu’kibu yang artinya balasan, siksa, teguran bagi umat yang melanggar larangan agama.[1]
· Dalam
bahasa inggris Azab adalah “punishment” yaitu hukuman, siksaan, to take
o’s like a man menerima penyiksaan itu sebagai seorang jantan, perilaku
yang amat kasar. punishment is will occurs if human collide the
prohibition of religion and they will get turtune from Gad.[2]
· Dan dalam bahasa Indonesia Azab adalah siksaan yang di hadapi manusia atau makhluk Tuhan lainnya[3].
Secara terrminologi :
· Menurut
salah satu ahli Tafsir : Azab adalah siksaan yang menimpa manusia
sebagai akibat dari kesalahan yang pernah atau sedang dilakukan atas
larangan Tuhan.[4]
·
Dari
definisi diatas menyimpulkan bahwa Azab adalah suatu peringatan akan
kemurkaan Allah pada makhluknya (manusia) yang telah melanggar perintah
Allah yaitu perbuatan yang dilarang baik berupa ibadah, amal, iman dan
lain-lain, dibalasnya dengan teguran berupa bencana alam.
II. Bentuk dan Penyebab azab
Sesungguhnya
kita telah punya jawabannya dari ayat-ayat Alquran. Ketika Allah
membinasakan suatu kaum, di satu sisi hal tersebut adalah azab yang
Allah timpakan kepada mereka lantaran kekufuran mereka kepada Allah swt.
Namun, di sisi lain itu merupakan ujian bagi kaum yang beriman, supaya
mereka lebih dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah swt. Contoh,
kisah Nabi Nuh a.s. yang dipaparkan Allah dalam surat ayat 25-49. Di
sana Allah mengisahkan kaum Nabi Nuh senantiasa ingkar dan tidak mau
beriman kepada Allah swt., maka Allah timpakan azab kepada mereka berupa
banjir yang sangat besar. Bahkan, Alquran menggambarkan banjir itu
datang dengan gelombang seperti gunung. (Hud: 42). Peristiwa ini jika
dilihat dari satu sisi adalah azab yang Allah timpakan kepada kaum Nabi
Nuh karena keingkaran dan kekufuran mereka. Namun di sisi yang lain
peristiwa itu adalah ujian dan cobaan sekaligus rahmat bagi orang-orang
beriman yang mengikuti Nabi Nuh. Bagi Nabi Nuh sendiri, kejadian
tersebut merupakan ujian berat. Karena dengan mata kepalanya sendiri
dari bahtera yang dinaikinya, ia menyaksikan anak kandungnya lenyap
ditelan ombak besar (Hud: 43). Orang tua mana yang tega melihat anaknya
meregang nyawa ditelan ombak besar, sementara ia aman di atas sebuah
bahtera? Jadi, ini adalah cobaan yang begitu berat bagi Nabi Nuh,
sekaligus peringatan bagi Nabi Nuh sendiri maupun bagi umatnya. Dalam Alquran banyak sekali diceritakan tentang musibah dan bencana yang menimpa orang-orang terdahulu. Dan,
semua musibah dan bencana besar yang pernah menimpa manusia
diterangkan oleh Alquran adalah selalu terkait dengan kekufuran dan
keingkaran manusia itu sendiri kepada Allah swt. Telah tampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakan
perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang
yang mempersekutukan (Allah).
Berikut
adalah di antara ayat-ayat Alquran yang berbicara mengenai bencana atau
azab yang menimpa suatu kaum kaum, termasuk diri kita.
1. Penyebab
terjadi azab atau musibah adalah lantaran mendustakan ayat-ayat Allah.
Padahal jika kita beriman, Allah akan membukakan pintu-pintu keberkahan
baik dari langit maupun dari bumi. (Al-A’raf: 96)
2. Penyebab
terjadinya bencana atau musibah adalah lantaran manusia menyekutukan
Allah dengan sesuatu (baca: syirik), seperti mengatakan bahwa Allah
memiliki anak.
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (Maryam: 91).
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (Maryam: 91).
3. Allah
timpakan bencana kepada kaum yang tidak mau memberikan peringatan
kepada orang-orang dzalim di antara mereka. Dan peliharalah dirimu dari
siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara
kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Al-Anfal: 25).
4. Dalam
hadits juga digambarkan bahwa azab dan bencana itu bisa bersumber dari
kemaksiatan yang akibatnya dirasakan secara sosial. Di antaranya adalah
perbuatan zina dan riba. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah
saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum mereka melakukan dengan
terang-terangan berupa riba dan zina, melainkan halal bagi Allah untuk
menimpakan azabnya kepada mereka.” (HR. Ahmad).[6]
Sesungguhnya masih banyak ayat dan hadits yang memaparkan tentang sebab-sebab terjadinya musibah atau bencana. Tapi, dari yang dipaparkan di atas kita tahu bahwa setiap musibah dan bencana selalu terkait dengan dosa yang dilakukan oleh manusia. Bentuknya bisa berupa membudayanya praktik riba dan zina. Bisa juga karena mengkufuri nikmat Allah, mendustakan ayat-ayat Allah, dan menyekutukan Allah.