Saturday, January 21, 2017

TOLERANSI TINGKAT DEWA

Kemarin dapat tugas tentang pariwisata syariah di Indonesia dan setelah membaca beberapa sumber-sumber bacaan, ternyata Riau menjadi salah satu propinsi tujuan wisata berkonsep halal tersebut. Daripada gua menempe dan "tetangga" menggangap dibelakang gua makanan seperti tahu ISIS atau produk kawin kontrak Syiah atau "kaum teror mata sapi". Gua berbekal file berformat PDF dari link : http://www.kemenpar.go.id/userfiles/2015%20Kajian%20Pengembangan%20Wisata%20Syariah.pdf.Meringkas sedikit "Laporan Akhir Kajian Pengembangan Wisata Syariah" yang disterbitkan oleh Asisten Deputi Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata 2015.......

----------------------------------------------------

Jepang, Australia, Thailand, Selandia Baru, dan sebagainya yang notabene bukan negara mayoritas berpenduduk muslim turut membuat produk wisata syariah. Terminologi wisata syariah masih belum memiliki batasan yang jelas. Dan masih menggunakan beberapa nama yang cukup beragam diantaranya Islamic Tourism, Halal Friendly Tourism Destination, Halal Travel, Muslim-Friendly Travel Destinations, halal lifestyle, dan lain-lain. Bahkan di Indonesia sendiri batasan konsep pariwisata syariah juga belum jelas. Menurut beberapa pakar pariwisata wisata syariah merupakan suatu produk pelengkap dan tidak menghilangkan jenis pariwisata konvensional. Sebagai cara baru untuk mengembangkan pariwisata Indonesia yang menjunjung tinggi budaya dan nilai-nilai Islami tanpa menghilangkan keunikan dan orisinalitas daerah. (Comot Kata Pengantarnya, ya...formal-formal kata sambutan dari yang menyusun buku tersebutlhhhh)....

------------------------------------------------------------------

Ternyata walaupun mayoritas beragama Muslim, tapi ternyata antar sesama muslim juga masih tidak sepaham, kali mengingat Indonesia ini bukan umat Islam aja, Darma ! Ya iyalah....toleransi sangat diperlukan. Terlebih lagi "orang" yang sedang phobia Islam stadium 3. Seperti teka-teki, teka teki ngak ini ya ??? Soale adik gua yang sekolah di Bukit Tinggi yang ngasih perumpamaan orang yang caradiak bana....."takuruang, inyo di lua, tajapiek tapi inyo di ateh" artinya terkurung, dia di luar....saat terjepit, dia diatas. Artinya orang nan cerdik pandai mendekati orang licik sihhhhh. Kawan..kawan tapi dihantam juga dari belakang, pakai balok hehehehehehe...Becanda keleeuuusss.

------------------------------------------------------------------

Label wisata syariah di Indonesia sendiri kurang mendapat persetujuan dari Menteri Pariwisata, Arief Yahya (2015) karena dinilai terkesan eksklusif dan pelarangan berbasis agama tertentu. Sedangkan penggunaan istilah lain seperti Islamic tourism (wisata islam), halal tourism (wisata halal), wisata keluarga dan religi juga dinilai belum sesuai. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh salah satu anggota Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Sapta Nirwandar, bahwa penggunaan branding wisata syariah masih debatable dan penggunaannya kerap diidentikkan dengan radikalisme. Sehingga perlu adanya perumusan konsep branding yang tepat untuk pengembangan jenis wisata syariah di Indonesia. (hlm. 2)
------------------------------------------------------------------- 

Lanjut baca yakkkkk...........

---------------------------------------------------------------------
Dilihat dari faktor demografi, potensi wisatawan muslim dinilai cukup besar karena secara global jumlah penduduk muslim dunia sangat besar seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Turki, dan negaranegara Timur Tengah dengan tipikal konsumen berusia muda/usia produktif, berpendidikan, dan memiliki disposable income yang besar. Menurut Pew Research Center (kelompok jajak pendapat di Amerika Serikat), bahwa jumlah penduduk muslim pada tahun 2010 sebesar 1,6 miliar atau 23 persen jumlah penduduk dunia. Jumlah penduduk muslim tersebut merupakan urutan kedua setelah umat Kristiani sebesar 2,2 miliar atau 31 persen penduduk dunia (Worldaffairsjournal, 2015). Dan diperkirakan hingga tahun 2050, penduduk muslim mencapai 2,8 miliar atau 30 persen penduduk dunia. (Hlm 2)

Potensi pasar muslim dunia memang sangat menggiurkan bagi pelaku usaha bisnis pariwisata. Berdasarkan data Thomson Reuters yang diambil dari 55 negara dalam Global Islamic Economy Report 2014 – 2015, total pengeluaran muslim dunia pada tahun 2013 di sektor makanan dan minuman halal mencapai US$1,292 miliar atau sebesar 10,8 persen dari pengeluaran kebutuhan makan dan minum penduduk dunia dan akan mencapai US$2,537 miliar atau 21,2 persen dari pengeluaran kebutuhan makanan dan minuman global pada 2019. Di sektor perjalanan, pada tahun 2013 umat muslim dunia menghabiskan sekitar US$140 miliar untuk berwisata atau sekitar 7,7 persen dari pengeluaran global. Diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat menjadi US$238 miliar atau 11,6 persen. pengeluaran global sektor perjalanan di tahun 2019 (di luar perjalanan haji dan umrah). Di sektor media dan rekreasi, muslim dunia menghabiskan sekitar US$185 miliar atau 7,3 persen pengeluaran global pada tahun 2013 dan diperkirakan mencapai US$301 miliar pada 2019 atau sekitar 5,2 persen dari pengeluaran global (Reuters & DinarStandard, 2014). Studi yang sama juga dilakukan oleh MasterCard dan CrescentRating (2015) dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2015, bahwa pada tahun 2014 terdapat 108 juta wisatawan muslim yang merepresentasikan 10 persen dari keseluruhan industri wisata dan segmen ini memiliki nilai pengeluaran sebesar US$145 miliar. Diperkirakan pada tahun 2020 angka wisatawan muslim akan meningkat menjadi 150 juta wisatawan dan mewakili 11 persen segmen industri yang diramalkan dengan pengeluaran menjadi sebesar US$200 miliar. 
----------------------------------------------------------------------

Dan Indonesia menduduki peringkat ke enam sebagai negara tujuan wisatawan muslim. Namanya bisnis yang menggiurkan, Indonesia punya potensi yang sangat besar menjadi tujuan wisata seperti slogan dulu..."Visit Indonesia Year 2008" tapi kalau sekarang..."Indonesia's halalan thayyiban 20sekian sekian sekianlah.... hehehehehe.... 

-----------------------------------------------------------------------

Keberadaan industri pariwisata syariah bukanlah suatu ancaman bagi industri pariwisata yang sudah ada, melainkan sebagai pelengkap dan tidak menghambat kemajuan usaha wisata yang sudah berjalan. Bahkan sejumlah negara-negara di dunia telah menggarap industri pariwisata syariah. Sebagai contoh di Asia seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Korea, Jepang, Taiwan, dan China sudah terlebih dahulu mengembangkan pariwisata syariah. Thailand memiliki The Halal Science Center Chulalongkorn University, pusat riset itu bekerja sama dengan Pemerintah Thailand dan keagamaan membuat sertifikasi dan standardisasi untuk industri yang dilakukan secara transparan, bahkan pembiayaannya tertera jelas dan transparan. Australia melalui Lembaga Queensland Tourism mengeluarkan program pariwisata syariah pada bulan Agustus 2012 melalui kerjasama dengan hotel-hotel ternama mengadakan buka puasa bersama, menyediakan tempat sholat yang nyaman dan mudah dijangkau di pusat-pusat perbelanjaan, memberikan pertunjuk arah kiblat dan Alquran di kamar hotel, hingga menyediakan petugas di Visitor’s Information Offices yang mampu berbahasa Arab. Korea Selatan melalui Perwakilan Organisasi Pariwisata Korea Selatan di Jakarta (KTO Jakarta) mengakui siap menjadi destinasi wisata syariah dengan menyediakan paket wisata bagi Muslim dan fasilitas yang mendukung. Demikian pula Jerman menyediakan tempat shalat yang bersih dan nyaman di Terminal 1 Bandara Munich, Jerman sejak bulan Juni 2011.
Terdapat 13 (tiga belas) provinsi yang dipersiapkan Indonesia untuk menjadi destinasi wisata syariah, yakni Nusa Tenggara Barat (NTB), Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali (IndonesiaTravel, 2013). Wilayah tujuan wisata syariah tersebut ditentukan berdasarkan kesiapan sumber daya manusia, budaya masyarakat, produk wisata daerah, serta akomodasi wisata. Pada dasarnya pengembangan wisata syariah bukanlah wisata eksklusif karena wisatawan non-Muslim juga dapat menikmati pelayanan yang beretika syariah. Wisata syariah bukan hanya meliputi keberadaan tempat wisata ziarah dan religi, melainkan pula mencakup ketersediaan fasilitas pendukung, seperti restoran dan hotel yang menyediakan makanan halal dan tempat shalat. Produk dan jasa wisata, serta tujuan wisata dalam pariwisata syariah adalah sama seperti wisata umumnya selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan etika syariah. Contohnya adalah menyediakan tempat ibadah nyaman seperti sudah dilakukan di Thailand dan negara lainnya yang telah menerapkan konsep tersebut terlebih dahulu. (Hal. 5 dan 6)

------------------------------------------------------

Juga gua buka link :http://www.osaka-info.jp/en/news/muslim_friendly_airport_kix.html
                                http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/travelling/15/12/18/nzi9ut359-
                                filipina-akan-kembangkan-proyek-wisata-halal


-----------------------------------------------------

Kalau di Riau sendiri sebagai tujuan wisata syariah khususnya Pekanbaru sebagai tempat gua berdomisili, kebanyakan gua tahu yang menjadi tujuan wisatanya adalah Mesjid Agung Annur, Mesjid Raya, Arena MTQ ???, juga pernah ketemu rombongan dari Malaysia lagi belanja di Ramayana sebelum kebakaran atau di Pasar Bawah. Hairannye nak cakap itu turis, Mak cik ntu becakap seperti teman gua....Ishhh betul ke awak tu turis ???? Tau tak awak tu comel sangat, jangan lupa salam buat si Hensem tu ye kahkahkahah......kalau Riau, Homeland of Melayu kayaknya iya, tapi wisata syariah ???? 

-----------------------------------------------------

Meskipun nomenklatur pengembangan wisata syariah belum jelas. Namun, dalam usaha pengembangannya, Kemenparekraf menggandeng Dewan Syariah Nasional (DSN), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU). Dan pada tahun 2014, Kementerian Pariwisata telah menyusun Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah melalui Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun 2014. Dalam PERMEN tersebut berisikan kriteria hotel syariah dengan kategori Hilal 1 dan Hilal 2 yang dinilai dari aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan. Hilal 1 merupakan hotel syariah yang masih memiliki kelonggaran dalam aturan syariah, misalnya, dalam hotel ini setiap makanan dan restoran dipastikan halal. Artinya, restoran atau dapur sudah ada sertifikasi halal dari MUI, ada kemudahan bersuci dan beribadah sehingga harus ada toilet shower bukan hanya tissue, makanan halal, tapi tidak ada seleksi tamu, dapurnya sudah bersertifikat halal, tapi dapurnya saja, minuman masih boleh ada jenis alkohol seperti wine. Sedangkan dalam hotel Hilal 2, segala hal yang tidak diperbolehkan dalam aturan syariah memang sudah diterapkan dalam hotel syariah ini. Untuk klasifikasi hotel syariah hilal satu minimal memenuhi 49 poin ketentuan, untuk naik ke level hilal dua harus memenuhi 74 poin


----------------------------------------------------

Nah kalau ada yang mempermasalahkan fatwa MUI seperti kemarin yang jelas-jelas fatwanya tujuannya untuk orang Islam, muslim, moslem...., pasti wisata syariah ini yang keberatan dia juga. Bukan Muslim kayaknya tapi menyerupai Muslim. Digembosi mulu.....Aneh ! Giliran pesta babi kayak di Jawa sono, tau deh baca aja beritanya hehehehehe, toleransi lahhhhhh, kan Indonesia. Giliran Singapura ngadaian "Singapura Ramah Pejalan Muslim" (http://www.yoursingapore.com/content/dam/desktop/id/pdf/stb-halal-guide.pdf), baru ngerti kenapa lihainya pebisnis luar negeri memutar pasar seperti tukar tempat gitu, disini sumber bahan baku segala tetek bengeknya dijadikan tujuan pesta Babi, Singapura menjadi tujuan wisata muslim....ya...siapa lagi, wisatawan Indonesialah. Indonesia mayoritas muslim, coyyyy !!!! 350 tahun dijajah Belanda tetap harus kudu musti TOLERANSI lahhhhhhhhhhh. 350 tahun artinya 3,5 abad ! Berabad-abad sampai sekarang mirip Kangguru dalam permainan Hanggorooo......Peace, Love and Respect Plus Toleransi Tingkat Dewa. Ya...dewa !   

 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....💘💗💖💕