Alhamdullilah untuk Hari Raya Idul Adha tahun ini, khususnya malam ini. Terasa spesial hidangan ala-ala mendekati alakadarnya malam ini. ada rendang, buah naga dan melon, selada yang dibeli di Jalan Kartama kemarin dan cake coklat yang dibeli di tempat biasa, tumben malam jam 9 tadi masih buka. Rezeki anak sholeh hehehehe. Sebenarnya kemarin iseng lewat Jalan Kartama karena kebetulan ke rumah calon Nyah baru. Seperti yang diketahui di Jalan Kartama emang paling asyik buat belanja sayur mayur dan hasil kebun lainnya. Berhubung di Jalan Kartama, memang ada masyarakat yang mengusahakan lahannya untuk ditanami sayur mayur, jagung, cabe, tomat, buah-buahan dan lain-lain. Hasilnya dijual dipinggir lahan pertanian mereka yang letaknya ditepi Jalan Kartama tersebut. Berhubung kemarin puasa, liat selada segar yang dijual, jadi ngiler. Ujung-ujungnya dapat ide buat pecal ala-ala. Untung dapat info dari teman tempat jual bumbu pecal yang sudah jadi. Sehingga ngak perlu repot-repot buat kuah pecal lagi. Tinggal seduh dengan air panas, bumbu pecal tersebut. Jadi, maka jadilah hehehehe. Apalagi bude yang jualan bumbu pecal menjual juga telur rebus, sekalian angkutlah dengan kerupuk udangnya. Lalu dilanjutkan dengan membeli mie kuning di jalan searah pulang ke rumah. Btw busway, selain beli selada, di Jalan Kartama akuh membeli sesisir pisang dan buah pepaya. Hmmm...terbayang, suasana buka puasa yang terasa syahdu hehehehe. Namun diantara kenikmatan hidup yang ala-ala tersebut, "dikotori" oleh ulah mantan "bos"kuh yang buat naik darah. Anggapkan namanya Monyet. Dia yang membatalkan sepihak dan diblokir malah sewot, pengen biaya pekerjaan yang sudah kukerjakan, kurevisi malah kuajari pulak, dipulangkan setengahnya. Dengan alasan kerjaan yang kubuat salah. Begini kalau pekerjaan sudah dicopi atau diemail ke nyah atau bos. Kalau file-file yang kukerjakan sudah ditangan mereka, barulah berulah. Seolah-olah kerjaanku macam bubur ayam basi. Padahal sebelumnya apa-apa tidak.
Padahal baru seminggu lalu kejadian, ada bosku di Batam yang file kerjaanku sudaj kuemail. Pokoknya pekerjaanku sudah kubereskan, tinggal revisi. Ada beberapa kali sudah kurevisi dan kuemail balik ke "bos" yang di Batam tersebut. Lalu minggu kemarin nelpon dan sms kalau dia tidak bisa ujian dengan banyak alasan dan sms panjanggggggggg kali, minta pulangkan biaya, setidaknya setengahnya. Orang jahanam macam kek ngak banyak kutemui, tapi ada. Dan ciri khas orang jahanam seperti ini biasanya kalau file pekerjaanku sudah ditangan mereka. Banyak ulah, biasanya aku pakai prinsip, jasa yang telah digunakan tidak dapat dikembalikan. Kebayangkan kalau jual lontong, mereka beli sepiring, lantas mengeluh lontongnya ngak enak dan minta balikkan uang. Lucunya yang membatalkan sepihak dia dan dia juga yang menetapkan biaya yang harus dipulangkan. Satu kata, ini orang tipe caradiak !! Sebelum file dikasih, mana berani membatalkan. Kalau mau membatalkan, saat pertama kerjaanku selesailah. Ini ngak, pekerjaanku ada beberapa kali kurevisi. Wajarlah ada beberapa revisi dan dia juga ngak membatalkan saat direvisi tersebut. Dan kalau pekerjaan sudah mendekati 85 % selesai dan file sudah dicopi ke flasdisk mereka atau dikirim via email, baru berulah macam-macam, yaaa seperti itu minta pulangkan uang.
Dan yang buat aku mengerti ini adalah taktik karena dari dulu itu hanyalah akal-akalan orang licik. Karena tiba-tiba 3 hari lalu, "bos" ku yang di Batam tersebut melalui perantara teman dekatnya yang tinggal di Pekanbaru meminta buatkan daftar isi lengkap. Tahulah apa artinya, pekerjaanku itu masih dan tetap digunakannya. Walau kesal, pekerjaan tersebut tetap kukerjakan dan kukirim via email namun sebelumnya sempat kuchat sama teman dekatnya tentang perlakuan "bos" tersebut. Dan kejadian yang sama juga terjadi kemarin malam.
Balik kembali ke cerita "bos"ku yang mirip bosku yang di Batam tersebut. Suasana buka puasa yang syahdu terasa terganggu dengan chatnya, mana aku ada janji jemput data-dataku ke Panam. Yang buat naik darah, dia pengen ribut-ribut di rumahku. Ya ampunnnnn dikiranya siapa yang paling suka ribut hahahahahaha. Aku ???? Kamulah hehehehehe. Aku orangnya tipe meladeni ajjja. Orang jual, aku beli. Yang buat aku sedikit baper kalau ada yang suka "jual-jual" begini tapi dia bawa bapak/ayahnya. "Aku ribut nanti disana, aku bawa bapakku, bapakku polisi....bla..bla..."
Segala hantu belau bapaknyalah. Sejujurnya dari dasar hatiku terdalam....ceile. Dari kecil aku ngak diajari jadi penakut kecuali sama hantu hehehehehehe.
"Masih sama-sama makan nasinya" Itu nasihat Bapakku tapi ada satu hal yang membuat aku akan diam sediam-diamnya, kalau aku memang betul-betul salah, aku ngak akan bekeras bahkan diammmmm, senyap je 😇😇😇. Karena aku tahu, aku salah. Tapi kalau akau merasa aku berada dipihak yang betul, jangankan bapaknya, neneknya kuhadapi.
Kalau orang sudah bawa-bawa bapak/ayahnya, aku bawa siapa ???? Bapakku sudah ngak ada. Itu yang buat baper. Kalau ada, selesai semua sampai ke akar-akarnya.
Tapi emang dari dulu, kalau urusan sepele begitu, aku malas lapor Bapakku tapi kalau adikku yang nomor 2, berkelahi pasti mengadu ke Bapakku. Dan aku tahu Bapakku dan aku takut beliau khilaf aja. Dia suka bawa parang hahahahahahaha. Parangnya panjang pulak. Peralatan perangnya berupa parang panjang, kuku kambing sampai gergaji disimpan dibawah kaki lemari. Tapi Bapakku cuma mengertak aja, belum sampai hehehehe. Paling kalau sampai, bapakku masuk penjara dan aku dicap anak napi hehehehehe. Tapi untunglah sampai akhir hayatnya Bapakku tidak pernah kalap, paling ada dulu orang yang kalap dan panik lalu lapor polisi. Karena Bapakku cuma menggaris dan membatasi agar "keluarga" seeorang tidak boleh lewat dari batas yang dibuat bapakku dengan......parangnya huhuhuhu...
Untungnya lagi, laporan polisi dari "keluarga" tersebut, malah jadi pukulan balik bagi keluarga tersebut. Ujung-ujungnya pindah, mungkin dikiranya Bapakku, manusia gua yang gampang naik darah dan main tebas. Helloooo.....
Dari kemarin si Monyet itu sudah kuajari caranya kalau merasa tidak senang dan mau balikkan uangnya, laporkan ke polisi. Aku lagi dalam perjalanan ke Panam, monyet tersebut minta sama-sama ke kantor polisi. Kebayangkan siapa yang bodoh, siapa yang mau melucu. Aku yang dilaporkan menemai orang yang mau melaporkan aku. Sinting kan ??? Pengalaman kedua kayaknya ini. Dulu pernah juga, cuma waktu itu aku kasihan lihat seseorang yang mencoba menggertakku dengan ancaman lapor polisi. Aku temani dia ke kantor Polisi tapi tiba di depan gerbang kantor polisi, aku yang bersemangat minta dilaporkan dan menyuruhnya turun dari kendaarannya. Karena aku tahu itu hanya gertak sambal huhuhuhuhu....karena terbukti sudah di sapa oleh Pak Polisi disana, dia tidak turun dari sepeda motornya dan lantas pergi. Sampai kini cerita monyet itu berulang ke monyet berikutnya, malam tadi. Dan sengaja seharian di rumah menunggu, karena kemarin monyet tersebut bilang hari ini mau datang sama bapaknya, ibunya, tantenya....Ya Allah, ramainya hehehehehehe
Akankah lamaranku seramai itu nantinya hehehehehe.
Sudah dulu cerita monyet series....