Thursday, July 30, 2015


MATI KETAWA CARA ORANG BATAK


Sumber : http://traktorlubis.blogspot.com/2011/04/mati-ketawa-cara-orang-batak.html





Jadi bukan hanya kalangan Sufi yang sanggup mengetawai diri mereka sendiri. Tanpa gembar gembor pun orang orang Batak sudah sejak jaman dulu kala suka mengetawai kebiasaan mereka sendiri. Dan ini sik, sebagai intropeksi diri kalau mau memandangnya secara positif.

Jadi suatu siang saya dan apara saya marga Pasaribu sedang ketawa ketawa komen komenan di Facebook tentang orang orang Batak. Yah, kami kami juga....

Entah apa yang saya minta padanya, dia ogah menyanggupi... maka...

LUBIS:
"Pelit kali kau apara.... memang betul betul Batak lah kau ini"

PASARIBU:
"Wakakakakaka.... pelit pelit... Mandailing yang dijuluki Manipol (Mandailing Ni Polit) apara.... " (Lubis memang kerap dikempokkan ke Mandailing, karena banyak yang Muslim)

LUBIS:
"Alah.... lebih polit nya Inang Inang Batak apara... kalau pesta bawa keranjang besar di kepala... isinya beras cuman setengah kilo... hahahahaha..."

PASARIBU:
"Hahahaha.... Botul bah! padahal perhiasan yang dipakainya sudah kaya toko mas berjalan ya......"

LUBIS:
"Hehehehehe... iya botul! Habis pesta kalau masih ada saudara sama yang punya pesta, pake minta dibungkus bawa pulang lagi.... wakakakakaka"

PASARIBU:
"Itu kan buat kucing apara..... Wakakakakaka"

LUBIS:
"Hehehehe.... Kurang ajar botul kau apara... Ibumu sendiri kau ejek-ejek....!"

PASARIBU:
"Wakakaka.... Kepalamu lah Apara! Ibumu rupanya tak inang inang ... wekekekeke?"

LUBIS:
"Hihihihi.... Ibuku Cina apara... jadi kalo pesta, berasnya sudah 3/4 kilo...wakakakakaka"

LUBIS + PASARIBU:
"WAKAKAKAAKAKAKAAKA NARITIK...!"

==========

Begitulah kira kira bercandanya orang Batak. Terdengar sangat kasar barangkali bagi ukuran orang Jawa. Tapi asli, itu tidak kasar, itu akrab. Bisa begitu kalau sudah ada semacam jalinan persaudaraan.

Marga Pasaribu dan Lubis memang masih saudara. Masih dalam satu Gank, gank Borbor namanya. Satu Gank juga dengan Harahap, Malau, Damanik, Batubara, Gurning, Sagala, Amabarita dan Purba.

Kemudian, tentang Mandailing, ini sebutan untuk Suku Batak yang ada di Tapanuli Selatan. Kadang mereka tidak suka disebut Batak. Jadi ada kecenderungan Batak itu sebutan untuk Batak Toba. Bahkan Batak yang berada di pesisir banyak yang sudah berubah menjadi Melayu.

Di pesisir Tanjung Balai - Asahan - Sumut, misalnya, banyak marga marga Batak yang sudah tidak tahu apa Batak mereka. Bila ketemu Lubis, anda tanya "Lubis darimana?" nanti akan dijawab, "Lubis Teluk Nibung"

Begitulah, akhirnya adat dan kebudayaan, klan dan marga tergerus jaman. Untungnya di kalangan Muslim Tapanuli Selatan dan Kristen di Tapanuli Utara, penghilangan marga ini tidak terjadi.

Saya sendiri sudah capek menghadapi Batak Batak yang menuding saya Batak Dale. Artinya Batak yang sudah tidak tahu asal usul seperti di pesisir Tanjung Balai itu. Karena aneh sekali kan, mengaku Batak tapi Buddhis.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Darmaweiny......30 Juli 2015 at 12.46

Daripada ikut berdebat di Fb padahal kapasitas otak saia untuk ngotot-ngototan pendapat rada terbatas dan gampang panas, lagian yang dibicarain hanya sekedar bicara model warung kopi...ya bicara aja, ngasih solusi ada...tapi ya bicara aja....Saia mungkin menghindari berdebat masalah politik dan masalah yang berat-berat, bukannya egois dan ngak peduli, kapasitas otak saia terbatas, separuh udah disita ama pr-pr saia, jadi kalau ada yang ngajak debat hebat namun sekedar bicara...saia lebih baik tidur, "maaf otak saia mau dipakai lama, ibarat flasdisk....kapasitas terbatas, ntar ketemu file bervirus...., ngak tahulah saia !!!   
Ok ini cerita saia malam ini :




"Katanya saia manipol ????"
 

Teman saia batak toba pernah juga menyatakan saya manipol...
alias mandailing polit, padahal enggaklah. Saia aja belum ngeh dengan sebutan mandailing. Sejak kecil saia tahu saia orang batak atau orang tapsel alias tapanuli selatan. Dan sekarang udah ganti menjadi Paluta alias Padang Lawas Utara. Baru dibilang saia mandailing kalau saia ketemu orang batak seperti batak toba atau simalungun. Ejekan manipol tersebut baru sekali saya dengar dari teman tersebut. Setahu saia ompung dari pihak ibu saia maupun ayah saia adalah orang yang cukup royal, jauh dari kata pelit atau kikir. Apalagi alm. ayah saia. Contoh kecil beda ayah saia ama ibu dapat dilihat dari ukuran durian yang dibeli saja. Kalau ayah saia beli durian sebesar kepala orang kalau ada yang lebih besar, pasti dibelinya dan belinya banyak pulak. Tapi kalau ibu, yang paling kecil aja dan dibeli seperlunya, separuh dimakan dan separuhnya dibuat kolak. 
Lumrahkan ibu-ibu sedikit perhitungan, soalnya bendahara harus pandai mengatur belanja, supaya kapal tidak karam dan apa yang dicita-citakan oleh orangtua saia supaya anak-anaknya mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dari dirinya tercapai.

Jadi kalau dibilang manipol....kayaknya ngaklah :) Tapi kalau ada yang pernah punya pengalaman dengan saia ditempat kerja dulu tahun 2002-an dan seperti ada bau darah manipol, ngak tahu lah ya. Saia membuat amplop dari kertas bekas untuk amplop bayar gaji karyawan, masa itu saya kerja sebagai kasir merangkap bagian accounting. Bagi saia, tidak susah mengajukan ke bos untuk membeli sekotak amplop setiap bulan pas nerima gaji tapi apalah artinya amplop yang penting isinya kan ??? Bagi saia, isi amplop yang terpenting ! Kalau amplopnya terbuat dari kayu jati sekalipun, kalau isinya hanya bisa beli aqua...., saya tidak perlu casing bagus terpenting berfungsi baik dan baik. "Bukan rancak dilabuah", kecek rang minang ! Penting isinya, kalau amplopnya hanya sekedar tampilan saja, menutup rahasia antar karyawan mengenai besar gaji yang diterima mereka hehehehe....

Bos besar saia pernah menegur secara halus sih untuk beli sekotak amplop. Lagi-lagi saia sedikit ngeyel dan saia pikir yang penting isinya. Akhirnya saia tiap gajian selalu beli kertas padi 2 gulung dan harganya ngak sampai 3000 perak. Jadi kalau besok nerima gaji, malamnya saya buat prakarya bikin amplop dari kertas padi itu. Saia tahu bukan saia yang punya perusahaan dan apa salahnya beli sekotak amplop seperti yang disaranin bos besar. Salahnya....adalah setetes manipol itu hehehe.....
Kamu dengar cerita ini jangan langsung angkat kaki dan koper lantas pindah ke lain hati ya huauahahahaha...ini hanya cerita !!! karena kalau kamu baca ini pasti setuju................kalau ngak setuju, "apakah saya perlu persetujuanmu ???" heheheheee


Hari ini cukup sekian dan selamat malam, gua lanjut buat pr dulu ya......hehehe.....
Enak ya kamu bisa tidur malam ini...tapi ngak apa, besok-besok saia yang membuat kamu tidak bisa tidur bertahun-tahun karena saia berhasil mencapai apa yang saia idam-idamkan. Hehehehehe just kidding !!!  


 Alhamdullilah akhirnya bisa diakses juga....💘💗💖💕