Monday, October 23, 2017

Teror pe er

Sore seabis asyar rencananya mau leha-leha dulu tapi tiba-tiba hp gua berbunyi, ternyata ponakan gua minta dicarikan tugas sekolahnya, masih kelas 3 SD. Terdengar lamat-lamat suara emaknya alias adik gua ngajari ponakan gua apa yang musti dibilang. Gua ngak tahu entah mana yang emak atau mana yang anak kalau urusan tugas sekolah, kayaknya emaknya yang paling cemas, gusar, resah, paling ribut, paling heboh. Anaknya alias ponakan gua santai serasa di pantai. Kalau perlu emaknya yang masuk sekolah gantiin anaknya kali, hah lebai deh eike. 

Ketika nyampe di rumah kalau urusan minta bantu buat tugas atau pr sekolah, anak beranak ini mirip sarden, berendeng kesana kemari mencari "mangsa" siapa yang mau bantuin tugas. Kemarin masih enak, ada adik bungsu gua yang siap sedia membantu, berhubung adik bungsu gua lagi di Bogor, ya...pilihannya tinggal 1, soalnya yang tahu password internet hanya gua sama adik bungsu gua hehehehe. Tugas yang diminta sebenarnya gampang, cari gambar untuk buat kliping tentang pemanasan global tapi kebiasaan dari dulu yang gua liat, waktunya dimepet-mepetin, kalau bisa tengah malam baru dibilang. Apa salahnya dari tadi pagi dibilang, ini ketika gua pengen leha-leha. Apalagi tadi, alhamdullillah hehehehehe 😊😊😊😊

Tapi sumpah, emang kayak gitu penampakan anak beranak itu kalau udah "teror pr" ke rumah, suara emaknya yang terdengar, yang menjelaskan juga emaknya, yang sibuk juga emaknya, yang prnya mau ini mau itu emaknya, klipingnya dijilid warna apa, dibuat kayak mana, jemputnya jam berapa, juga emaknya. Anaknya ???? "Kakak capek...." atau "Kakak ngantuk..." 

Untung ngak anak gua, kalau anak gua ??? "Kakak capek, bobok gihh"... Hehehehehe...podo, sebelas dua belas kayaknya. Soalnya gua paling tahu betapa susahnya ngak ada yang bantu tugas sekolah dulu seperti tugas buat prakarya. Salah satu tugas prakarya yang berkesan buat gua adalah tugas prakarya saat di kelas I SMA yakni buat kanvas lukisan dari goni tepung terigu cap segitiga dan minggu berikutnya baru buat lukisan. 

Saat buat kanvas, gua kerjain sendiri, mulai buat rangka kayunya sampai mencuci goni tepung terigu dan merendamnya dengan air yang dicampur kanji lantas dijemur, gunanya supaya kain/goni tepung terigu tegang/ngak gampang lecek dan dapat dilukis dengan baik. Urusan buat kanvas untuk tugas minggu pertama, bolehlah teman-teman gua kanvasnya bagus semua bahkan kayaknya ada yang dibeli jadi, mirip kelakuan si emak ponakan gua kalau soal prakarya alias pekerjaan tangan. Minggu berikutnya tugas melukis dan berhubung waktunya ngak cukup, boleh dilanjutkan dirumah dan minggu depan harus selesai. Dulu ada sampul buku sekolah gua gambar lukisan wanita dan gua mencontoh gambar tersebut. Ngak mirip-mirip amat tapi bagi pemula seperti gua, gua merasa puas dengan prakarya gua. Jarang-jarang gua suka atau puas dengan prakarya sendiri karena biasanya hasil prakarya kebanyakan amburadul, mulai dari buat bunga dari kertas krep, menghiasi tembikar, buat sulaman di kain strimin sampai buat taplak meja dari kain perca dsb dsb dsb.  

Yang membuat gua senang pada akhirnya, dulu ada 2 lukisan yang dipajang di depan kelas dan oleh guru kesenian, teman-teman gua di suruh menilai hasil lukisan yang dibuat, pokoknya mirip acara "bedah lukisan" hehehehehe. Salah satu lukisan yang dipajang adalah lukisan gua. Ada pertanyaan salah seorang teman gua yang masih gua ingat..."kok kesannya gambarnya bagian dadanya di potong, bla..bla..bla.." Isshhh, gimana kalau doi menilai lukisan abstrak, pertanyaan cari gara-garanya pasti banyak hehehehehe. Untung guru gua membantu menjawab....

-----------------------------------------

Seni adalah ide, gagasan, perasaan, suara hati, gejolak jiwa, yang diwujudkan atau di ekspresikan, melalui unsur unsur tertentu, yang bersifat indah untuk memenuhi kebutuhan manusia walaupun banyak juga karya seni yang digunakan untuk binatang. Seni indah menurut ukuran yang menikmati.

Irving Stone :

Kesenian adalah kebutuhan pokok. Seperti  roti atau anggur atau mantel hangat dimusim dingin. Mereka yang mengira kesenian adalah barang mewah, pikirannya tidak utuh. Roh manusia menjadi lapar akan kesenian seperti halnya perutnya keroncongan minta makan. (Sumber : https://ilmuseni.com)



 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....💘💗💖💕