---------------------------------------------------------------------
Sumber : https://www.gatra.com/nusantara/maluku-papua/211053-rasis-bukan-karakter-budaya-bali
Tokoh masyarakat Bali menyayangkan kicauan (komentar di aku media sosial Twitter) Wayan Gendo #Bejo, karena bernada rasis dan tidak sesuai dengan tatakrama serta budaya Bali. "Rasis, caci maki orang, bukan karakter dan tatakrama orang Bali," kata I Gusti Ngurah Bagus Mudita, tokoh Puri Pemayun Kesiman, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (10/8).
Ngurah Bagus menambahkan, walau mewakili pribadi, hal itu tetap sangat menyimpang dari adat istiadat Bali yang mengedepankan konsep hidup manyamabraya. Karena kicauan tersebut, lanjut dia, pihaknya membuat pernyataan bersama elemen masyarakat Bali di Sekretariat Yayasan Bumi Bali Bagus (YBBB), Selasa (9/8).
"Leluhur mengajarkan kepada kita untuk saling menghargai, menghormati, dan saling tolong menolong. Itu yang terjadi selama ini dalam kehidupan sehari-hari orang Bali," katanya.
Mudita yang juga Ketua Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat) Bali, mengingatkan, boleh berbeda pendapat, namun hendaknya menjaga tata krama dan etika dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, sehingga tidak menimbulkan permusuhan dan konflik antarsesama, apalagi antarsuku.
"Marilah saling menjaga dan saling menghormati. Ini negara demokrasi, alam reformasi. Silakan berbeda pendapat atau pandangan. Namun, etika dan tatakrama berkomunikasi mesti dijaga agar tak menimbulkan gejolak di masyarakat," imbaunya.
Sementara Ketua YBBB Komang Gede Subudi mengatakan, jangan menuduh orang tanpa bukti, apalagi mencaci maki yang belum tentu bersalah. Masyarakat Bali sangat toleran terhadap semua suku, ras, dan agama.
"Mencaci maki orang atas nama pribadi sekalipun tidak boleh, karena dalam dirinya melekat predikat orang Bali. Karakter dan tradisi yang diwariskan para leluhur di Bali tidak begitu," ujarnya.
Kicauan Gendo itu diduga ditujukan kepada anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Adian Napitupulu, yang dianggapnya dekat dengan Menteri Susi Pudjiastuti.
"Leluhur mengajarkan kepada kita untuk saling menghargai, menghormati, dan saling tolong menolong. Itu yang terjadi selama ini dalam kehidupan sehari-hari orang Bali," katanya.
Mudita yang juga Ketua Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat) Bali, mengingatkan, boleh berbeda pendapat, namun hendaknya menjaga tata krama dan etika dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, sehingga tidak menimbulkan permusuhan dan konflik antarsesama, apalagi antarsuku.
"Marilah saling menjaga dan saling menghormati. Ini negara demokrasi, alam reformasi. Silakan berbeda pendapat atau pandangan. Namun, etika dan tatakrama berkomunikasi mesti dijaga agar tak menimbulkan gejolak di masyarakat," imbaunya.
Sementara Ketua YBBB Komang Gede Subudi mengatakan, jangan menuduh orang tanpa bukti, apalagi mencaci maki yang belum tentu bersalah. Masyarakat Bali sangat toleran terhadap semua suku, ras, dan agama.
"Mencaci maki orang atas nama pribadi sekalipun tidak boleh, karena dalam dirinya melekat predikat orang Bali. Karakter dan tradisi yang diwariskan para leluhur di Bali tidak begitu," ujarnya.
Kicauan Gendo itu diduga ditujukan kepada anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Adian Napitupulu, yang dianggapnya dekat dengan Menteri Susi Pudjiastuti.
----------------------------------------------------------------
Gua emang mada sangat, udah tahu jurus semodel Jonru Ginting diremake ama kesayangan tercintah tersebut. Gua masih ikutan menglike fanspagenya, awal dulu ada statusnya yang dibagikan teman FB, berupa kalimat motivasi yang gua suka. Tapi lama-lama, ya gitu deh...........statusnya. Kalau Jonru ??? Gua ngak ikutan like FB ataupun fanspagenya, berhubung gua dulu punya "Boss" marga Ginting juga. Jadi ngak heran gua kalau isinya semodel begituhhhh hehehehehehehe. Bos gua itu mulutnya ampun deh, gua aja di katakan xxxx, pokoknya urusan caci maki, mulutnya kayaknya lancar, kali pelumas rantai lidahnya keluaran TOP 1 hehehehehehe. Padahal belum pernah seumur hidup gua icip-icip mahkluk yang disebutkannya hehehehehe. Kali sesuai kata-kata bijak yang dari mananya, gua ngak ingat lagi, "apa yang kamu makan, itu yang keluar !" Nyimak berita dulu saia, gan hehehehehe.
-----------------------------
http://megapolitan.kompas.com/read/2017/01/05/10544851/program.kerja.ahok.jika.terpilih.jadi.gubernur.dki.lagi.
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebutkan
program-program unggulannya pada 2017 ini. Jika dia dan Djarot Saiful Hidayat kembali terpilih
menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta mendatang.
Pertama, Ahok berencana membangun 200 Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Sama halnya seperti sebelumnya, RPTRA akan dibiayai
melalui dana APBD dan CSR perusahaan swasta. Selain itu, dia akan membangun
villa untuk lansia seluas 92 hektar di kawasan Ciangir, Tangerang.
Pemprov DKI Jakarta, kata dia, juga akan melanjutkan pembangunan
rumah sakit khusus kanker di lahan bekas RS Sumber Waras.
Rumah Sakit itu akan dilengkapi dengan 500 unit apartemen untuk penderita
kanker yang tidak mampu.
"Tahun ini, Jakarta memiliki dua
perkulakan untuk barangnya dijual ke pedagang. Perkulakan itu berlokasi di
Terminal Pulogebang dan Pasar Kramat Jati," kata Ahok.
Pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan masyarakat berpenghasilan
upah minimum provinsi (UMP) nantinya dapat menjadi anggota perkulakan. Mereka
bisa membeli bahan pokok sesuai harga pabrik.
Pemerintah, lanjut dia, hanya mengambil
untung 1 persen saja. Untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan warga, Ahok akan menyalurkan kredit kepada pelaku Unit Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Bank DKI.
Calon pasangan cagub-cawagub DKI, Basuki
Tjahaja Purnama saat bernyanyi bersama relawan di Rumah Lembang, Menteng,
Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017). Ahok menerima pengaduan warga mengenai
permasalahan Ibu Kota setiap pagi dari Senin hingga Jumat di Rumah Lembang,
Menteng, Jakarta.
"Kami juga ingin menjadikan rumah susun sebagai pusat
industri kecil. Kami masukkan mesin jahit, nanti rusun jadi pabrik konveksi
dengan penghasilan Rp 75.000 per hari," kata Ahok.
Penghasilan tersebut dapat ditabung untuk
kebutuhan hidup lainnya. Pada kesempatan itu, Ahok juga berencana membangun pengolahan sampah yang
mampu mengolah 3.000 ton sampah per hari.
Adapun pengolahan sampah yang dimaksud adalah
Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara. Pengolahan sampah
di sana dilakukan dengan pembakaran melalui teknologi incenerator.
Terakhir, dalam bidang transportasi, Ahok berencana menambah rute bus transjakarta. Ia
berharap, bus transjakarta dapat menjangkau perumahan warga.
Sehingga warga kelas menengah dapat beralih
dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Warga lanjut usia juga akan digratiskan
biaya menggunakan bus transjakarta. Kemudian menambah bus transjakarta dan
trotoar yang ramah penyandang disabilitas.
"Bus transjakarta yang terbaik memang
belum bisa penuh tahun ini. Tapi trotoar kami pasti bereskan," ujar Ahok.
-------------------------------------------------------------------
Di Riau sendiri, emang bakal melangsungkan pilkada untuk memilih Gubernur Baru lagi, keknya tahun depan atau depannya lagi. Tapi kalau di Riau, sekelas Ahok kayaknya bakal kena isu agama seperti di Jakarta. Dulu sempat sihhh Pilkada beberapa tahun lalu, perempuan mencalonkan jadi walikota Pekanbaru... Tapi ada juga yang mencoba mengganjal ama ayat yang menyinggung bahwa pemimpin itu haruslah laki-laki malah ada juga yang sempat menshare kutipan ayatnya di wall FB...... Tapi si Ibu itu ngak pake teriak-teriak pakai bohong atau tanpa bohong. Gagal juga sih pada akhirnya menjadi walikota Pekanbaru, menurut gua sihhhh lantaran sewarna pasangan ho ho ho partai kunyit sama kunyit, padahal sempedas baung yang enak itu, jangan banyak-banyak pake kunyit hehehehehehe.... Udah ahhh ntar kepanjangan dinasti eh cerita, padahal malam ini bahan cerita gua buanyyyyyaaaakkkk. Gua setuju kalau Ahok, kesayangan mbak satu itu maju menjadi Gubernur Bali mengingat........................................Program kerja Ahok untuk DKI Jakarta 1 kemarin juga bisa menjadi bahan kampanye untuk Bali 1, ngak percaya ????? Sekedar sarapan gua malam ini aja....
Program Ahok
untuk Bali 1 :
1. Program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
Ruang terbuka untuk umum
atau publik di Denpasar, Bali, belum ramah anak. Salah satu indikasinya yaitu
fasilitas di ruang publik tak mudah dipahami anak-anak.
Itu disampaikan Kepala Divisi Hukum dan Kebijakan Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali, Ni Luh Gede Yastini. Yastini menyampaikan itu setelah seorang bocah tewas saat meminum air dari keran milik PDAM di Lapangan Puputan pada Kamis sore 13 April 2017. (Sumber : http://news.metrotvnews.com/daerah/VNn6G1vN-kppad-sebut-ruang-publik-di-denpasar-belum-ramah-anak)
Itu disampaikan Kepala Divisi Hukum dan Kebijakan Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali, Ni Luh Gede Yastini. Yastini menyampaikan itu setelah seorang bocah tewas saat meminum air dari keran milik PDAM di Lapangan Puputan pada Kamis sore 13 April 2017. (Sumber : http://news.metrotvnews.com/daerah/VNn6G1vN-kppad-sebut-ruang-publik-di-denpasar-belum-ramah-anak)
2. Rumah
susun sebagai pusat industri kecil
Pemprov Bali menyiapkan
rumah susun di Kota Denpasar, yang akan diperuntukkan bagi sebanyak 90
keluarga, agar mereka lebih dekat dengan lokasi pekerjaan. Wagub Bali Ketut
Sudikerta memaparkan keberadaan rumah suusn yang saat dalam proses pembangunan
menghemat pengeluaran pegawai negeri sipil, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidup yang lain.
"Kalau sebelumnya
mungkin menyewa rumah atau kos dengan harga yang lumayan tinggi menjadi
berkurang bebannya sehingga menjadi mampu untuk beli kebutuhan lain,"
paparnya saat meninjau proses pembangunan, Jumat (11/11/2016).
Rumah susun milik Pemprov
Bali ini berlokasi di Penatih, Denpasar Utara, terdiri dari 4 lantai dan
memiliki 90 kamar. Sudikerta menyatakan pembangunan rumah susun ini merupakan
salah satu upaya kuntuk memberikan kesejahteraan bagi pegawai – pegawai,
khususnya khususnya yang masih lajang dan tidak memiliki tempat tinggal di
Denpasar.
Menurutnya, saat ini
pegawai Pemprov Bali masih banyak yang belum memiliki tempat tinggal di
Denpasar yang merupakan tempat mereka bekerja. Ketersediaan rumah susun ini
diyakini akan menghemat pengeluaran pegawai.
"Lebih murah daripada
harus menyewa diluar, dan ini diharapkan bisa meningkatkan kinerja pegawai
karena tempat tinggalnya sudah dekat dengan kantor jadi tidak ada lagi yang
ngajag (komuter, red) dari jauh," imbuhnya.
Pemprov akan berusaha untuk
meminta kepada pusat agar dibangun kembali rusun seperti ini.
(Sumber : http://properti.bisnis.com/read/20161111/48/601718/pemprov-bali-siapkan-rumah-susun-di-kota-denpasar)
3. Pengolahan sampah yang
mampu mengolah 3.000 ton sampah per hari.
Pulau Bali sudah sejak lama mempesona banyak
wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Keindahan alam, kultur yang kuat,
hingga fasilitas pariwisata yang kelas dunia, menjadikan pulau ini selalu
mendapat predikat destinasi wisata terbaik di dunia. Tidak ada bandingnya.
Akan tetapi, segala kelebihan yang dimiliki
Pulau Bali sekarang justru terancam oleh keberadaan sampah yang dihasilkan
penduduk, pengelola wisata, maupun para wisatawan yang datang. Berbagai riset
dan laporan menyebutkan, sampah di provinsi ini sudah mencapai kisaran 5.000
hingga 10.000 ton per harinya!
Para penggiat lingkungan di Bali misalnya, menyebutkan satu orang penduduk mengeluarkan sampah padat 2,75 kg/hari dan limbah cair 3 liter per hari. Kalau jumlah penduduk Bali pada 2010 tercatat 3,9 juta jiwa (BPS), maka jumlah sampah yang dihasilkan penduduk Bali setiap harinya mencapai 10.725 ton sampah padat dan 11.700 ton limbah cair. Wow, ini sungguh angka yang luar biasa besar.
Sudah begitu, berdasarkan hasil studi pada tahun 2000/2001, khusus di empat daerah wisata utama Bali (Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan), jumlah anggota masyarakat yang mendapatkan pelayanan pengangkutan sampah baru mencapai 50%, dan dari jumlah tersebut hanya 60% sampah yang bisa terangkut ke TPA. Sisanya masih tercecer diberbagai tempat seperti di jalanan, taman kota, pasar, dll. Sampai sekara, upaya minimalisasi sampah ke tempat pembuangan akhir melalui perubahan perilaku masyarakat belum memberikan hasil yang menggembirakan. (Sumber : http://jejakmantra.blogspot.co.id/2012/07/sampah-di-bali-setiap-tahun.html)
4. Untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan warga, Ahok akan menyalurkan kredit kepada pelaku Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Jumlah
UMKM di masing-masing Kecamatan berbeda beda. Jumlah UMKM secara keseluruhan
berjumlah 4.184unit. Kecamatan yang paling banyak terdapat UMKM adalah
Kecamatan Denpasar Timur sebanyak 1.566 unit, sedangkan yang paling sedikit
terdapat UMKM adalah Kecamatan Denpasar Utara sebanyak 496 unit. Dilihat dari
penyerapan tenaga kerjanya, Kecamatan Denpasar Barat menyerap tenaga kerja
terbanyak sebesar 6.316 orang, diikuti Kecamatan Denpasar Timur sebesar 5.570
orang, Kecamatan Denpasar Selatan sebesar 5.047 orang, dan sementara Denpasar
Utara menyerap tenaga kerja terkecil sebesar 4.703 orang. Walaupun usaha kecil
dan menengah mampu mempertahankan keberadaannya di tengah gempuran krisis
nasional tidak lantas mengurangi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam
kontribusinya terhadap perekonomian nasional. SALAH SATU KENDALA YANG DIHADAPI ADALAH DALAM HAL PERMODALAN. Bagi
usaha kecil dan menengah, kredit dirasa cukup penting meningkatkan kebutuhan
untuk pembiayaan modal kerja diperlukan guna menjalankan usaha dan meningkatkan
akumulasi pemupukan modal mereka. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah
meluncurkan program pembiayaan bagi UMKM dan koperasi, yaitu Kredit Usaha
Rakyat (KUR). (Sumber : Jurnal I Gusti Agung Alit Semara Putra dan I A. Nyoman
Saskara, Universitas Udayana. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=82347&val=981)
Pemindahan
Terminal Ubung ke Mengwi seolah menjadi sorotan publik sejak awal perencanaan
pemindahan sampai dengan saat ini. Terminal Mengwi yang dioperasionalkan
tanggal 22 Juni 2012 lalu, berdasarkan SK Dirjen Perhubungan Darat no
SK.1543/AJ.106/DRJD/2012 dan diperkuat dengan terbitnya kartu pengawas (KP)
untuk bus AKAP (antar Kota antar Provinsi) selanjutnya direpresentasikan
sebagai terminal jenis tipe A di Provinsi Bali. Mengwi menjadi terminal terpadu
yang menyatukan fungsi antara terminal dasar dan fungsi ekonomi yakni dengan
adanya pusat perdagangan di daerah tersebut. Terminal Ubung yang sebelumnya
tidak mampu menampung banyaknya kendaraan karena lahan yang sempit dan tidak
layak untuk kategori terminal tipe A di wilayah Provinsi Bali. Sementara itu,
kehadiran terminal baru Mengwi memberikan dampak kekecewaan bagi masyarakat,
salah satunya kesulitan akses transportasi ke Kota Denpasar. Selama ini transportasi
yang ada di Mengwi untuk akses ke kota Denpasar hanya menggunakan sarana
transportasi seperti ojeg dan taksi, sedangkan angkutan umum hanya beroperasi
di pagi hari ketika aktivitas terminal sedang ramai. Keresahan dan kekecewaan
masyarakat terhadap terminal baru tersebut, ditanggapi oleh aksi Pemerintah
Kota Denpasar untuk segera mengoperasionalkan kembali Terminal Ubung, yang pada
awalnya sempat tidak beroperasi selama kurang lebih satu bulan pada saat
diopersionalkannya Terminal Mengwi. Ubung yang rencananya akan dijadikan
terminal jenis tipe B untuk lalu lintas bis AKDP dan angkutan kota, justru
difungsikan sebagai terminal keberangkatan bus Antar kota antar provinsi
(AKAP). Sementara Terminal Mengwi hanya dijadikan sebagai terminal kedatangan
bus-bus AKAP saja. Dualisme fungsi terminal Ubung dan Mengwi berdampak pada
kebingungan dan multi presepsi masyarakat tentang bagaimana sesungguhnya
pengelolaan terminal baru Mengwi yang ada. Ketidakberesan pelaksanaan fungsi
terminal terpadu Mengwi dan juga Ubung, tidak terlepas dari tarik menarik
kepentingan dan juga kerjasama antar daerah yang tidak sinergis antara
Pemerintah Kota Denpasar sebagai pemilik Terminal Ubung dan Kabupaten Badung
dengan kepemilikan Terminal Mengwi yang baru. (Sumber : jurnal Bandiyah, Volume
III, Nomor 2, Desember 2012), Universitas Udayana, Bali).
INI YANG PALING PENTING..!!!
Tokoh Bali: Rasis Bukan Karakter Budaya Bali
😐
Mudita yang juga Ketua Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat) Bali, mengingatkan, boleh berbeda pendapat, namun hendaknya menjaga tata krama dan etika dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, sehingga tidak menimbulkan permusuhan dan konflik antarsesama, apalagi antarsuku.
Masyarakat Bali sangat toleran terhadap semua suku, ras, dan agama.
"Mencaci maki orang atas nama pribadi sekalipun tidak boleh, karena dalam dirinya melekat predikat orang Bali. Karakter dan tradisi yang diwariskan para leluhur di Bali tidak begitu," ujarnya.