Yang kamu baca adalah sebuah cerpen yang saia tulis dari apa yang saia rasakan, namanya rasa....dilidah saia kopi terasa nikmat tapi mungkin dilidahmu terasa pahit. Sebuah cerpen alias cerita pendek naratif fiktif. Ketika saia benar, apakah anda salah. Tentu tidak kan ??? Atau ketika saia salah, apakah anda benar. Tentu tidak juga kan ???? Atau ketika saia salah, anda salah...apakah mereka benar ????? Banyak kalee ya ternyata selain saia, anda dan tentu saja mereka...hehehhehee....
Ada "garis" yang kita buat dari pedoman....., terserah anda mau mempedomani apa :)
Asal jangan keluar garis, anda bisa "digantikan" ama yang lain. Itu salah satu aturan permainan masa kecil saia, bermain setatak. Saat dulu yang saia yakini saia punya "ucak" lasap alias ucak topcer. Ucak adalah sebuah batu yang dilempar dan lasap artinya batu tersebut tidak pernah keluar dari garis yang telah dibuat sebelumnya. Dan selasap-lasapnya ucak, ucak saia juga sering mengelinding keluar garis, sehingga saia digantikan oleh teman main saia dulu. Teman saia juga punya "ucak" lasap. Saia tersenyum ketika ucak lasap saia menjadi tiket saia untuk tetap bertahan dipermainan setatak tersebut, teman saia duduk dipinggir garis menunggu giliran, sampai kapan ???? sampai ucak lasap saia mengelinding keluar garis dan teman main saia pun tersenyum senang juga karena tiba masanya dia yang bermain.
Yang ngak enak itu main ama orang yang punya ucak lasap juga dan ucaknya keluar garis selayang. Ketika diambil kayu kecil dan digaris mengikuti garis gambar setatak tersebut, ternyata ucaknya bergerak. Artinya ucaknya dianggap keluar garis dan berarti giliran saia lagi untuk bermain. Tapi dia ngotot merasa tidak keluar garis, saia juga ngotot merasa dia keluar garis....kalau sudah "kareh-mengareh" alias "adu ngotot" merasa benar, kayu kecil yang jadi hakim sebagai ukuran ucap lasap keluar garis, bisa jadi saia ambil untuk melempar teman saia karena merasa dia bermain "ceradiak" alias bermain curang dan teman saia juga ngak mau kalah melempar batu yang menjadi ucaknya ke arah saia, karena dia merasa benar dan saialah yang bermain "ceradiak".
Atau bisa jadi ngak terjadi apa-apa..., teman saia mengalah atau saia mengalah sehingga permainan tetap berlanjut sampai dipanggil ibu saia atau ibunya dia pulang, untuk mandi....
Atau bisa jadi saia pulang dan teman juga pulang karena merasa permainan tidak lagi mengasyikkan...."cerdik kali kau, udahlah...aku ngak main lagi..." dan pulang ke rumah masing-masing..
Atau bisa jadi...kami ganti permainan lainnya karena ada teman yang nimbrung dan punya ide bermain karet. "Mari bermain...melompat lebih tinggi melebihi rentangan karet !" :)
Dalam permainan...."kita menunggu giliran, saat kamu bermain, saia menunggu giliran dan ketika saia bermain, kamu menunggu giliran bermain...." Itu permainannya. Tapi kalau kamu bermain, saia juga bermain. Itu namanya main masak-masakan :) "Masak apa bu ?????"