Thursday, January 28, 2016

Taman Kami Yang Paling Indah

Mengaso dulu saia...alhamdullilah sudah selesai satu dan bersiap-siap melanjutkan pr satunya lagi. Malam ini cuma cerita tentang keponakan cowok saia, bakatnya udah mulai nampak...."perayu". Ternyata anak balita juga punya trik cantik meluluhkan hati "ibunya". Tadi dia main ke rumah, seperti biasa...dia akan menyapa..."Ibu ngapa ?" ....Lantas mulailah teknik rayuan ala-ala Bunny atau Iban, nama panggilan keponakan saia. Khusus untuk saia, dia memanggil Ibu dan yang lainnya dia panggil bunda. "Buk, Iban sayang mama, sayang papa. Sayang nenek, sayang ibuk, sayang kakak eeeeeeeng sayang ibun juga." Katanya....ujung-ujungnya...."Iban suka kindeljo...", katanya menyebut coklat kinderjoy....
Itu kalau dia lagi manis, sebenarnya anaknya manis tapi kalau udah mengamuk...., bikin kesal. Soale dia pemanas, pengamuk dan sedihnya mungkin sifat inilah yang tidak dimengerti oleh gurunya dulu. Ketika usianya 3 tahunan, dia "disekolahkan" di sebuah TK yang juga punya sekolah untuk anak dibawah usia 4 tahun (PAUD). Karena kesibukan mamanya kerja makanya anaknya "dititipkan" ke sekolah TK tersebut. Menghadapi kelakuan Bunny, siapapun itu, "guru TK" juga manusia yang punya batas sabar kaleee, jadi entah kenapa...Bunny ngak mau "sekolah",  bahkan sampai sekarang kalau saia lewat disekolahnya dan pura-pura bilang..."Ibu antar ya Iban sekolah."
Dia langsung marah, ngamuk, nangis menjadi-jadi kalau dipaksa masuk ke halaman sekolahnya. trauma kaleee. Eh...ternyata anak balita bisa trauma juga dan seperti yang saia baca barusan dari :

Untuk memudahkan anak mengatasi trauma anak karena suatu kejadian, kita perlu memberinya rasa aman. Memeluk, memberi kehangatan dan meyakinkan anak bahwa semuanya baik-baik saja, merupakan cara-cara memberi rasa aman bagi anak. Rasa aman anak-anak perlu ditumbuhkan agar mereka tidak terus menerus menyimpan kecemasan. Katakan pada anak bahwa semuanya baik-baik saja. Jadikan juga kesempatan itu untuk mengajarkan empati dan menanamkan nilai agama.
Menghadapkan anak pada kenyataan merupakan cara yang digunakan Helen untuk membantu anak menumbuhkan rasa aman dari dalam diri anak. Itu bukan perkara mudah. Orang tua dan guru kerapkali tidak menyampaikan kenyataan yang ada sesuai porsi anak. Orang tua menganggap suatu hari nanti ingatan akan peristiwa itu akan hilang dengan sendirinya. Padahal belum tentu.
Memang orang tua tidak bisa menjamin kejadian traumatis pada anak tidak akan terulang. Secara perlahan, berikan pengertian pula bahwa rasa aman tidak melulu datang dari orang tua, guru atau teman. Kalau tidak ada orang tua, tidak ada guru dan tidak ada teman, anak haruslah yakin bahwa Tuhan melindungi mereka. (Sumber : http://www.ayahbunda.co.id/balita-psikologi/kiat-meredam-trauma-anak)

Satu lagi artikel yang saia baca....:

TRAUMA PSIKOLOGI PADA ANAK
http://klinikpsikis.com/trauma-psikologi-pada-anak/

Trauma psikologis adalah jenis kerusakan jiwa terjadi sebagai akibat dari peristiwa traumatik.Ketika trauma yang mengarah pada gangguan stres pasca trauma, kerusakan mungkin melibatkan perubahan fisik di dalam otak dan kimia otak, merusak kemampuan seseorang untuk memadai mengatasi stres. (Wikan Susanti ; 2011)
Trauma psikologis anak didefinisikan sebagai ancaman fisik atau psikologis atau penyerangan kepada fisik anak, integritas, rasa diri, keselamatan atau kelangsungan hidup atau untuk keselamatan fisik orang lain signifikan terhadap anak. (Herman ; 1992)
Trauma emosional dan psikologis adalah hasil dari peristiwa luar biasa stres yang menghancurkan rasa aman, membuat anak merasa tidak berdaya dan rentan di dunia yang berbahaya.(Gina Ross ; 2010)

Sebab dari Gangguan Psikiatri pada Anak :
  1. Herediter. Bakat genetik dapat menetukan reaksi seorang indidu terhadap situasi.Dapat juga mempengaruhi keadaan fisik dan mental tertentu.
  2. Lingkungan. Lingkungan dipengaruhi 3 faktor :
    •  Lingkungan anak dipengaruhi oleh setiap gangguan (terutama setiap gangguan neurologis) yang diwariskan secara genetik (ditransmisikan).
    • Faktor sosial. Terdapat hubungan erat antara ganguan emosional serta kehilangan sosial dan budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan orangtua, jumlah sanak saudara, status sosial keluarga, perpisahan orangtua, perceraian, fungsi perkawinan, atau struktur keluarga banyak berperan dalam terjadinya gangguan psikologis pada anak.
    • Faktor psikologis. Ini berhubungan dengan pengalaman yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari. Anak menjadi subyek peristiwa seperti pada kasus kejadian yang menimpa seorang bocah usia SD di Bekasi yang kerap disetrika, dipukul dengan tangan bahkan kayu bahkan direndam dalam bak mandi hanya karena lalai dalam mengasuh adik-adiknya oleh ibu kandungnya ketika ditinggal kerja oleh ibunya.(Liputan Trans 7, tayang pukul 06.30. tanggal 23 April 2010) dan pengalaman mengganggudalam kehidupan sehari-hari, akan merasa lebih sukar untuk menyesuaikan denga peristiwa traumatik. Anak mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan orang tuanya akan mampu mengatasi setiap perubahan mendadak dalam rutinitas harian.
    Reaksi stress menurut Ni Made Dwiyathi Utami (2011) :
  1. Pada anak yang berumur di bawah 5 tahun umumnya sulit untuk mengekspresikan secara verbal apa yang membuat mereka menjadi stres atau mengatakan mereka sedang stres, namun terdapat beberapa perilaku yang mencerminkan si anak dalam keadaan stres seperti tidak mau berpisah dengan orangtuanya, lekat terus menerus dan banyak menangis dibanding biasanya, terdapat perilaku ”regresif” seperti menghisap jempol, mengompol dan ketakutan akan gelap yang berlebihan, menunjukkan perilaku agresif seperti menggigit, banyak menangis tanpa sebab yang jelas dan sering terbangun malam hari tanpa sebab yang jelas.
  2. Anak yang berada pada rentang usia 6 – 11 tahun umumnya sudah memiliki kemampuan verbal yang cukup baik sehingga mereka mampu mengekpresikan perasaan dan pikirannya melalui kata-kata. Anak di usia sekolah dasar jika terjadi stress akan mengalami susah tidur, penurunan nafsu makan atau makan berlebihan, mereka juga sering berbohong dan menunjukkan prestasi akademik yang buruk. 
  3. Pada usia remaja rentang usia 12 – 18 tahun sudah mampu untuk berkomunikasi secara verbal dengan baik, namun mereka seringkali menjadi tidak komunikatif karena periode remaja merupakan periode kritis, mereka cenderung ingin bebas dari orang tua dan menyangkal jika mengalami stres. Stres pada usia ini seringkali bermanifestasi dalam bentuk lari dari tanggung jawab dan tidak mempunyai motivasi untuk sekolah. Remaja yang mengalami stres juga cenderung untuk melakukan berbagai perilaku beresiko tinggi yang mungkin saja membahayakan jiwa mereka. Tidak jarang kasusnya remaja yang mengalami stres juga melakukan tindakan bunuh diri.
Menurut Defli (2009) ada beberapa langkah untuk mencegah gangguan psikologis pada anak :
  1. Menekankan pengaruh pendidikan terhadap jiwa. Pendidikan dan bimbingan anak diberikan sedini mungkin, terutama pendidikan waktu kecil, karena pendidikan itulah banyak menentukan masa depan seseorang. Melalui pendidikan dapat tertanam dihati anak sikap-sikap yang baik seperti sopan santun, budi pekerti yang baik, tata tertib, agama dan sebagainya.
  2.  Memberikan pendidikan dalam rumah tangga. Dalam memberikan pendidikan serta bimbingan kepada anak, suasana keluarga yang harmonis hendaknya tercipta, karena dengan adanya kedamaian dalam rumah tangga itu akan menimbulkan ketentraman hati anak. Unsur kasih sayang dan perhatian harus diberikan kepada anak, sehingga anak yang sedang tumbuh dan berkembang dapat berjalan normal.Anak harus diberikan kepercayaan dalam berbuat dan bersikap, tentunya perbuatan dan sikap tersebut harus dilandasi norma-norma dan agama.Orang tua selalu memberikan contoh perilaku yang baik misalnya saling menyayangi, saling mencintai, perhatian terhadap anggota keluarga, memberikan kesempatan kepada anak sedang tumbuh remaja untuk bertukar pikiran/pendapat tentang masalah-masalah apapun kepada ibu dan bapaknya.
  3.  Mengembangkan pendidikan anak di sekolah. Sekolah yang disebut juga sebagai lingkungan kedua bagi anak dalam mengembangkan kemampuannya, maka sekolah sangat membantu didalam pembinaan dan pembimbingan anak.Hal lain adalah sekolah juga membina kepribadian anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan orang tua, sekolah dan masyarakat, melalui pengembangan pendidikan di sekolah diharapkan anak atau remaja dapat menyalurkan serta mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya. Anak yang sedang tumbuh, disamping mendapatkan kasih sayang serta perhatian yang cukup perlu adanya kegiatan-kegiatan yang menyibukkan untuk mengarahkan minat, bakat dan kemampuannya. Hal ini agar mereka terhindar dari perilaku yang iseng dan pikiran-pikiran serta kahayalan yang tidak menentu, dengan langkah-langkah pencegahan yang telah disebutkan maka diharapkan anak yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan akan terhindar oleh gangguan atau masalah psikologis yang pada umumnya dialami oleh para anak.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kembali ke cerita keponakan saia yang sampai hari ini ngak mau "sekolah", walaupun itu hanya candaan....ternyata dia mengalami trauma. Bukannya menyalahkan mamanya yang memang punya pekerjaan tapi "Guru TK" sebaiknya menyadari dia bekerja dengan kliennya anak-anak balita, jadi ya......namanya balita. Dilembuti dan dikasari, besok-besok ngulang lagi kelakuannya yang mengesalkan......Sebenarnya saia punya pengalaman, miris juga ceritain, kebetulan dulu punya kenalan yang selain kuliah, punya kerja sampingan menjadi "guru" di sebuah tempat penitipan anak/TPA. Kebetulan saia datang ke sana ingin jumpa teman tersebut...., disana saia melihat ada satu anak perempuan yang dibiarkan berbaring dilantai dan hanya menggunakan celana dalam, kayaknya anak itu lagi ngambek atau apalah, jadinya dibiarin. Dan guru-gurunya....ngobrol sambil makan-makan. Kebetulan pintu masuk tempat penitipan anak tersebut terbuat dari kaca nako, jadi orang dari luar ngak nampak tapi saia yang di dalam tempat penitipan anak/TPA nampak tamu yang datang, seorang perempuan dengan seragam PNS, beberapa meter lagi perempuan itu akan memasuki pintu tempat penitipan anak/TPA. Dan buru-buru "guru-guru" tempat penitipan anak/TPA disana mengangkat anak perempuan tersebut sebelum pintu terbuka..... "Dia ngak mau pakai baju, bu..., tadi dia nangis...," kata salah seorang guru kepada orangtua anak perempuan tersebut. 
Adakah yang tahu kenapa keponakan saia, Bunny trauma ????....., ternyata Bunny pernah cerita sama kakaknya...., waktu dia nakal, dia dikurung diruangan dan kepanasan....."dikurung, ngak ada AC....." kata kakaknya.
 
Apakah salah "Guru TK/PAUD" ???? "guru" tidak pernah salah, yang salah itu penempatannya...right man in right place,"  Soale si "Guru" kuliah akuntansi, ngak ada pendidikan PAUD atau sebangsanya tapi jadi guru TK...kalau mau ya...jadi guru akuntansi.....
Apakah salah "mamanya" ??? Hmmmmm, mungkin lebih berhati-hati lagi soale.....

Ini berita dari Amerika :

Ohio, Tampaknya wajar jika melihat anak-anak susah diatur dan suka lari ke sana kemari. Tapi bukan lantas memberikan obat seenaknya bisa dibenarkan, seperti yang dilakukan seorang wanita pemilik fasilitas penitipan anak di Ohio, AS.
Akibatnya, wanita yang bernama Tammy Eppley dari Fairdale Avenue, Westerville ini dijerat dengan tuduhan membahayakan anak. Diduga dia dengan sengaja memberikan obat-obatan dicampur dengan pancake agar membuat anak-anak yang dititipkan kepadanya tertidur.
Menurut laporan polisi, Eppley diduga mencampur makanan dengan berbagai obat, termasuk melatonin atau obat tidur dan obat alergi antihistamin. Yang menyedihkan, anak-anak korban tindakan Eppley ini berusia 2 - 5 tahun, bahkan seorang di antaranya adalah anaknya sendiri.
 (Sumber : http://health.detik.com/read/2013/06/20/125847/2278899/763/tempat-penitipan-ini-diduga-beri-kue-campur-obat-tidur-ke-anak-anak)


Ini berita dari Indonesia 
 
Inhu - Langgus Nainggolan tak terima dengan kematian anaknya Tio Yolea Grecia. Ia menduga anaknya tewas tenggelam diduga karena kelalaian babysitter yang disediakan PT Palma di Kelesa, Kelurahan Kelesa, Kecamatan Seberida, Kabupaten Inhu hingga melapor ke Polres Inhu.
Dalam keterangannya, Langgus mengatakan bahwa peristiwa yang dialami anaknya terjadi pada Senin (18/1) sekitar pukul 06.30 WIB. Awalnya, karyawan itu berangkat ke tempat kerja di P-52 PT Palma, Kelurahan Kelesa, Kecamatan Seberida, Inhu.
Seperti biasa, Langgus menitipkan anaknya ke tempat penitipan anak yang disediakan pihak perusahaan. Tak lama berselang, ia dihubungi Ulil, asisten divisi V PT Palma I. Katanya, anak korban tercebur ke dalam kolam dekat penitipan anak tersebut.


Merdeka.com - Bagu Setiawan, balita berumur 15 bulan, harus mendapat perawatan intensif di RSU Negara karena tersiram air panas di tempat penitipan anak, di Kelurahan Baler Bale Agung, Kabupaten Jembrana, Bali. Peristiwa itu terjadi akibat kelalaian pengasuh yang ada di penitipan anak tersebut.
"Kami sayangkan pihak pengelola penitipan anak itu tidak langsung menghubungi kami sehingga penanganan anak saya itu agak terlambat," kata Siti Makbulah, ibu balita tersebut, Senin (24/11), seperti dilansir Antara.
Menurut dia, peristiwa yang menyebabkan bagian dada anaknya tersebut melepuh, terjadi Kamis (20/11), saat ia dan Mashuri, suaminya bekerja.
Dari pemeriksaan dokter, katanya, penanganan bocah tersebut agak terlambat, sehingga luka bakar akibat air panas menjalar ke paru-paru.
"Karena sampai ke paru-paru, perawatannya harus lebih intensif. Meskipun lukanya masih diperban, kami bawa anak ini pulang untuk dirawat di rumah," ujarnya.
Ia menganggap, kejadian yang membahayakan jiwa anaknya tersebut akibat kelalaian pengasuh di tempat penitipan anak milik Ketut Nentri Asih tersebut.

 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Teringat sebuah lagu TK dulu yang masih saia ingat.....

"Taman yang paling indah. adalah taman kami
Taman yang paling indah, adalah taman kanak-kanak
Tempat bermain, berteman banyak, itulah taman kami
Taman kanak-kanak..........."

Apa itu TK, TPA dan kelompok belajar ?
  1. Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun.Adapun fungsi pendidikan TK adalah untuk mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, mengembangkan keterampilan, kreativitas dan kemampuan yang dimiliki anak, menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar 
  2. Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun. Sasaran KB adalah anak usia 2 – 4 tahun dan anak usia 4 – 6 tahun yang tidak dapat dilayani TK (setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak yang berwenang).
  3. Tempat Penitipan Anak atau Day Care adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. Day Care merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak diluar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap.Jadi TPA adalah lembaga social yang memberikan pelayanan kepada anak-anak bayi dibawah usia lima tahun (balita) yang dikhawatirkan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial. Dalam hal ini TPA hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua. Atau dengan kata lain TPA adalah layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat bagi anak usia lahir – 6 tahun yang orang tuanya bekerja. Adapun peserta didik pada TPA yaitu anak usia lahir – 6 tahun. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Apakah salah saia ???? Iya, soale malam-malam cerita pr orang hehehehehe, saia ??? lanjut ngerjain pr. Selamat malam :)
   
Ohhh ya...salah satu bukti bunny itu emang "manis" hehehehehe...., foto selfieku ini saksinya, dia pengen ikutan difoto lagi, dan kakaknya ngak suka Bunny gangguin Ibunya lagi selfi....jadi beginilah ekspresiku, nelangsa kaleeee...."apa ngak gondok guru TK nya ya hahahahahaha....."
Pasti lagi selfie juga digangguin Bunny heheheheheh...
 
  

 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....💘💗💖💕