Gua kalau ada yang kalap dan tiba-tiba merasa dirasa-rasa tersentrum, gua asyik aje. Sepanjang tidak menganggu pitih masuak. Awalnya gua mendadak alim, berjilbab ya mungkin awalnya terpaksa, tuntutan peran. Dulu saat perjalanan pertama ke xxx, gua pulang dari sana jilbaban hampir lebih 2 atau 3 tahun. Gua buka jilbab mirip portal UNRI hehehehehe, buka tutup. Bukannya gua bangga buka jilbab, tapi lantaran dikit-dikit kalau gua bohongi atau jahati doi, ujung-ujungnya jilbab gua yang disebut duluan hehehe. Ceile mulia ya hati gua padahal gua pengen diperhatikan lebih dengan menggunakan pakaian u can see atau baju ketat dengan sedikit aroma-aroma susu tumpah, jadinya ketika gua fokus menerangin ke bos gua, bola matanya awalnya muka gua tapi lama-lama ke bagian dada dan kalau membelakangi doi, pantat gua yang jadi sorotan. Jadi bahan perhatian sihh tapi bikin risih. Sewot sih tapi pasrah, pasrah sih tapi tak rela hehehehehehe. Maunya hehehehehe, ngak kok paling gua memberi penghalang pandangan, bisa dengan cara menopangkan kedua tangan gua ke dagu atau pakai selendang, lama-lama kalau selendangnya ngak berfungsi...ya bisa digunakan untuk melibas.."Matamu itu !!!"
Dan ketika dikasih kesempatan lagi ke sana dan juga umur udah ngak muda lagi, uban mulai tampak memberi kesan highlight alami pertanda mendekati uzur, gua pulang dari sana mulai jilbaban lagi walau belum jilbab syari. Model jilbab gua sesuka gua penting tertutup aurat. Gua memakai jilbab terinspirasi gaya jilbab wanita Iran. Dulu saat pertama kesana, gua emang suka model jilbab panjang wanita Iran dengan model penutup kepala 2 warna. Biasanya warna dalam putih dan diluar warna hitam. Kesannya, ngak tahu pokoke gua suka modelnya dan gua pun mulai berkreasi dengan 2 nuansa warna jilbab, dalam pake jilbab putih dan ditutup dengan jilbab biru walaupun bukan jilbabnya panjang seperti pakaian wanita Iran yang dulu gua lihat.
Saat perjalanan gua yang kedua kesana, gaya penampilan wanita Iran udah ngak ada gua nampak lagi kaleee imbas masalah syiah dan sunni. Belum sarapan tentang ini. Kalee Iran dianggap penganut syiah dan gaya jilbab gua disana juga dianggap aliran syiah, sehingga pernah beberapa kali saat jalan-jalan mau ke kebun kurma, ke peternakan unta, ke museum Al-quran, mesjid terapung, ke tempat Miqat di Mesjid Ja'ronah atau singgah di pusat perbelanjaan alias pasar bernama Al Balad di Jeddah, (kalee perasaan gua aja tapi kalee benar) Muthawif alias guide gua suka nyinggung kawin mut'ah dan syiah. Kali gua disangka aliran syiah lantaran gaya jilbab wanita Iran tersebut menjadi inspirasi jilbab gua, umumnya gua gunakan kalau mau jalan-jalan ke tempat-tempat yang gua sebut tadi tapi kalau ke mesjid Nabawi atau Masjidil Haram, gua udah pake mukena dari hotel. Jilbab pendek model gua banyak yang makai tapi gua dianggap syiah kale emang model jilbabnya. Karena saat Bandara di Jendah, seorang petugas bandara (cowok) pernah memanggil gua dari belakang sambil bilang.."syar'i (gua cuma dengarnya itu dan ketika gua balikkan badan, dia hanya diam dan gua balik depan, jalan lagi....dan lagi-lagi ketika pemeriksaan oleh 2 orang petugas wanita Arab).
Gua tegak berdiri untuk pemeriksaan, 1 orang petugas wanita memeriksa badan gua dan 1 orangnya lagi menggunakan alat sensor. Saat pemeriksaan :
Petugas wanita : Is it a syari'i ??? (Doi kayaknya ngak senang gitu dengan tampilan jilbab "iran"
gua dan terus merogoh kantung gua, dan ada kaca mini yang suka gua bawa
dan tempat kaca tersebut adalah bendara Amerika. Ketika melihat benda tersebut, baru mukanya ngak tegang kayak semula dan pemeriksaan selesai).
Gua : (Diam, ntar makin gua jawab, makin panjang urusan).
Dari penjelasan Muthowif gua selama disana, banyak dana yang dihabiskan negara Arab untuk memerangi syiah. Ternyata ketika gua sarapan malam sekedar numpang "ngopi" kejap....
-------------------------------------------------
(Sumber : http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160105_dunia_iransaudi_musuh)
Arab Saudi memutus hubungan dengan Iran di tengah pertikaian hukuman mati
terhadap ulama Syiah terkemuka Arab Saudi, Sheikh Nimr al-Nimr. Kedua kekuatan berada pada posisi yang
berseberangan dalam sejumlah konflik kawasan. Tetapi mengapa mereka bersaingan?
Iran mengatakan Arab
Saudi akan menghadapi " pembalasan Ilahi" terkait eksekusi,
dan Kedutaan Besar Saudi di Teheran diserang pengunjuk rasa yang marah pada
hari Minggu malam.
- Agama. Kemungkinan faktor paling signifikan di balik persaingan adalah bahwa masing-masing negara memandang dirinya sebagai pemangku agama Islam dalam versi yang berbeda. Muslim terpisah dalam dua kelompok utama, Sunni dan Syiah. Perpecahan berasal dari pertikaian yang terjadi tidak lama setelah meninggalnya Nabi Muhammad tentang siapa yang seharusnya memimpin umat Muslim. Saudi adalah negara dimana terdapat dua tempat paling suci Islam, Mekkah dan Madinah, sehingga menyatakan diri sebagai 'pemimpin Sunni dunia'. Iran memiliki penduduk Syiah terbesar dunia dan sejak revolusi Iran pada tahun 1979 menjadi 'pemimpin dunia Syiah'.
- Geopolitik. Keduanya bersaing untuk mempengaruhi negara-negara tetangganya dan juga terdapat kecurigaan tentang pengaruh Iran terhadap kelompok minoritas Syiah di Arab Saudi, di samping masyarakat Syiah di Bahrain, Irak, Suriah dan Lebanon. Program nuklir Iran dan kemungkinan bahwa negara itu pada suatu hari akan memiliki senjata nuklir juga membuat khawatir tetangganya, terutama Arab Saudi.
- Ideologi politik. Arab Saudi dikuasai seorang raja dan bentuk pemerintahannya adalah Islam konservatif. Iran memiliki bentuk Islam yang lebih revolusioner dan pemimpin revolusi tahun 1979 – Ayatollah Khomeini – memandang monarki tidak sesuai dengan Islam. Agenda berhaluan Islam Syiah radikal diluncurkan pada revolusi 1979 dipandang sebagai suatu penentangan terhadap rezim konservatif Sunni, terutama di kawasan Teluk, dan terdapat kecurigaan mendalam di dunia Arab terkait usaha Iran untuk mengekspor revolusinya ke negara-negara tetangga. Iran sangat mendukung usaha Palestina menentang Israel dan menuduh negara-negara seperti Arab Saudi tidak memperhatikan nasib warga Palestina dan mewakili kepentingan pihak Barat. Secara historis, Arab Saudi memiliki hubungan dekat dengan Barat yang memasok miliaran dolar persenjataan. Sejak tahun 1979, hubungan Iran dengan Barat sangat menegang dan Barat menerapkan sanksi ekonomi selama bertahun-tahun terhadap Iran terkait apa yang dipandang sebagai usaha Teheran untuk memiliki senjata nuklir.
- Suriah. Iran sama seperti Rusia adalah pendukung setia Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dukungan militer dari negara itu dan sekutunya di Lebanon, Hisbullah, dipandang penting untuk mempertahankan kekuasaannya. Arab Saudi adalah pendukung penting dan penyandang dana kelompok pemberontak Sunni yang menentang pemerintah. Riyadh juga menjadi tuan rumah konferensi yang bertujuan untuk menyatukan berbagai kelompok pemberontak menentang pemerintahan Presiden Assad.
- Irak. Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya mendukung Saddam Hussein saat perang Iran-Irak tahun 1980-1988 dan mengalami serangan Iran terhadap kapal-kapalnya. Hubungan diplomatik Iran dan Arab Saudi dibekukan selama tiga tahun setelah perang. Sejak jatuhnya Saddam, kelompok mayoritas Syiah di Irak memimpin pemerintah dan memelihara hubungan dekat dengan Teheran. Hal ini membuat pengaruh Iran mencapai perbatasan Arab Saudi dan menciptakan persekutuan Syiah Iran, Irak, Suriah dan Lebanon. Baghdad menuduh Arab Saudi mendukung kelompok Sunni radikal dan kekerasan sektarian di Irak.
- Yaman. Arab Saudi berbagi Semenanjung Arab dengan Yaman yang memilki kelompok minoritas Syiah signifikan, Houthi. Houthi memberontak dan mengambil alih sejumlah wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, memaksa pemerintah yang didukung Saudi mengasingkan diri pada permulaan tahun 2015. Negara-negara Arab di Teluk menuduh Iran mendukung Houthi secara keuangan dan militer, meskipun Iran menyangkal hal ini. Keterlibatan Iran di halaman belakang Saudi ini menimbulkan kekhawatiran mendalam di Riyadh dan koalisi pimpinan Saudi terus memerangi para pemberontak.
- Minyak. Minyak penting bagi kedua negara - Arab Saudi adalah produsen dan eksportir terbesar dunia - dan mereka kemungkinan memiliki kepentingan yang berbeda tentang seberapa banyak minyak yang dihasilkan dan berapa harganya. Arab Saudi relatif kaya dan memiliki penduduk yang lebih sedikit dibandingkan Iran. Negara ini diberitakan dapat mengatasi rendahnya harga minyak saat ini untuk jangka pendek. Iran lebih memerlukan pemasukan dan lebih menginginkan harga per barel yang lebih tinggi. Setelah beberapa tahun tidak dilibatkan dalam pasar minyak dunia karena pemberlakuan sanksi, hal ini akan sangat membantu ekonomi Iran yang bermasalah. Tetapi para pengamat memperkirakan para penghasil minyak memompa 0,5 juta sampai dua juta barel minyak per hari melebihi permintaaan, jadi Iran memerlukan negara penghasil minyak lainnya untuk memotong produksi agar terjadi peningkatan harga. Arab Saudi tidak ingin melakukan hal ini.
-----------------------------------
Apa perang di sana mau dibawa kemari juga ??? Iran ke Rusia, Arab ke Amerika...sebenarnya porosnya itu aja dari dulu, ya hehehehehehe....
Satu sisi ada yang phobia bin curigation dan gua disatu sisi curigation bin phobia.......kalau bersatu kloplah, jadi curiga mencurigai dan phobia memphobiai, lha gua kudu piye ???? Bhineka VS tidak bhineka..kan gitu kasarnya kalau dibuat 2 team, yak ???
Aneh rasanya kalau kini papan bunga mewabah di Pekanbaru dari pencinta NKRI dengan cap paling bhineka. Dari zaman Soeharto yang dianggap otoriter sampai presiden sekarang, tren baru muncul.... "katakan dengan bunga." Melindungi seseorang dibalik kebhinekaan menjadi tanda tanya setanya tanyanya bagi gua. Pertanyaannya......."dimana tangan yang hendak kugenggam erat agar bersatu ?"
Potong kuping Ruhut, tidak satupun papan bunga itu dari organisasi Islam. Karena mayoritas dianggap intoleransi...makar makar makar, ntar kalau gua jadi minoritas di Myanmar, muslim Rohigya teriakannya bakar bakar bakar, abis deh bangunan mesjid semua termasuk semuanya....Salam damai !