Trilogi Malam Minggu
Malam minggu ini gua ngajak adik ama ibu gua malam mingguan makan-makan disebuah tempat makan yang menurut gua makanannya enak dan suasananya juga oke. Edisi malam ini seperti lagunya Oppie andaresta "single happy"..., seperti biasanya gua hepi-hepi aja mau jalan malam mingguan terkadang ama teman, ama adik atau seperti malam ini sama adik berikut ibu gua. Sebenarnya asyik sih malam mingguan ama pasangan, bisa ditraktir hahahahaha.... Tapi sendiri kan ngak mesti sedih, bisa hepi juga ama keluarga. Kalau ngak ada keluarga, sama teman juga bisa. Kalau teman ngak ada, sama temannya teman juga ngak masalah hehehehe. Apapun pasangannya, hatinya tetap hepi yes mas bro. Karena sendiri, berdua atau beramai-ramai punya masalah sendiri dan enaknya beda-beda juga. Tapi kata orang enak punya pasangan, saling berbagi saling memberi saling mencinta dan juga ngak enaknya saling menyakiti hehehehehe. Kalau sendiri ??? mau pergi sendiri kemana, bebas...mau jalan sendiri sama siapa, bebas......, tiba dapat kesulitan dan perlu bantuan ini itu...., kebingungan mau nelpon siapa malam-malam hahahahahaha. Pengalaman saialah itu mogok mobil di jalan dulu atau mau narik mobil dari si penyewa mada malam-malam, kebingungan cari bantuan hehehehe. Terkadang...entahlah.
Berhubung makan di tempat makan dan musti milih menu. Hmmmm...menunya lezatos semua dan bahasanya kelas luar negeri semua...Padahal kalau mau jujur, sebenarnya judul makanannya bisa di Bahasa Indonesiakan. Buktinya ibu saia yang emang lidahnya patah enam kalau bilang fried noodle, cuma bilang mie goreng...., buktinya ada. Emang sih kalau di daftar menunya ditulis mie goreng, harganya paling banter Rp. 15.000 - Rp. 20.000. Tapi kalau didaftar menu ditulis fried noodle..harganya bisa jadi Rp. 25.000 ampe Rp. 30.000. Itulah kenapa ketika makanan ditranslate ke bahasa Inggris terkesan mahal padahal itu-itu juga barangnya. Ini merupakan trik dagang yang jitu menembak pasar yang tepat. Tau produk dan tau segmentasi konsumennya alias pasar sasarannya. Jadi pedagang bakso yang dulu suka lewat depan rumah gua, dan sekarang udah alm. Digerobak baksonya hanya ditulis "Bakso Suroso." Jangan coba-coba buat "Meat ball Suroso". Bisa-bisa gua ikutan menokok pentungan baksonya tanda protes. Soale sasarannya rumah gua, rumah tetangga dan rumah-rumah yang ada dikelurahan gua. Jangan kalau liat iklan dengan bahasa Ilmiah trilogi dengan 3 dimensi, gua harap gua langsung bisa memahami maksudnya. Soale mirip bahasa yang ditulis mahasiswa lagi nyusun tugas akhir. Dimensi dari variabel penelitian ini adalah bla...bla...bla...atau terkesan hanya memaparkan indikator penilaiannya sendiri.
DIMENSI AKHLAK
1. Apakah masyarakat Kota Pekanbaru sudah puas dengan keprofesionalan Mr XXX ?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah masyarakat Kota Pekanbaru sudah puas dengan sifat amanah Mr XXX ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah masyarakat Kota Pekanbaru sudah puas dengan sifat santun Mr XXX ?
a. Ya b. Tidak
DIMENSI KARAKTER
1. Apakah masyarakat Kota Pekanbaru sudah puas dengan kedisplinan Mr XXX ?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah masyarakat Kota Pekanbaru sudah puas dengan sifat amanah Mr XXX ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah masyarakat Kota Pekanbaru sudah puas dengan sifat santun Mr XXX ?
a. Ya b. Tidak
DIMENSI KUALITAS
1. Apakah masyarakat Kota Pekanbaru sudah puas dengan kemampuan dan sikap mau bekerja keras
Mr XXX ?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah masyarakat Kota Pekanbaru sudah puas dengan gerak cepat Mr XXX ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah masyarakat Kota Pekanbaru sudah puas dengan tindakan tepat dan tuntas Mr XXX ?
Segmentasi pasar produk iklan tersebut pasti golongan menengah ke atas...., ya minimal indomaret dan alfamartlah hehehe. Kalau warung kecil, udah sesak nafas hehehehe. Salam santun, salam segan dan salam hormat.
Balik lagi ke menu di tempat makan tersebut, saia awalnya milih mie rebus tomyam, berubah menjadi sama dengan selera ibu saia yakni mie goreng. Tapi ajibnya yang datang tetap mie rebus tomyam. Panggil pelayan lagi lah, bilang menu yang dipesan salah, setelah dicari pelayan yang menulis menu tersebut dan akhirnya si pelayan mengakui kesalahannya. "oooh ya, maaf bu." sambil menepuk jidatnya. Dan tarrrrraa yang datang mie goreng...dan rasanya tetap rasa tomyam. Alias si chef hanya mengeringkan kua tomyam itu menjadi mie goreng hehehehe. Gua berharap ntar yang dipilih bukan mirip pesanan tadi, hanya merupai. Kalau mie rebus, tinggal pake kuah, kalau mau ganti mie goreng....tinggal dikeringkan dan jadilah mie goreng. Cuma mengganti nama bertuah jadi madani, tapi barangnya itu itu juga. Ngak lebih ngak kurang, mohon maafffffffff. Selamat malam !
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/trilogi)
Trilogi artinya seri karya sastra yang terdiri atas tiga satuan yang saling berhubungan dan mengembangkan satu tema; tiga hal yang saling bertaut dan saling bergantung.
Jadi mungkin itu hanya karya sastra berbentuk puisi, cerpen, novel atau saling bergantung....sama ???
Madani artinya 1 berhubungan dengan hak-hak sipil; 2 berhubungan dengan perkotaan; 3 menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yang berperadaban.
Dan arti kata....
tuah/tu·ah/ n 1 sakti; keramat; berkat (pengaruh) yang mendatangkan keuntungan (kebahagiaan, keselamatan, dan sebagainya): ada juga yang percaya pada -- azimat; keris ini mahal harganya, bukan karena gunanya, tetapi karena -- nya; 2 untung (yang bukan sewajarnya); bahagia: mengadu -- , mengadu untung (dalam perjudian dan sebagainya): untung ada, -- tiada, bekerja baik-baik akan ada juga hasilnya, tetapi tidak menjadi kaya; ada kekayaan, tetapi tidak terkenal namanya; menolak -- , melepaskan peluang baik; 3 keistimewaan; keunggulan (kehormatan, kemasyhuran, dan sebagainya);-- anjing, celaka kuda, pb nasib manusia tidak sama, ada yang beruntung dan ada pula yang celaka (tidak beruntung); -- ayam boleh dilihat, -- manusia siapa tahu, pb tidak ada orang yang dapat menentukan nasib seseorang; -- melambung tinggi, celaka menimpa, celaka sebesar gunung, pb berilmu tinggi, tetapi tidak mempunyai pekerjaan yang tetap sehingga hidupnya selalu susah juga;
bertuah/ber·tu·ah/ v 1 mempunyai tuah; 2 sakti; keramat; mendatangkan untung (keselamatan dan sebagainya): keris ~ , keris sakti; 3 kena tuah (kesaktian) orang; terpesona;sudah dapat gading ~ , tanduk tiada berguna lagi, pb setelah mendapatkan yang lebih baik, yang kurang baik ditinggalkan;
menuahi/me·nu·ahi/ v 1 memberi bertuah; mendatangkan tuah (kebaikan, kebahagiaan, dan sebagainya); mempengaruhi (memberkati) supaya baik; 2 mengatakan bertuah;
menuahkan/me·nu·ah·kan/ v 1 menceritakan kekayaan (keunggulan dan sebagainya) orang lain; 2 menentukan (mengecap dan sebagainya menjadi ...);
ketuahan/ke·tu·ah·an/ n 1 memperoleh tuah (keuntungan dan sebagainya); 2 kesaktian; keunggulan
bertuah/ber·tu·ah/ v 1 mempunyai tuah; 2 sakti; keramat; mendatangkan untung (keselamatan dan sebagainya): keris ~ , keris sakti; 3 kena tuah (kesaktian) orang; terpesona;sudah dapat gading ~ , tanduk tiada berguna lagi, pb setelah mendapatkan yang lebih baik, yang kurang baik ditinggalkan;
menuahi/me·nu·ahi/ v 1 memberi bertuah; mendatangkan tuah (kebaikan, kebahagiaan, dan sebagainya); mempengaruhi (memberkati) supaya baik; 2 mengatakan bertuah;
menuahkan/me·nu·ah·kan/ v 1 menceritakan kekayaan (keunggulan dan sebagainya) orang lain; 2 menentukan (mengecap dan sebagainya menjadi ...);
ketuahan/ke·tu·ah·an/ n 1 memperoleh tuah (keuntungan dan sebagainya); 2 kesaktian; keunggulan
Soal pilihan menu, saia lebih menyukai BERTUAH..., nama yang mengandung doa. Tapi kalau MADANI....bagusnya MASAIA aja ya hehehehe.