Monday, May 11, 2020

Kopi

Hal apa yang paling enak diceritakan adalah hal-hal yang pernah dirasakan, setidaknya tidak berguna dengan orang lain, tpi saia menikmatinya. Wanginya......... dan dari hal kecil tersebut baru hal-hal besar yang diceritakan bisa saia terima, walaupun barang jualan dibumbui dengan "resep" turunan zaman Belanda dan kalimat penjual berkata..."Pokoknya dijamin enak, bakal nagih, tak bisa ke lain hati..." Jangan terlalu yakin dengan kalimat penjual, sebagai pembeli cermatlah dalam "jual beli". Jangan dikatakan dijamin enak, belum tentupun tak enak 😊😊 Ribet ya. Padahal cuma mau bilang sama penjual,  bisa jadi enak memang tapi tidak sesuai lidah, percuma juga jadinya.....
Bicara kopilah malam yang hangat ini, kopi Indonesia...kebetulan dapat tugas tentang itu, kloplah. Mari cerita dari yang terbawah, cerita dasar kenapa Belanda sampai datang jauh-jauh ke Indonesia dan membuat perjanjian dengan Sultan Banten pada abad ke 15 untuk proyek penanaman kopi di Jawa seperti yang dikutip detik.com dari buku Wenny Bekti Sunarharum berjudul "Sains Kopi Indonesia." Biar tahu pulaklah nikmatnya rasa kopi itu, bukan nikmat kopi orang...nikmat pulak kopi awak, padahal dijejal kopi Espresso, alamak.....pahit betul. Padahal kopi inilah katanya intinya kopi. Aku angkat tanganlah, cocok dilidah tetap Kopi Sidikalang atau Kopi Kapal-Kapalan 😁
Bolehlah kita berbangga hati, Indonesia termasuk 5 negara pengekspor terbesar kopi di dunia, Indonesia peringkat 5. Bagus tak ??? Baguslahhh....peringkat pertama Brazil dan kedua...Vietnam.

Vietnam yang berhasil membuat Amerika malu-malu mengaku kalah, negara Vietnam yang menerapkan taktik gerilya melawan pasukan Amerika, dan membuat saia mengerti dan paham sekarang betapa dulu kalau melihat film Amerika dengan berlatar belakang Saigon atau Ho Chi Minh City (salah satu kota di Vietnam Selatan) tahun 1955-1975. 
Perang yang membuat pasukan Amerika digambarkan merasakan frustasi dan kalangkabut dengan perlawanan rakyat Vietnam yang menggunakan taktik perang gerilya. Musuh di kota, para pejuang Vietnam bersembunyi di pedalaman, lalu menyerang, kemudian bersembunyi di hutan-hutan dan menyerang musuh....taktik perang gerilya ! Taktik perang ini juga diterapkan di perang-perang di Indonesia saat melawan Belanda dulu, perang yang membuat lelah yang hakiki bagi penjajah 😁😁 Karena merasa senasib sepenanggungan, Vietnam banyak belajar dari Indonesia, tahun 1970, Vietnam belajar mulai pertanian beras sampai Kopi. Bagaimana kabarnya tambang emas, berlian, perak. bla....bla....kita itu ?? Bisa dimakan zaman sulit masa pandemi ini ? Paling dijual ke toko emas lalu diganti beras, kopi, gula, minyak, ikan dan lain sebagainya. Membangun itu bagus, kembalilah bertani itu ???? Jas merah aja deh..... Jangan lupakan sejarah kopimu hari ini 😊😊 Vietnam adalah contoh bahwa belum tentu murid tidak bisa menjadi guru, bahkan melebihi gurunya itu sendiri. Kujamin 1000 % belum tentu kopimu itu terbuat dari serbuk emas, pasti dari biji kopi juganyo 😁😁 Atau kau seperti Amerika saat perang di Saigon, malu-malu mengakui ternyata pertanian itu sebenarnya ciri bangsa, terikut-ikut pengen seperti tetangga kaya jaraknya beberapa rumah dari rumah, tetangga kaya dari SDM sampai peralatan mereka punya,. Kita ???? Lahan pertanian ajanya, sayyy...., membicarakan orang sudah sampai di bulan, sejarah kopi pun harus diputar ulang. Kok bisa terikut-ikut sihhh, rata-rata komisaris di bank di Indonesia sudah dipegang mereka, apalagi...ikutlah buka tambang 😀😀 Iyokan nan di orang, lalukan nan di awak eh orang juo..... Ba'a lai  

 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....💘💗💖💕