Pekanbaru, my homeland ceileeee...., walaupun ada petinggi Universitas di Riau kemarin, dari rekaman suaranya menyatakan saia adalah "suku" yang dianggap pemberontak di kampusnya. Bukan menjudge saia langsung tapi karena diucapkan satu kata dan satu suku, otomatis peranakan saia agak terguncang sedikit, sedikit aja. Mendengar rekaman suara beliau tersebut, saia seolah-olah seperti membaca komik zaman SD saia, komik itu bercerita tentang zaman penjajahan Belanda. Seorang tentara Belanda berkata kepada seorang petani...... "Hei Inlander, apa yang kamu lakukan di sini....."
Walaupun bangsa ini telah bersumpah tanggal 28 Oktober, Jong Java, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Sumatranen bersumpah "bersatu" tapi sampai kemarin, rasis ala-ala Belanda itu masih ada. Saia lebih suka dibilang pemberontak daripada penjilat, gitu aja. Beliau sebagai orang dengan latar pendidikan tinggi, paling tinggi dan sudah kemana-mana dan ada dimana-mana, darah segumpal itu tetap ada. Saia sangat menyayangkan ucapan beliau kalau didengar seperti ucapan orang yang tersudut. Hal ini karena mahasiswa yang dihadapinya berasal dari suku asal saia, "main gass kelen ya hahahahaha." Tapi apapun penyelesaiannya ataupun tidak terselesaikan masalah tersebut, semoga Beliau tetap sehat selalu dan ilmu yang diberikan menjadi berkah. Orang yang tidak suka sama kita itu didoakan, jangan disudutkan lagi. Maunya.
"Ngomong-ngomong bapak lewat mana, kok lantam kali ngomongnya hehehehehehe"