Wednesday, October 16, 2019

Not a Joke


Not a Joke 👪👪💖😇

Heboh film Joker dengan inti promosi yang didengungkan "orang jahat adalah orang baik yang tersakiti....." Ehemmm. Apa iya ??? Jadi pada dasarnya semua manusia itu baik. Penelitian yang dilakukan oleh Yale University mengungkapkan bahwa sesungguhnya semua orang memiliki hati yang baik. Penelitian tersebut juga menyatakan insting manusia sejak lahir mengarahkan untuk berbuat baik tersebut namun jika ternyata masih juga melakukan hal-hal yang tidak baik, berarti dia sedang melawan instingnya.  Hmmm.....lanjut, diawal-awal adegan film Joker, diperlihatkan perlakuan buruk yang diterima Mr Arthur Wayne eh Fleck alias Joker, mulai dari diserang segeromboloan anak muda saat bekerja, ditegur seorang ibu dalam bus karena tindakannya dianggap mengganggu anak, difitnah rekan kerjanya sendiri, dipecat dari pekerjaan, diserang dalam kereta ketika dia "berusaha" menyelematkan seorang wanita yang diganggu 3 orang karyawan sehingga akhirnya dia menembak ketiganya dengan pistol. 

Apakah Arthur Fleck orang baik dulunya ?? Dari penelusuran Arthur Fleck ke rumah sakit jiwa, tempat ibunya dirawat untuk mengetahui siapa ayahnya. Apakah dia anak adopsi seperti yang dikatakan "ayahnya" yang kemudian menghadiahinya bogem mentah tah tah. Catatan Rumah Sakit Jiwa diketahui bahwa sejak kecil Arthur Fleck menerima tindakan kekerasan berupa penganiayaan dari ibunya dan "pacar" ibunya, bahkan dari catatan diketahui Arthur Fleck pernah diikat di radiator. Ibu Arthur Fleck dianggap menderita gangguan mental berupa delusi alias suka menghayal dan narsistik alias Narcissistic Personality Disorder. Mengutip dari Hellosehat.com disebutkan bahwa Narcissistic Personality Disorder adalah  kondisi orang yang menganggap dirinya jauh lebih penting dari orang lain, memiliki kebutuhan yang tinggi untuk dipuji atau dibanggakan, namun memiliki empati yang rendah terhadap orang lain.

Cek fisik dan rohani serta roh alus, apakah tingkat narsistik saia sudah melewati ambang batas toleransi hehehehe. Info Alodokter.com menjelaskan efek kekerasan yang diterima anak bisa berlanjut sampai dewasa. 
Berita tempo tanggal 27 Desember 2018 dengan judul berita "KPAI: Pelanggaran Hak Anak di 2018 Didominasi Tindak Kekerasan". Berdasarkan infodatin pada website depkes.go.id diketahui bahwa dari hasil penelitian atau telaah literatur selama 2000-2013 dilihat dari klasifikasi tingkat pendapatan negara (dari bank dunia) untuk kawasan Asia diketahui :

  1. Negara dengan tingkat pendapatan rendah seperti Korut, Myanmar dan Kamboja, kekerasan terhadap anak perempuan sebesar 17,31 % dan anak laki-laki sebesar 19 %
  2. Negara dengan tingkat pendapatan menengah kebawah seperti INDONESIA, Laos, Papua Nugini, Filiphina dan Vietnam diketahui kekerasan terhadap anak perempuan sebesar 17,45 % dan anak laki-laki sebesar 34,95 %  
  3. Negara dengan tingkat pendapatan menengah keatas seperti China, Thailand, Palau dan Tuvalu diketahui kekerasan terhadap anak perempuan sebesar 1,16 % dan anak laki-laki sebesar 5,25 %
  4. Negara dengan tingkat pendapatan tinggi seperti Brunei, Korsel, Jepang, Malaysia dan Singapura diketahui kekerasan terhadap anak perempuan sebesar 13 % dan anak laki-laki sebesar 7,87 %
  Kesimpulannya umumnya kekerasan lebih banyak dialami oleh anak laki-laki, bandel sihhhh hehehe. Makanya bu-ibu harus lebih perhatikan cara ngomong atau bertindak terhadap anak laki-lakinya, kan besok jadi pimpinan, setidaknya dalam berumah tangga nanti. 
Umumnya kekerasan terjadi pada negara dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah, kalau di lingkungan rt rw, cucok sihhhh. Yang kaya biasanya alias menengah keatas, ortunya sibuk cari uang hehehehe, ngak sempat "sleding" anaknya huhuhuhu....
Tapi kalau anak dari keluarga menengah ke bawah, apalagi kalau harga semua-mua pada naik, gampang kali esmosi jiwa dan anak ikut-ikutan terkena imbas, karena dianggap hanya makan tidur, makan tidur alias belum menghasilkan alias masih buah pasir. 

Jenis kekerasan yang diterima anak berdasarkan definisi dari Kantor Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) :

  1. Kekerasan fisik seperti ditampar, dicubit, ditendang dsb
  2. Kekerasan emosional seperti kekerasan berupa kata-kata yang menakut-nakuti, mengancam, menghina, mencaci maki dengan kasar dan keras
  3. Kekerasan seksual seperti pornografi, perkataan tidak senonoh, pelecehan seksual
  4. Pengabaian dan penelantaran yakni segala bentuk kelalaian yang melanggar hak anak dalam pemenuhan gizi dan pendidikan
  5. Kekerasan ekonomi (eksploitasi) : mempekerjakan anak dibawah umur untuk motif ekonomi, prostitusi anak
So, siapa aja yang boleh melaporkan tindakan kekerasan terhadap anak ???? Eng ing eng......

"Lihat kekerasan terhadap anak, Lapor !"
Itu kata-kata dari artikel yang dibaca dari website KPAI ye hehehe alias Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

Saat Joker dewasa, ada satu hal menurut saia kenapa Joker tega membunuh orang-orang yang dianggapnya "melecehkannya" adalah mereka yang tidak merasa apa yang dia rasakan, tidak menyadari keberadaannya alias masalah eksistensi, butuh pengakuan dan perhatian. Setelah membunuh di dalam kereta, muncul berita di media massa mengenai "pembunuh menggunakan topeng badut" menyentak seluruh kota dan Joker merasa dengan tindakan tersebut ada perhatian orang terhadap dirinya. Juga masalah kebahagian, Joker yang merasa tidak pernah bahagia.

Bahagialah orang yang bisa membuat atau menciptakan kebahagiaannya sendiri walaupun hanya sendiri. Kuncinya paket internet unlimited hehehehe, semua yang diinginkan dapat dibaca, didengar dan dilihat. Juga menyadari bahwa tidak semua orang mesti sepertimu, secantik dirimu, sehebat dirimu, "seramai" dirimu bahkan tidak seramah dirimu hehehehehe.... Masih aja suka menyindir gua...."ngak ada teman ngomong ya..." hehehehe. Wadawww, narsistik !!! 


 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....💘💗💖💕