Dalam minggu ini ada beberapa kejadian yang menyita perhatian saia, diantaranya adalah kisah penyiksaan anak kucing. Kejadiannya sih di Malaysia kalau ngak salah, tapi videonya di share beberapa orang teman di beranda fb, saia tidak kuat melihat videonya sampai habis. 😥😭😭 Seekor anak kucing dipijak pakai kaki oleh seekor pelaku berjenis kelamin perempuan, aduuhhhhhh tak terbayangkan kalau saia diinjak kedua kaki seperti itu, sampai tidak bisa berjalan lagi si kucing kecil, harus ngesot. Saat dinjak, suara kucing terdengar sangat sangat memilukan dengan mata yang terbelalak, menahan sakit 😭😭 Semoga para pelaku mendapat balasan yang setimpal. Sadis kali !!!
Kedua, kabarnya tulisan "miskin" yang distempel oleh Walikota Pekanbaru terhadap rumah yang memperoleh bantuan sosial, sudah diganti. Alhamdullillah...terimakasih kalau memang iya. Walaupun ada yang mendukung dengan alasan supaya tepat sasaran, supaya si miskin malu dengan kemiskinannya dan mau bekerja, atau ada yang merasa stempel miskin ini bukan perkara kecil, dia aja kalau diberi stempel begitu tidak masalah, yang dia malu kalau dia diberi stempel kaya tapi ternyata tidak mampu, katanya (menyindir ???).
Positiflah darma ! Penting akhirnya Walikota Pekanbaru telah berlaku arif dan bijaksana dengan merubah tulisan yang ditempel di rumah warga tersebut menjadi "Keluarga Prasejahtera, Keluarga Penerima Manfaat PKH". Karena kalau masih distempel dengan stempel dengan mencantukan kata-kata "miskin", bagi orangtua yang merasa tahan banting dengan ucapan tetangga sekitar mungkin ngak masalah, tapi kalau anak-anak keluarga miskin itu kek mana ???
Banyak anak-anak keluarga kurang mampu atau miskin menjadi korban bullying diantara teman-temannya, seperti kejadian di China, seorang anak umur 14 tahun dibully oleh guru dan temannya karena miskin itu dan nekad bunuh diri atau kejadian meninggalnya Elva Susanti, siswi SMA 1 Bangkinang yang nekat terjun ke sungai dan akhirnya meninggal karena dibully miskin. Beritanya tinggal browsing ajja, dan berbagai kisah pembullyan karena dianggap miskin atau tidak mampu, termasuk saia dulu, zaman kecil dulu.
Sedih kalau diceritakan runut, satu aja ya....Saat zaman SD, kalau saia datang ke sebuah keluarga kaya dulu, lewat pintu samping atau belakang dan itupun suara yang menyambut tak nampak batang hidungnya, tapi kalau saudara yang dari Jalan XXX itu datang, baru masuk mobil saudara Jalan XXX ke halaman depan rumah si kayah itu, tergopoh-gopoh dan berhamburan sekeluarga kaya ini keluar dari pintu depan menyambut si saudara Jalan XXX. Kok tahu, soalnya huhuhuhu, beda kedatangan saia dan saudara Jalan XXX itu hanya beda waktu 10 menit. Saia duluan datang, penyambutannya ya....begitu dan beberapa menit kemudian, baru datang saudara Jalan XXX itu.
Aduhhh membekas diingatan. Mau ditip ex, ngak bisa-bisa. Banyak lagi kisah sedih, tapi ya mau gimana lagi, miskin atau tidak mampu itu bukan impian atau cita-cita saia, kalau bisa milih, saia pengen jadi orang kaya aja. 😁😁😁 Dikira orang, saia yang miskin ini ngak mau berubah, pengen miskin terus, malaslah...
Aduh ibu yang kasih komentar di salah satu akun yang membahas masalah ini menganggap keluarga yang distempel miskin itu pemalas semua. Nih ibu kali mainnya jauh sihhhh tapi ngak pernah tersentuh kaum jelata seperti saia. Gaulnya sama kaum Borjuis, makanya ngak salah terjadi Revolusi Prancis itu kek gitu !!!
Masyarakat Prancis dibagi menjadi beberapa golongan, ditambah lagi kehidupan yang sangat susah pada zaman itu karena kebijakan pajak yang memberatkan hidup rakyat jelata. Akhirnya Juli 1789, keadaan Perancis kacau beliau dari penjarahan, kerusuhan dan pembakaran dimana-mana....
Ah sudahlah, but anyway Terimakasih terhadap Walikota Pekanbaru atas kebijaksanaanya.... Isshhhh kok saia merasa berapi-api ya, siapa juga saia.... tapi setidaknya saia dari dulu kenyang sama perbedaan itu, sayyyy ...💪💪💪💗💗💗💗 Happy Night