Gua teringat kisah Nabi Musa AS yang memiliki salah satu mukjizat yakni tongkat bisa membelah lautan menjadi jalan sehingga Nabi Musa dan pengikutnya selamat ke seberang lautan dan ketika Fir'aun dan pengikutnya mengejar Nabi Musa dan melewati lautan yang berubah menjadi jalan tersebut, seketika lautan yang terbelah itu menyatu dan menenggelamkan Fir'aun dan pengikutnya.
Dari demo pendukung Al-Maidah 51, mayoritas pendukungnya mencirikan umat Islam walaupun ada sebagian dari foto-foto yang sempat gua memperlihatkan saudara lain keyakinan juga ikutan. Jujur aja pendukung Al-Maidah 51 identik Islam dan kenapa ada yang nyinyir menyindir sampai berjilid-jilid. Kale gua dan elu belum lahir saat perang melawan Belanda dulu tapi jangan lupakanlah walaupun hanya belajar dari buku sejarah, perang melawan penjajahan dulu menerapkan strategi gerilya, karena modalnya hanya bambu runcing dan keinginan bebas merdeka dari penjajahan. Begitu juga dengan Vietnam (dulu) menerapkan strategi perang gerilya dan "mempermalukan" Amerika yang notabene negara superpower, digdaya dan sakti madraguna segala markas besar sampai kantor pusat PBB berada di Amerika. Amerika harus mengakui betapa melelahkan perang sampai berbulan-bulan bertahun tahun melawan Vietnam dan kalah begitu juga dengan Belanda sampai berabad-abad di Indonesia, akhirnya hengkang juga, 3 1/2 abad !
Kemarin melihat demo delapan puluh delapan juta lilin (segitu yak, lebih kurang gua minta maaf, karena ada yang komen di salah satu solidaritas lilin dunia, udah nembus hampir sampai Amerika juga, pasti sampai ke markas PBB hehehehe, jadi gua memprediksikan segitu, kan angka 88 adalah angka moncer hahahahahaha. Fengshuinya ngak putus-putus hehehehehe tapi baru gua mikir sekarang, kalau ditebas dan dipisahkan kepala 8 yang atas dan bawah, hasilnya nol juga malah double). Ya sudahlah, cahaya lilin memang tampak indah saat malam apalagi jika dilihat dari atas tapi akan hilang indahnya saat siang. Jujur aja perayaan menggunakan lilin hanya ada saat tradisi natal dan imlek. Cek lapak kita, gan !
-----------------------------------------------------------
Perayaan Natal bukan hanya identik dengan pohon cemara, lonceng, dan
Sinterklas. Natal akan semakin syahdu jika ditambah lilin yang biasa digunakan
dalam upacara peribadatan. Bagaimana lilin bisa menjadi bagian dalam perayaan
Natal?
Mengutip tulisan Ben Taylor dalam situs Swide, lilin memang telah lama
digunakan dalam upacara. Penelusuran soal itu berujung pada sebuah festival
Romawi kuno bernama Saturnalia. Festival itu biasanya dilakukan setiap tanggal
17 Desember menurut penanggalan Julian.
(Sumber : http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20141225163517-241-20480/perjalanan-lilin-sampai-ke-perayaan-natal/)
--------------------------------------------------------------
Gua sengaja mengutip perayaan yang menggunakan lilin selain acara ulang tahun hehehehehe. Gunanya supaya "laut yang terbelah itu" dapat menjadi kesimpulan pendapat gua, soalnya gua asal tuduh duluan hehehehehe... Lagipula ngak pa-palah nambah gizi otak.
------------------------------------------------------------------
Awal sejarah penyalaan
lilin
Penyalaan lilin di momen
Natal memang tidak secara tiba-tiba terjadi dan kemudian tersebar dan diadopsi
oleh hampir seluruh gereja di berbagai belahan negara. Adapun sejarah awal
penyalaan lilin ini bisa ditelusuri dari beberapa tradisi berikut:
1. Lilin dinyalakan di
abad pertengahan
Awal pertama penyalaan
lilin saat perayaan Natal terjadi di abad pertengahan, di mana lilin besar
digunakan untuk mewakili bintang Betlehem. Inilah yang mungkin menjadi awal
dari tradisi penyalaan lilin di minggu Advent.
2. Penyalaan lilin di
Festival Yahudi
Selain itu, lilin juga
sudah digunakan di acara Hanukkah atau Festival Cahaya Yahudi yang saat itu
juga dirayakan selama musim dingin. Selama perayaan Hanukkah selama delapan
malam, lilin akan dibiarkan menyala di tempat lilin yang dikhususkan yang
disebut ‘hanukkiyah’.
3. Penyalaan lilin di
Festival Kwanza
Ternyata penyalaan lilin
juga dilakukan dalam festival Kwanza yang digelar di Amerika Serikat setiap
musim dingin. Terdapat tujuh lilin yang digunakan dalam festival ini dimana
lilin-lilin tersebut di tempatkan sdi sebuah tempat yang dinamakan kinara.
4. Penyalaan lilin dalam
perayaan Christmas Carol
Penggunaan lilin yang
sangat terkenal adalah saat perayaan Christmas Carols. Ini biasanya menjadi
momen paling teduh dalam ibadah gereja karena hanya menggunakan lilin sebagai
penerang selama ibadah.
5. Lilin dipakai sebagai
lampu bagi pohon Natal
Di jaman dulu, sebelum
kehadiran Di jaman dulu, sebelum
kehadiran lampu-lampu pijar warna warni yang biasa dijadikan sebagai dekorasi
pohon Natal, pohon Natal diterangi dengan lilin. Sampai akhirnya lampu pijar
muncul, dan lilin tak lagi diperlukan sebagai hiasan pohon natal.
(Sumber : http://www.jawaban.com/read/article/id/2016/12/09/58/161208105806/)
---------------------------------------------------------------------
Lilin
Di setiap sudut Vihara Ibu Agung, yang terletak di Jalan
Sulawesi, Pattunuang, Wajo Kota Makassar. Lilin yang berderet di salah satu
sudut, mulai dari ukuran terkecil hingga lilin terbesar, menyala bersamaan. Ukuran
lilin yang tak biasa dijumpai, tertata rapih dan menerangi vihara.
Pencahayaannya memang diharuskan remang-remang.
Menurut Hindranata, Kepala Vihara Ibu Agung, lilin ini
diwajibkan menyala terus selama perayaan Imlek ini. Benda ini tidak dibolehkan
padam hingga perayaan Cap Go Meh.
"Penyalaan lilin di tahun baru Imlek memiliki arti khusus.
Pembeli atau si pembakar, menurut kepercayaanya, bisa memberikan keberkahan,
rezeki, jodoh, serta penerangan di dunia akhirat. Semakin besar lilinnya,
semakin besar juga rejekinya.
(Sumber : http://hiburan.rakyatku.com/read/36744/2017/01/29/)
-----------------------------------------------------------------------
Gua juga pernah hidupkan lilin untuk merayakan ultah PLN yang dalam setahun bisa berkali-kali, paling itu aja. Lupa, eh waktu kecik, saat ultah. Gegara ucapan ultah ke salah satu teman beberapa tahun lalu, gua diceramahi, itu bukan ajaran agama kita bla bla bla. Untung cara penyampaiannya enak sehingga hati gua ngak retak-retak hehehe. Ya sudahlah, berdasarkan bacaan diatas gua menyimpulkan bahwa perayaan lilin identik dengan Kristen dan China. Jujur ajalah, ya walaupun di foto ada juga yang pake jilbab, itu diluar urusan saia hehehehehehe. Gua bukan bermaksud apa-apa tapi hanya membuktikan setelah 2 jenis demo dengan perlakuan aparat yang berbeda, jangan sebut NKRI harga mati lagilah atau paling berbhineka, malu sama kucing meong meong.....
Dari atas ketika kedua gambar demo Al Maidah 51 dengan demo 88 juta lilin disatukan, ternyata laut itu sudah terbelah mirip laut yang dibelah Nabi Musa. Udah mirip bendera, kelompok merah dan putih. Pungkiri ini dengan alasan yang tepat, gua bakal nerima hehehehehe. Lautan yang terbelah itu akan menjadi jalan Musa A.S atau tempat tenggelamnya Fir'aun. Saksikan 2019, ngak sampai 2 tahun-lah. Salam kapuyuak bareben ! ✌😎
--------------------------------------------------------------------------
Keliling keluar negeri dengan paman google ternyata Belanda paling parah menerima kaum minoritas Islam di negaranya, cek kasus Geert Wilders-lah, phobia akutnya mirip elu hehehehehe ! Kalau PBB??
Dari dulu udah tahulah kalau PBB ke negara-negara Timur paling menekan dengan HAM. Pembantaian muslim Bosnia Herzegovina sampai muslim Rohigya, harus di desak Uni Eropa atau Negara-negara OKI. Lagipula kalau sekarang Belanda masuk ke Indonesia mencampuri kasus Ahok, apa gak mirip "wasit" seperti perang Bosnia Herzegovina ???
-----------------------------------------------------------------------
Sebuah pengadilan
Belanda mengeluarkan putusan, bahwa Kerajaan Belanda turut bertanggung jawab
atas terbunuhnya lebih dari 300 Muslim Bosnia di Srebrenica, pada Juli 1995
saat perang Bosnia berkecamuk.
Pasukan penjaga perdamaian Belanda dinyatakan
abai dalam melindungi kaum Muslim Bosnia saat kota itu jatuh ke tangan tentara
Serbia. Lebih dari tujuh ribu orang terbunuh dalam peristiwa itu.
Waktu itu kaum Muslim Bosnia yang mengungsi
di markas tentara Belanda, diserahkan kepada tentara Serbia.
Peristiwa Srebrenica itu
dianggap sebagai pembantaian paling buruk di Eropa sejak Perang Dunia Dua.
Pengadilan ini dilangsungkan berdasarkan
gugatan para keluarga korban yang mengatas-namakan "Bunda
Srebrenica."
Dalam putusannya hakim menyatakan bahwa
pasukan penjaga perdamaian Belanda, Dutchbat, tidak menjalankan tugas dengan
seharusnya dalam melindungi 300 Muslim Bosnia itu, dan mestinya sadar mengenai
kemungkinan akan terjadinya genosida.
(Sumber : http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/07/140716_srebenica_belanda)