Saturday, January 23, 2016

Basic Instinct Versi Kopi Es Vietnam

Kopi Sianida - Sian Na tarida

Semoga bahasa batak dari kata "Sian Natarida" yang kira-kira artinya "dari yang tidak nampak". Membaca berita-berita terkait tewasnya Wayan Mirna saat ngopi bersama teman-temannya disebuah "kedai kopi" seperti membahas kisah detektif ala Detective Conan, yang dulu cerita kartun pernah kutonton hehehehe...Siapakah pembunuh Mirna ?? 
Dari berita yang kubaca, salah satu teman korban-lah yang memesan kopi dan langsung membayar tagihan/bill sebelum minuman dibuat, dan menurut pihak "kedai kopi", hal itu dianggap diluar kewajaran...lalu si temanlah yang menunggu korban dan temannya lain sementara kopi maut sudah terhidang dimeja, posisi tempat duduk dan posisi kantung belanjaan milik teman yang memesan kopi menutupi CCTV dan berbagai kecurigaan-kecurigaan lain mengarah ke teman yang memesan kopi tersebut, seperti belum jadi tersangka tapi sudah didampingi pengacara dan yang menarik adalah.....gayanya saat diwawancara di TV maupun dari youtube yang kutonton, gua suka kaleeee, santai dan ngak ada beban kehilangan teman yang baru beberapa minggu meninggal dihadapannya. 
Kontras dengan perilaku yang dilihatkan oleh Margrieth, tersangka pembunuh Angeline di Bali beberapa waktu lalu. Saat itu, Margrieth sangat emosional ketika didatangi oleh Komisi Perlindungan Anak, marah-marah dan kalau di TV, kelihatan emang gimana gitu.....serta saat Margrieth menangis di kamera TV waktu membela diri bahwa dia bukan pelakunya namun sesekali matanya melirik dengan tatapan "aneh" ke kamera.
Kembali ke cerita kopi sianida di kedai kopi. Terlihat reaksi berbeda dengan saksi kunci yakni teman Wayan Mirna yang diyakini banyak orang sebagai pelakunya. Sikapnya tenangggggg kali. Mengingatkanku film tempo dulu, "Basic Instinct". Dimana saat diintrograsi Polisi, Sharon Stone yang dituduh sebagai pembunuh menunjukkan gayanya yang santai...., gosipnya saat diintrogasi Sharon Stone tidak pake celdal hehehehe. Berhubung film Basic Instict udah lama kutonton dan rada-rada lupa-lupa ingat, maka untuk mengingatnya browsing sinopsisnya.....

 
Basic Instinct adalah film bergenre detektif yang dibumbui dengan unsur misteri, thriller, klasik, dan erotisme. Film garapan sutradara Paul Verhoeven ini dibintangi oleh Sharon Stone, Michael Douglas, George Dzundza, dan Jeanne. Sejak dirilis pada tahun 1992, film ini menjadi salah satu film paling kontroversial hingga 1993. Bahkan pada awal tahun 2000 masih ramai diperbincangkan karena saat itu Sharon Stone sedang naik daun, ditambah beberapa potongan adegan yang tergolong panas. Basic Instinct adalah film kontroversial antara tahun 1992 hingga 1993. Bahkan hingga awal tahun 2000-an masih ramai dibicarakan orang. Tak lain karena bintangnya adalah Sharon Stone, seorang bintang top yang sedang naik daun saat itu, dengan bayaran selangit. Jadi tak heran bila orang selalu mengikuti derap langkahnya, apapun yang dilakukannya. Film Basic Instinct benar benar membuat sensasi kala itu. Seluruh televisi dan majalah hiburan dunia membahas, mencerca tapi juga ada yang mengacungi jempol.   

Salah satu yang selalu diingat orang dan menjadi kekhasan film itu adalah adengan saat Sharon berada di ruang interogasi di hadapan para polisi. Di bagian itu ia duduk tanpa mengenakan pakaian dalam. Alhasil para polisi melongo dan menelan air ludah. Adegan ini akhirnya sering dijadikan parodi baik untuk film bioskop, humor panggung, karikatur, acara televisi, dan lain-lain. Adegan lain yang membangun kontroversial adalah pembunuhan yang menggunakan tusukan es. Setelah melakukan hubungan intim, sang laki-laki dihabisi dengan sadis. Pada kenyataannya adegan-adegan itu menjadi memorabilia dan menjadikan film semakin lasik sepanjang masa.
Bermula dari Katherine Tramel (Sharon Stone) dituding melakukan pembunuhan terhadap kekasihnya yang seorang pengusaha dan mantan rocker. Detektif Nick Curran (Michael Douglas), meminta keterangan dan melakukan penyelidikan atas dirinya. Namun ia terjerat oleh kecantikan dan sensualitas Catherine yang punya jiwa dan kepribadian yang sangat misterius.

Sumber : wikipedia 

Ini lho gaya Sharon Stone yang memerankan Chaterine Tramel yang cerdas, cantik dan dengan tenang menjawab pertanyaan-pertanyaan polisi dengan senyum yang menggoda....Dan gaya Chaterine Tramel terlihat dari gaya yang ditampilkan satu satu saksi kunci tewasnya Wayan Mirna di "kedai kopi"..., saat diwawancarai wartawan, Si Saksi Kunci memperlihatkan gaya yang sangat tenang dan senyum yang mengembang saat ditanya mengenai hubungannya dengan korban yang tewas dihadapannya.....Terlihat cerdas......sangat cerdas terutama Kecerdasan Emosional (EQ).
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Membahas soal emosi maka sangat kait eratannya dengan memahami kecerdasan emosi (Emotional Quotient), dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres.

Emosi dalam makna paling harfiah didefinisikan dalam Oxford English Dictionary sebagai setiap kegiatan atau pengelolaan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat, meluap-luap

Kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh Peter Salovey dan John Mayer, beberapa devinisi kecerdasan emosional menurut para ahli sebagai mana dicatat oleh Achmad Pathoni sebagai berikut:
  1. Dalam buku karya Shapiro, Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai “himpunan bagian dari kecerdasan yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan”.
  2. Menurut Jeane Segalkecerdasan emosional adalah hubungan pribadi antar pribadi yang bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial dan kemampuan adaptasi sosial.
  3. Menurut Robert K Cooper dalam bukunya menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menetapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.
  4. Menurut Usman Najati mengartikan EQ (Emosional Quotient)  sebagai sebuah kecerdasan yang bisa memotivasi kondisi psikologis menjadi pribadi-pribadi yang matang.
  5. Sedangkan menurut Danies Goleman mengartikan kecerdasan emosional itu sebagai kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri, mampu mengelola emosi, mampu memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain.
Sedangkan kecerdasan emosi adalah  kemampuan seseorang dalam mengendalikan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaaan, nafsu, setiap keadaan mental yang meluap-luap yang di dasarkan pada pikiran yang sehat.

Kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaaan orang lain , kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi, dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

Kecerdasan emosi adalah kekuatan di balik singgasana intelektual”. Ia merupakan dasar-dasar pembentukan emosi yang mencangkup ketrampilan anda untuk:
  • Menunda kepuasan dan mengendalikan implus
  • Tetap optimis jika berhadapan dengan kemalangan
  • Menyalurkan emosi-emosi yang kuat secara efektif.
  • Mampu memotivasi dan menjaga semangat disiplin diri dalam usaha mencapai tujuan.
  • Menangani kelemahan-kelemahan pribadi.
  • Menunjukkan rasa empati pada orang lain.
  • Membangun kecerdasan diri dan pemahaman pribadi.
“Secara konvensional kecerdasan emosi  diartikan sebagai kemapuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif”.
IQ umumnya berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis, dan diasosiasikan dengan otak kiri. Sementara, EQ lebih banyak berhubungan dengan perasaan dan emosi (otak kanan). Kalau ingin mendapatkan tingkah laku yang cerdas maka kemampuan emosi juga harus diasah. Karena untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik kita memerlukan kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi diri dan orang lain secara baik. Di sinilah fungsi dari kecerdasan emosi.

Kecerdasan emosi bukan merupakan bakat, tapi aspek emosi di dalam diri kita yang bisa dikembangkan dan dilatih. Jadi setiap orang sudah dianugerahi oleh Tuhan kecerdasan emosi. Tinggal sejauh mana pengembangannya, itu tergantung kemauan kita sendiri. Satu yang pasti, kecerdasan emosiolan kita akan terbentuk dengan baik apabila dilatih dan dikembangkan secara intensif dengan cara, metode dan waktu yang tepat.
Sumber :  http://www.info-kes.com/2013/04/memahami-kecerdasan-emosional-emotional.html
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------





Tapi jangan salah......dalam ending Film Basic Instinct.....pelaku bukan Catherine, melainkan Beth (Dokter Psychologi Polisi). Dan saat scene terakhir dalam film tersebut Detective Polisi (Nick) sedang berdua di atas ranjang dengan Chaterine, dan di bawahnya terdapat alat pemecah es. Alat untuk membunuh korban di Film Basic Instinct....seperti Es Kopi Vietnam itulah dalam kisah tewasnya Wayan Mirna di kedai kopi......Bisa jadi pelakunya.....saingan bisnis si kedai kopi, karyawan yang sakit hati sama bos, lover yang menjadi hater, teman yang sakit hati......Sepandai-pandai tupai melompat, melompat juga....kalau jatuh...., sudah waktunya dan Yang Diatas Tidak Pernah Tidur :)


 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....💘💗💖💕